29 August, 2007

15 comments 8/29/2007 03:30:00 PM

Alkisah Penyapihan…

Posted by isma - Filed under


pisah ASI, jadi mimik dot. dan, PR selanjutnya
adalah sapih botol dot. siap-siap ya, Dik.. hehe.


Penyapihan Shinfa sudah aku mulai sejak bulan April '07 yang lalu. Pas Shinfa 2,3th. Pakai getah brotowali yang aku olesin di puting. Secara beberapa minggu sebelumnya sudah dicoba cara ngomong baik-baik ala orang dewasa *alah* dan gatot mulu. Abis diolesi, Shinfa ngotot mau mimik ASI, biarpun aku dah bilang kalau mimik ibu pahit. Alhasil, begitu bibir Shinfa menyentuh puting, langsung deh dia nyengir dan nangis. Pakai acara mun-mun lagi saking pahitnya mungkin.

Tapi, ternyata cara brotowali berhasil. Hampir satu minggu dia tidak mimik ASI. Cuma, Shinfa masih kementil. Maunya nguyel-nguyel kendi emaknya.
“Bu, mimik til…”
“Eit. Kan pahit. Dikasih brotowali…”
“Botowali…? Oooh. Dimainan ya…”
*maksudnya tidak dimimik, tapi dibuat mainan aja ya…*

Ya sudah. Jadilah tiap mau bobok, Shinfa selalu pakai jurus “uyel-uyel kendi”. Malah kadang keterusan minta mentil. Minggu-minggu pertama aku masih suka kecolongan. Apalagi kalau malam tuh, pas Shinfa haus. *emaknya malas bangun sih..bikinin dot* Dengan sukses Shinfa mentil ASI lagi.

Tapi, sejak bulan Juni, aku berusaha lebih tegas.
“Dik Abit dah besar lho, dah sekolah. Dah pinter nyanyi. Masak masih mentil? Kayak Mbak Kecil *puterinya bude*. Nggak malu ya,” aku berusaha menjelaskan. Kadang berhasil, kadang Shinfa nangis kesal. Tapi, pokoknya tetap, no mimik anymore! "Nangis nggak papa kok, asal nggak mentil. Oke!

Yah, ternyata mang harus sabar, bener-bener sabar. Menerapkan berbagai macam teori penyapihan. Secara setiap anak punya keunikan dan karakter sendiri, dan tidak bisa disama-samakan. Malah aku juga pakai teori yang terakhir ini. Sekalian Shinfa pijat, aku minta sama Mbah Mus untuk menyapihkan. Sebenarnya Shinfa sudah tidak mimik ASI lagi waktu itu, cuma kebiasaan “main kendi emak”-nya masih saja berlangsung. Dan sama Mbah Mus, aku dikasih telor ayam sama air zam-zam untuk merebus. Habis itu telor sama airnya dikasihkan ke Shinfa.

Memang tidak serta-merta terbukti keberhasilannya. Wong abis itu Shinfa masih saja bilang, “Bu, dimainan ya…,” tiap mau bobok. Hehe, capeee deh!

Tapi, lama-kelamaan, mungkin karena tiap minta mainan “kendi” selalu aku tolak, dia jadi lupa kali ya sama kebiasaan itu. Terbukti sekarang, selain tidak lagi mimik ASI, dia juga nggak bilang “mainan-mainan” sebelum tidur. Malah kalau mau bobok, misalnya, di depan tivi, langsung aja ndelosor. Guling sana guling sini. Kadang minta dikeloni. Berdoa bersama sebelum tidur, meski Shinfa suka ngeyel sok nggak hafal. Abis itu lama gag ada suaranya, pas aku tengok, eh sudah merem. Dweeeh, pinter deh!
Continue reading...

28 August, 2007

17 comments 8/28/2007 08:21:00 AM

Arisan yang Serba Pintar

Posted by isma - Filed under


Rencananya aku mau ngajakin Shinfa arisan, motoran berdua, berangkat dari rumah pukul 14.30. Tapi, malam-malam, ada berita duka kalau adik Mbah Buyutnya Shinfa, yaitu Mbah Uyut Walijan meninggal dunia. *innalillahi wainna ilaihi raji’un. allahummarhamhu wa’afihi wa’fuanhu amiin*. Akhirnya aku berangkat dari rumah pukul 09.00, bersama ayah, Shinfa, juga keluarga yang lain untuk bertakziah dan menunggu proses pemakanan sampai pukul 14.30.

Capek sih sebenarnya. Tapi, demi janji arisan, aku ya tetep meneruskan perjalanan menuju Taman Pintar. Tanpa mandi, tanpa dandan. *sorry ya kalo bau wangi hihihi* Shinfa yang sudah lengket sama Mama Wati, jadi cuek dan sok nggak kenal ibunya gitu deh. Ya sudah, melenggang sendirian! Kebetulan sekali kan, aku bisa bergabung dalam milisnya Anna, Hilda, Isna, Ndah, Lulu, dan Nana, lajangmenarikgroup.com. *alah!*

bu'e shinfa, mama arya, mama alif, lulu,
mama firza, hilda, isna, anna.
yang absen, ndah, fa, nana.



Menunggu sekitar setengah jam di foodcourt sendirian kayak orang ilang, baru deh pada berdatangan satu per satu. Pesertanya nambah lho. Kemarin di rumah Ndah, kita cuma bertujuh. Sekarang ditambah Lulu, Anna, Wiedy, dan Nana, jadi bersebelas. Jelas dong tambah asyik. Mana kemarin ada diskusi *alah* soal pengalaman melahirkan. Catet! Pembicaranya Wiedy, sementara kita yang lajang *alah lagi* jadi partisipan. Unai sama Mama Firza sesekali menimpali, secara berdua nyambi momong Alif sama Keyna.

Tuh kan, ternyata arisan bukan cuma kocokan undian dapat tabungan. Ada banyak issue *ceile* yang bisa diobrolkan dan disharing bersama. Jadi, dengan arisan selain bisa bersilaturrahim, juga bikin pinter. Apalagi Isna tuh, gara-gara arisan kita jadi tahu kalau dia pinter bikin lutisan. Anna pinter bikin puding. Wiedy pinter milih bakpia yang enak. Hihi. Ada-ada aja ih! Mentang-mentang tempat arisannya di Taman Pintar ya, terus apa-apa serba dihubungkan sama yang pintar-pintar.

Tapi, bener lho. Mungkin terbawa suasana pinternya Taman Pintar kali ya. Sampai tangan yang ngambil kocokan untuk dapat arisan bulan depan ples kejatah EO, juga pinter. Muncullah nama UNAI. Kenapa dibilang pinter? Karena bulan depan kan sudah puasa. Jadi sambil arisan kita berbuka puasa, pakai bakmi jawa uenak ibu mertua. Hehe. Wis to, kebayang enaknya deh! Jadi, Ndah, Nana, dan Fa… bekal menyesal kalau kalian tidak datang lagi… xixixixi. CU bulan depan yak!
Continue reading...

23 August, 2007

14 comments 8/23/2007 12:28:00 PM

Field Trip ke Peternakan

Posted by isma - Filed under


Mendengar istilah peternakan tentu yang muncul di benak kita adalah banyak sapi, kambing, atau kuda, bergerombol di tengah tanah lapang yang dikelilingi pagar setinggi dada orang dewasa. Atau sederetan kandang bersekat-sekat membentuk bilik kecil untuk sapi atau kambing bertempat tinggal. Di kandang ini biasanya akan kita jumpai si ternak lagi makan, atau sapi yang sedang diperah. Ples satu lagi, aroma khas kotoran ternak tentunya.

Hm... kebayang serunya kan? Makanya ketika SALAM mengadakan kegiatan field trip ke peternakan langsung saja deh aku mendaftarkan Shinfa. Membayar iuran 20.000, sebagai biaya ganti untuk sewa bis, makan dan snack anak-ibu, dan minum susu segar. Rencana cuti hari Senin dimundurkan jadi Rabu. Secara ini kali pertama buat Shinfa jalan-jalan ke peternakan. Dan, kalau hanya karena nggak ada yang mengantar terus dia nggak ikut, kan sayang banget! Seperti Rabu yang lalu, Shinfa nggak ikut renang sama teman-teman SALAM gara-gara nggak ada yang nemenin. Kasihan deh!



Peternakan yang dikunjungi SALAM kali ini adalah UPT Ternak dan Tani kepunyaan Universitas Wangsa Manggala (Unwama) yang terletak di Kaliurang Sedayu Bantul. Ternyata Kaliurang juga ada di Bantul ya, hehe baru tahu aku! Padahal Kaliurang yang ini nggak jauh-jauh amat dari rumah Shinfa. Dibanding jarak ke SALAM masih dekatan ke peternakan Unwama. Kurang lebih menempuh waktu 15 menit. Oleh karena itu, aku sama Shinfa dianter ayah langsung ke peternakan. Biar tidak bolak-balik. Terus pulangnya dijemput lagi deh sama ayah.

Sampai di peternakan, teman-teman Shinfa belum ada yang datang. Jadi masih sepi. Tapi sudah ada para bapak dan ibu pengelola yang sepertinya sudah siap menerima kunjungan para balita dari SALAM. Shinfa kelihatan tersepona gitu melihat hamparan tanah lapang dan kandang yang berbentuk panggung. Nggak seperti punya Mbah Run ya...

Ooh, ternyata itu kandang buat kambing.
”Jenis kambingnya bermacam-macam. Ada juga yang kambing perah,” jelas Bu Pengelola.
”Walah, kambing juga ada yang perah ya?” aku memastikan.
”Iya. Malah kalau susu kambing itu kandungan gizinya lebih bagus lho dari susu sapi. Cuma memang jumlah produksinya kalah banyak dibanding sapi.”
”Ya iyalah, wong kambing cilik gitu. Kalo sapi kan meblong-meblong gedene,” hehe batinku lucu. ”Eh, susu ternaknya dijual ya, Bu atau disetor ke mana gitu?”
”Iya dijual. Tiap pagi juga sudah ramai di sini, para penduduk yang pada antri untuk membeli susu segar.”
Waaah, senengnya! Coba rumah Shinfa deketan ke sini, pasti juga ikut antri beli susu tuh!

Sebelum rombongan dari SALAM datang, berdua dengan Fatah yang juga naik motor, Shinfa kenalan lebih dulu sama sapi. Mengelus-elus kulit belangnya dan memberinya makan rumput kering. Akrab sekali mereka. Aku aja sampai heran. Biasanya Shinfa kan nggak bisa dilepas gitu, apalagi bisa akur main sama temennya, cowok lagi. Hehe jadi kencan pertama tuh di peternakan!



Baru beberapa menit kemudian, tiba juga rombongan 3 bus kota yang ditunggu-tunggu. Ternyata nggak cuma anak playgroup. Anak TK juga ikutan, tentu saja bareng ortu masing-masing. Ramai banget deh! Mana anak-anak balita lagi. Tingkahnya macem-macem. Aku cuma ngelihatin, sambil membujuk Shinfa supaya nggak mewek gara-gara pingin ikutan naik bis setelah melihat temen-temennya datang pakai bis. Hehe dasar anak-anak!

”Lho, Bu. Kenapa kok kumpul di sini?” protes seorang anak pas rombongan digiring ke pendopo. Pikirnya kok bukannya diajak jalan-jalan melihat sapi atau kambing ya. Hm, ternyata acara pertama adalah makan snack sambil mendengarkan sambutan selamat datang dari Pak Dekan dari Unwama. Katanya, program ini bagus sekali untuk memperkenalkan anak pada lingkungan dan alam sejak dini, sebagaimana konsep pendidikan berbasis alam yang dikembangkan oleh Bu Wahya. ”Itulah kenapa kita bisa semesra seperti sekarang,” kata Pak Dekan.

Acara selanjutnya, mulai deh jalan-jalan keliling peternakan. Melihat sapi diperah, masuk ke kandang kambing, lihat buah coklat, melihat-lihat tanaman hias, dan minum susu sambil beristirahat makan siang di pendopo. Shinfa mau aja tuh diajak jalan, tanpa gendongan sama sekali. Dia juga berani ngasih makan rumput gajah ke sapi. Meskipun pas diajak naik traktor dia bilang nggak mau, takut.






Dan, setelah sambutan penutupan, pukul 11.00 WIB, rombongan siap pulang ke rumah masing-masing. Tentu saja membawa pengalaman baru tentang sapi, kambing, dan traktor. Mungkin kecuali Shinfa. Lho kok! Hehe iya. Tetangga depan rumah Shinfa, Mbah Run dan Mbah Bar, kan punya kambing, sapi, juga traktor. Pantesan pas masuk kandang kambing, Shinfa tiba-tiba nyeletuk, ”Kambingnya kayak punya Mbah Bal.” Terus pas lihat traktor dia bilang, ”Taktol kayak punya Mbah Lun.” Hehe.

Tapi, gara-gara field trip kemarin, sekarang Shinfa jadi nambah kosakata baru, ”peternakan”. Tadi pagi aja, bangun tidur dia sudah nyeletuk,
”Buu, Dik Abit ke petenakan ya...”
”Kan udah kemarin...”
”Nanti ya...”
Walah-walah, masak ke peternakan terus sih, Shin. Ke peternakan depan rumah aja ya, liat sapi sama kambing punya Mbah Run hehe... Kan deket, gratis lagi!
Continue reading...

20 August, 2007

22 comments 8/20/2007 12:07:00 PM

Undangan Arisan Pintar

Posted by isma - Filed under


Assalamu’alaikum…

Dear ibu-ibu dan tante-tante Blogger Jogja, juga teman-teman Shinfa, ketemuan lagi yuk dalam Arisan Mbok Darmi.

Setelah survei ke lokasi beberapa minggu yang lalu, menimbang rumah Shinfa yang terpelosok ndeso *ntar arisan belum jadi dikocok dah pada teler kan repot hehe*, SMS-an dan koling sana-sini… akhirnya EO memutuskan:

Arisan Mbok Darmi edisi Agustus akan digelar…

Hari : Minggu
Tanggal: 26 Agustus 2007
Waktu: Pukul 15.00 (alias jam 3 sore) WIB.
Tempat: Taman Pintar Yogyakarta.


Jangan lupa nyaku duit 20.000 ya, juga makanan andalan untuk kita nikmati bareng-bareng. Kalo nyisa boleh kok dibawa pulang hehe. Dan, karena tempat arisannya di arena bermain anak-anak, jangan lupa untuk mengajak jagoan sama srikandi kita. Kalo yang belum punya, ngajakin ponakan atau anak tetangga juga boleh kok. Hehe.

Kita ketemunya di Food Corner, sebelah gedung kotak. Kalo masih bingung, tanya aja ya sama Pak Satpam di pintu masuk. Ting!



Demikian, semoga tidak nyasar. Kalo kesasar ketik C spasi D capeeek deeee! Hehe. Nggak ding, bercanda. Silakan hubungi nomer aku aja, maka aku siap mengguide… Oke! CU there on Sunday yak!

Wassalamualaikum….


Untuk diteruskan ke:
  • Yang ikutan dalam arisan perdana: Mama Firza, Mama Alif, Mama Arya, Ibu’e Shinfa, Fa, Hilda, Ndah, Isna… *gak ada yang kelewat kan?*
  • Yang ingin ikutan, hubungi aja komen atau SB di sebelah ya… Boleh banget!
  • Yang sedang menimbang-nimbang mau ikut… ikutan yuuuk!
  • Continue reading...

    14 August, 2007

    25 comments 8/14/2007 07:00:00 PM

    Our Beloved Village

    Posted by isma - Filed under
















    Sedang jalan-jalan di manakah Shinfa? Owh. Jangan pada mengira Shinfa lagi jalan2 ke hutan larangan ya hehe. Atau di perkebunan kelapa di pulau antah berantah. Enggak. Shinfa sedang jalan-jalan di sekitaran rumahnya di Moyudan Sleman. Masih kayak hutan kan?

    Setiap pagi, ya jalan setapak cor-coran itu yang diambah Shinfa buat jalan-jalan nyambi makan. Kadang ketemu kodok mati, kupu-kupu, kambing, jangkrik, ulat, atau kambing dan sapi punya tetangga depan rumah.

    Masih asri memang. Karena masih ndeso. Harga tanah aja masih 50rb/m. Cuma untuk ke kantor aku harus menempuh waktu 30 menit. Jalannya relatif lancar sih dan bebas macet, kan lewat ringroad. Selain agak bermasalah soal air. Masalah banget sih enggak. Hanya karena posisi rumah Shinfa dekat sama kali, jadi sumurnya agak kurang bagus ngetuk-nya (keluar airnya). Dan, tergantung sama aliran kalen dari saluran irigasi sawah. Alhasil warnanya memang tidak bening gitu. Tetapi, butek.

    Dan, sudah seminggu ini sumur rumah Shinfa kehabisan air karena irigasi sawah lagi jadwalnya mati. Biasanya setiap Agustus irigasi dimatiin barang 15 hari. Tujuannya apa aku kurang begitu tahu. Mungkin untuk perbaikan saluran.

    Tapi alhamdulillah, rumah Shinfa punya 2 sumur. Dan, sumur yang satunya karena lebih dalam, jadi airnya bisa ngetuk dengan baik. Warnanya juga lumayan bening. Cuma posisinya di luar rumah. Jadi, sudah semingguan ini kalau mau wudhu, misalnya, ya harus keluar rumah menuju sumur luar biarpun malam hari. Hm, padahal lingkungan sekitar masih hutan gitu, kebayang kan gelapnya? hehe...

    Ya, tapi biarpun begitu, kami enjoy-enjoy ajah. Because, we live in our beloved village... pada main yuuuk!
    Continue reading...

    09 August, 2007

    16 comments 8/09/2007 08:41:00 AM

    Tangisan Shinfaku...

    Posted by isma - Filed under


    Tambah hari Shinfa tambah kelihatan maunya. Alhamdulillah, aku bersyukur. Meski yang pasti aku, ayah juga anggota keluarga yang lain harus menambah porsi kesabaran menghadapi Shinfa.
    Termasuk sabar menghadapi tangisan klayunya tiap pagi sebelum aku berangkat. Biarpun sudah aku jelasin berkali-kali tentang kepergianku yang tiap hari itu, Shinfa tidak mau juga mengerti.

    Seperti malam kemarin, pas aku membacakan cerita Keris Si Acung yang aku pinjam dari SALAM…
    “Jadi karena Ibu si Bandi sakit dan tidak bisa bekerja lagi, akhirnya si Bandi tidak bisa sekolah dan harus memotong rumput untuk dijual ke pasar… Sama kayak ibu, tiap pagi pergi bekerja supaya Abik bisa sekolah dan tidak usah memotong rumput…”
    “Emoh-emoh!” rengek Shinfa. “Ibu ndak tindak…,” mulutnya sudah melebar siap mewek. Hehe… gatot deh!

    Alhasil, tiap pagi daripada berantem dengan penjelasan ini itu ke Shinfa yang buntutnya tetap menangis, malah aku jadi tidak tega… ya sudah, aku harus main petak umpet. Kalau dulu Shinfa masih mending mau diajak main, menghindari aku. Sekarang, usai makan dan mandi, dia nggak mau lepas dari aku. Dirayu dengan ajakan apa pun jawabannya tetap, “Sama ibu!” Ke mana pun aku bergerak, Shinfa dengan setia menguntit di belakangku. Atau, kalau tidak minta gendong. Strateginya bener-bener oke deh pokoknya!

    Lalu, sore harinya, pasti aku akan disambut dengan aksi protes Shinfa. Dulu setiap aku pulang dia akan menyambut dengan cium tangan terus minta gendong. Sekarang, dia akan menatapku sengit dengan mulut mecucu. Seperti marah dan kesal. Jangankan diajak salaman, aku dekati aja dia langsung marah-marah dengan memukul atau njempling-njempling khas karena minta perhatian.

    Biasanya aku cuma tersenyum, ganti baju, terus aku angkat deh Shinfa dalam gendongan. Setelah itu, baru Shinfa bisa menangis sambil berucap parau, “Ibuuuu…ibuuuu.”
    “Iya, Adik kenapa? Nih, Ibu tiap sore kan mesti pulang. Sayaaaang,” ucapku menghibur sambil mengelus-elus rambutnya.

    Yah, ternyata biarpun seharian aku tinggal, Shinfa lebih lekat sama aku dibanding anggota keluarga yang lain. Kenapa dia jadi uring-uringan gitu, mungkin karena kangen ya. Seperti misalnya aku kalau dulu kangen sama siapa gitu (suit…suit…), bukannya seneng kalau sudah keturutan, pasti pinginnya marah-marah karena seolah dia nggak merasa kalau dikangeni… cieeeee.

    Masih juga berhubungan dengan tangisan, kalau kesal dulu Shinfa nangisnya cuma, “Hwaaaa….hwaaaa….hwaaaaa…..” Sekarang tangisan Shinfa ada nada tambahannya, “Bbbbbbhbbaaaaa…hwaaaaa…. Bbbbbaaabaaaaaa….,” dengan mulut geregetan dan tangan terkepal-kepal. Atau dengan tambahan menggigit, mencubit, malah melempar sesuatu ke arahku. Mundake kok ada-ada aja ya!

    Tapi, itu… berarti kemampuan emosi Shinfa makin bertambah kan!
    Continue reading...

    06 August, 2007

    15 comments 8/06/2007 11:23:00 AM

    Kembali ke... SALAM!

    Posted by isma - Filed under


    Seperti biasa setiap Sabtu sudah menjadi kesenanganku menemani Shinfa bermain-main di SALAM. Setelah liburan panjang, Shinfa sudah kembali ke kelompok bermainnya itu, senin, 15 Juli 2007 yang lalu. Hari pertama masuk, aku mbelain ngantor siang secara ayah yang kejatah menemani Shinfa di SALAM tiap hari senin, sedang ada acara. Sebenarnya bisa sih mbolos, tapi rasanya kok eman. Hari pertama gitu loh…

    Sejak pertama masuk sampai hari sabtu seminggu yang lalu, aku sama Shinfa selalu diantar jemput. Baru sabtu kemarin nih aku motoran sama Shinfa. Dan, ada perkembangan menggembirakan lho… Shinfa sudah mau duduk di depan, alias tidak digendong lagi. Alhamdulillah… pundakku tidak teol lagi deh!

    Eh tapi, tiba-tiba di tengah perjalanan,
    “Ibu, ilipen…,” keluh Shinfa. Matanya kemasukan debu.
    “Oh iya, kacamatanya kelupaan di rumah. Ntar beli lagi aja ya…”
    “Dik Abit kan dah punya.”
    “Iya. Yang di rumah kan sudah kecil. Beli lagi aja ya,” rayuku biar Shinfa gak ngajak balik ke rumah. Bisa-bisa seminggu baru sampai SALAM kita, hehe. Maklum, dengan Shinfa duduk di depan aku cuma berani banter 45 km/jam.
    “Dik Abit beli kacamata, Bu…,” rengek Shifa kemudian. Yes-yes! Akhirnya Shinfa takluk juga.
    “Iya…”

    Mampir deh kita ke swalayan di pinggir jalan. Untung njual kacamata, kalo nggak…wah bisa maksa balik ke rumah dia, parahnya lagi kalau sampai mogok gak mau duduk di depan. Ampun deh pundak aku! Tapi, itu tidak terjadi. Karena, dengan kacamata baru, semua aman terkendali. Aku dan Shinfa pun dengan lancar sampai di SALAM. Meskipun telat hampir setengah jam, dan anak-anak sedang bersiap-siap menuju gubuk dan ladang bermain. Hari itu ada kegiatan menggambar pakai tangan dengan warna dari adonan tepung kanji dan pewarna makanan. Seru deh!

    Nah, sekarang ayo ikut Shinfa jalan-jalan di SALAM yuk…

    sebelum berangkat, pose dulu ah sama ayah.


    Setelah pintu masuk,
    kita akan melihat rumah panggung untuk anak TK.
    Karena Shinfa kelas Kelompok Bermain, jadi jalan lurus aja…
    melewati jalan setapak pematang sawah.


    Di sebelah kanan jalan pematang ada ladang bermain.
    Di depan prosotan dan lorong jembatan itu ada tanah lapang,
    yang juga berfungsi untuk kegiatan luar kelas.
    Entah tanam-tanam, nyanyi-nyanyi, mewarnai,
    main jamuran dan lain sebagainya.


    Lalu, melewati gubuk di belokan pematang.
    Selain untuk ngadem, tempat main, belajar,
    juga menemui tamu, bahkan untuk tempat rapat
    para pengasuh SALAM. Gubuknya berbentuk semi panggung,
    di bawahnya ada kolam ikan air tawar.


    Terus melewati pematang, sampailah kita
    di rumah sawah. Tempat mainnya Shinfa.


    Shinfa hobinya sama puzzle.
    Trus, Bu Anik lagi pegang pot itu,
    cerita tentang menanam bunga,
    sebelum anak-anak berkotor-kotor
    menanam bibit bunga roselia
    di dalam pot atau bekas gelas air mineral.


    Habis main-main, saatnya pulang deh.
    Kembali melewati jalan setapak pematang sawah.
    See U... Sabtu main-main lagi ya...


    Cuma, memang sampai sekarang Shinfa belum juga keluar keberaniannya. Dia masih jago kandang. Duduk aja kadang masih suka minta dipangku. Ibunya disuruh jadi anak-anak lagi hehe.

    Tapi, ya begitulah anakku. Dan, aku berusaha untuk menghadapinya sebagai Shinfa. Dia pasti berbeda dengan Shane, Sekar, Arum, Fatah…yang sudah berani main-main sendiri. Dengan satu keyakinan, bahwa semua perlu proses. Seperti Shinfa yang semula nangis-nangis kalau tidak aku gendong pas naik motor, sekarang sudah pede duduk manis di depanku. Suatu saat, insyaallah akan tiba waktunya Shinfa bisa berani, bernyanyi di panggung meja…merasa nyaman dan aman, dan tidak gampang takut sama orang lain. Jangan khawatir ya, Nak. Ibu akan selalu mendampingimu…
    Continue reading...

    03 August, 2007

    16 comments 8/03/2007 11:04:00 AM

    Berat Badanku...

    Posted by isma - Filed under
    Pengumuman…
    Dumumkan kepada Ibu-Ibu
    bahwa BB alias Berat Badan Bu Isma naik 1 Kg.
    Sekian, terima kasih.


    bandingkan...xixixi


    Huehuehue… tepuk tangan dong!
    Jangan-jangan ini pertanda kalo kehidupanku semakin makmur ya… hehe. Jadinya aku tidak banyak pikiran, nafsu makan pun bertambah, dan tara… bobotku berhasil naik tiap bulannya 1 kg sejak Juli kemarin. BB-ku yang semula 44, bulan Juli naik jadi 45, dan Kamis abis maksi kemarin iseng-iseng nimbang di apotik sekalian beli minyak ikan buat Shinfa, ternyata sudah nambah jadi 46. Selamat…selamat!

    Atau, bisa jadi berat badanku nambah karena aku sudah berhasil cuek dan ndablek? Berhasil tidak banyak memikirkan masalah secara njlimet, dan menikmati apa saja apa adanya. Atau, jangan-jangan justru karena stress nih, terus malah pingin banyak makan, apalagi malam hari, sebagai pelampiasan?

    Hehe. Embohlah. Yang jelas, sejak dulu-dulu sebenarnya, setiap jam 3 sore, perutku sudah kukuruyuk. Kalo abis maksi beli roti, sebelum jam 3 juga sudah habis tuh hehe. Apalagi kalau sampai rumah, yang pertama aku tandangi setelah ganti baju adalah meja makan. Kalau malam juga suka ngemil, terutama roti. *weks, camilan kok roti, Bu?!* Trus, kalo sabtu-minggu, mulutku rasanya terus-terusan pingin nggiling sesuatu.

    Kayak semalam, pas ayah ada mau keluar ke pasar klitikan Tugu, aku dah membayangkan terang bulan keju depan BCA Katamso.
    “Tugu-Katamso adoh je, Nduk. Sok neh wae yo…”
    “Aduh… aku kangen banget ki karo terang bulan keju kae. Wis kemecer, suwi ra ngrasakke,” aku memelas. Tapi, ternyata rayuanku gatot, dan semalaman perutku jadi kemruyuk.

    Jujur, aku seneng banget dengan BB-ku yang terus bertambah. Biar orang-orang pada ikut senang kalau melihat aku. Soalnya, setiap aku mudik ke Pekalongan pasti deh, mereka pada menatapku nelangsa karena melihatku yang kecil kurus. Ternyata susah juga meyakinkan mereka kalau sebenarnya BB langgananku dari sebelum nikah memang 44-45 kg. Baru kemudian ketika hamil Shinfa bobotku melar jadi 68 kg. Dan alhamdulillah, tanpa diet apa pun, BB-ku akhirnya kembali normal jadi 44 lagi. Yah, mungkin karena yang tersimpan dalam memori mereka adalah kemelaran pas aku hamil itu kali ya, 68 kg. Jadi, pas aku bisa susut seperti sedia kala, malah terlihat kurus dan mengenaskan.
    “Iya, awakmu kok gering kokuwi, melaske,” ucap ibuku.
    “Wah kalo gitu program dietku berhasil dong…,” selorohku cuek, daripada metenteng menjelaskan soal BB langganan. Capeeek deeeh.

    Jadi, kalo ibu-ibu yang habis menikah n melahirkan terus melar malah pingin langsing lagi, wah… kebalikan aku dong ya. Hehe. Aku malah pingin gemuk dan ginuk-ginuk tuh. *asal gak obesitas aja!* Apalagi kalau Shinfa juga ikutan. Soale ayahnya malah sudah duluan gemuknya hehe… Paling tidak biar ketika ada orang rumah yang nyeletuk: “Walah, saiki kok lemu…” Aku bisa jawab, “Alhamdulillah, berarti uripku makmur to.” Dan, itu berarti BB-ku sudah ikut membuat mereka bungah dan marem.

    Jadi, selamat bertambah berat badan ya, Bu Isma… Ting!
    Continue reading...

    01 August, 2007

    17 comments 8/01/2007 04:15:00 PM

    Bye...Bye Ngompol....

    Posted by isma - Filed under


    Umur tiga bulan,
    Mbah Idah sudah mewanti-wanti supaya Shinfa dibiasakan pipis pada tempatnya alias tidak ngompol. Atau kalau istilahnya sekarang, toilet training. Jadi, menurut teori simakku itu, setiap tiga atau empat jam, anak dibawa ke kamar mandi buat disuruh pipis. “Tur…tur,” begitu instruksinya. Tapi, tidak bersifat memaksa harus pipis lho. Untuk membiasakan saja.

    Cuma, aku memang tidak telaten, selain karena tidak seharian penuh dalam seminggu menemani Shinfa. Jadinya, Shinfa aku biarkan belajar dengan ngompol. Karena aku memang tidak membiasakan pakai diapers. Kecuali kalau mau bepergian dan lagi musim hujan. *hehe, sama aja yak* Jadi capek memang. Setiap kali Shinfa ngompol, langsung deh pada teriak, “Mbak, Mas, Abik ngompol.” Sebagai instruksi buat aku atau ayah untuk ngepel.

    Kalau tidur, sudah pasti ngompol. Biarpun sebelum tidur sudah pipis. Makanya, Shinfa kalau tidur dialasi perlak biar tidak nembus sama kain popok. Kalau malam, aku atau ayah juga biasa mengganti popok dan celana Shinfa. Cuma dari bulan ke bulan, ritme ngompolnya semakin berkurang. Dulu, semalam bisa sampai tiga kali. Lalu, dua kali, dan sekarang paling sekali, malah tidak ngompol sama sekali.

    Barulah ketika sekitar sepuluh bulanan,
    Shinfa sudah mulai ngoceh bahasa planet, toilet training bener-bener diberlakukan. Jadi, setiap tiga atau empat jam, Shinfa dibopong ke kamar mandi diajak pipis. Kadang kita harus menunggu lama, baru deh dia pipis. Atau langsung tur ajah. Atau Shinfa malah tertangis-tangis. Gara-gara, dia baru aja diajak pipis sama ayah, karena aku nggak tahu, aku ajak dia ke kamar mandi lagi buat pipis. Hehe. Semangat banget yak, toilet trainingnya.

    Kalau untuk BAB, relatif lebih mudah. Pas belum bisa bilang, “Bu, inyek…,” aku cukup berbekal pengamatan. Kalau Shinfa sudah diam, dengan wajah tegang, nah itu dia tanda-tanda mau BAB. Cuma kalau kebobolan, repotnya melebihi ngompol. Hehe. Soalnya kan menyisakan noda yak! Hiiii….



    Sampai masuk usia dua tahun,
    Shinfa sudah benar-benar tidak mau dipakein diapers kalau mau bepergian. Risih kali yak karena tidak biasa. Kalau tidur juga tidak ngompol, dengan syarat sebelum tidur diajak pipis dan Jogja tidak dalam cuaca dingin.



    Terus, tepatnya sih dua tahun lebih empat bulanan, Shinfa sudah bisa mengontrol pipisnya. Ini yang paling bikin aku sekeluarga seneng. Jadi, kalau mau pipis dia pasti bilang, “Bu, pipis.” Tidak seperti awal-awal yang masih suka kebobolan. Bilang pipisnya setelah pipis keluar.

    Jadi, sekarang aman deh! Tidak lagi gonta-ganti celana karena diompoli. Bye bye ngompol…
    Continue reading...