Showing posts with label hawaii. Show all posts
Showing posts with label hawaii. Show all posts

24 February, 2019

1 comments 2/24/2019 02:11:00 PM

mudik ke manoa

Posted by isma - Filed under , ,

waktu aku akan balik ke indonesia dari hawaii tahun 2012, aku sudah berharap kalau suatu saat akan bisa datang lagi ke pulau cantik ini. harapan itu terus aku hidupkan, entah kapan, yang pasti suatu saat akan terwujud. sampai setelah tujuh tahun berlalu, pada 2019 mimpiku menjadi kenyataan. pengalaman 2019 ini hampir sama dengan pengalaman 2012. selain ikut conference di east west center, kali ini aku juga terbang ke university of california di los angeles (ucla) untuk ikut conference di center of southeast asian studies. jadi, menikmati dua kenangan di kota yang sama tujuh tahun silam. aku senang luar biasa.

perjalanan dari amsterdam ke los angeles aku tempuh melalui barcelona. transit selama 4 jam cukup untuk aku pakai self transfer dengan norwegian airlines. usai acara conference dua hari, aku melanjutkan perjalanan ke honolulu menggunakan hawaiian airlines. meskipun satu usa, jarak tempuhnya lumayan jauh, 6 jam perjalanan. ditambah dengan bayangan kalau aku tengah mengudara di atas lautan pasific, terus terang, aku jadi was-was. apalagi pas pesawat kena turbulence, duuuh, rasanya koma.


perjalanan [yang terasa] panjang itu akhirnya terbayar dengan kesempatan untuk menghirup kembali udara honolulu. "ini nggak lagi mimpi kan?" aku membatin berulang-ulang saking senengnya. aku senyum-senyum sendiri. bahagia luar bisa. kebayang kan, selama tujuh tahun aku memendam keinginan untuk kembali ke honolulu. rasanya ingin teriak, "whooooiiiii, aku balik ke hawaiiiiii. aaaaaahhhhh!!!" haha dan baru kesampaian teriak pas aku sudah masuk mobil kak yati yang menjemputku.

"look isma, that is china town. you remember?" tunjuk kak yati. aku tertawa. gimana aku bisa lupa, pasar langganan mahasiswa east west center yang kami kunjungi setiap weekend. baik untuk belanja sayur mayur, atau makan dimsum, atau makan pho yang legendaris. "wow, look isma, rainbow!" kali ini kak yati menunjuk ke arah perbukitan manoa. aku lihat garis berbagai warna melengkung di kaki bukit yang hijau. sepanjang perjalanan bibirku menyungging senyuman.

banyak teman yang bilang kalau kembali ke manoa belum tentu suasananya akan seperti tujuh tahun silam ketika kami semua masih berkumpul bersama. karena memori tak cuma tercipta oleh waktu dan tempat, tapi juga orang-orangnya. tapi ternyata, honolulu dan manoa memang tak berubah, bangunan, tempat, penampilan, suasana juga orang-orangnya. kalau saja bukan karena kebaikan dan kehangatan kak yati, anis, hanny, kak tika, kak rina, sita, bu barbara, pak jojo, jill dan marle, kim, duyen, katie, mika, pahole ... mungkin aku akan merasa seperti anak ayam kehilangan induknya. meratapi kenangan honolulu dan manoa sendirian.



hari pertama, senin, 11 february 2019, anis menemaniku hiking ke diamond head pagi buta untuk mendapatkan sunrise. satu hal yang belum pernah aku lakukan selama dua tahun di hawaii. haha terlalu ya. "masak mbak?" anis juga nggak percaya. "snorkeling?" tanya anis. aku menggeleng. "renang di kampus?" aku menggeleng lagi. "surfing?" aku tertawa, renang di pantai saja cuma tiga atau empat kali, mana bisa surfing. anis akhirnya "memaksa" untuk mengajakku snorkeling di hanauma bay pada hari rabu, sekalian kami berkeliling pulau oahu dengan mobil.

snorkeling. dulu, temanku saipul rapi pernah mengajak untuk snorkeling. tapi karena aku nggak bisa berenang, aku tak pernah berani untuk mencoba. aku takut pada air dan kedalaman. waktu kemarin mencoba, aku sempat bingung karena masih saja bernapas lewat hidung. jadi beberapa menit pertama aku latihan bernapas lewat mulut. setelah itu, latihan mengambang pakai pelampung. lalu anis menarik tanganku menuju ke tengah laut. aku tengkurap mengambang dengan pandangan menatap dasar pasir laut sambil berusaha rileks dan konsentrasi mengatur napas. satu menit, dua menit, tiga menit ... nggak sampai sepuluh menit aku gelagapan dan segera berdiri. "sudah ah, aku nggak bisa, nis." ha ha akhirnya aku menyerah. anis geleng-geleng kepala.


kembali ke manoa, aku menemui satu per satu orang yang sudah berjasa dalam pendidikanku. ada prof. barbara andaya yang aku temui hari senin, dan hari selasa, aku diminta untuk sharing penelitianku di kelasnya: ASAN 496, Religions in Island Southeast Asia. waktu ia berkirim email, "we are working on Islam now. It would be wonderful if you could come for just a brief time and talk about female ulama in indonesia and their works on behalf of women", aku berasa koma saking terkejutnya. ini serius? ibu sejarawan SEA ini berkenan menghibahkan waktu 30 menit dari jam mengajarnya, mulai 12.00-01.15 pm, buat aku berbicara. ia juga menunjukkan salah satu novelku "ja'a jutek" ke mahasiswanya dan mengalungkan lei bunga sebagai bentuk penghargaan. aku terpukau.

ketika aku berbicara di kelasnya, perasaanku tenang dan pede saja. toh aku presentasi di hadapan mentorku, yang siap membantu, memberikan penjelasan tambahan saat aku keteteran. seperti inilah seorang pembimbing seharusnya memberikan dampingan, meskipun sudah lulus, sudah bukan bimbingannya lagi, ia tetap menjadi pembimbing. aku jadi ingat ketika ikut women in asia conference, satu topik diskusi membahas tentang pentingnya mentor dalam perjalanan karir akademik seorang scholar. yes, i couldn't agree more. dan bersyukur, pembimbingku di program S3 ini, menunjukkan kebaikan seperti baiknya bu barbara.


tapi kata seorang teman, "you have skills to maintain good relationship." karena nggak cuma dengan bu barbara, aku juga masih berkomunikasi dengan jill takasaki, mentorku dari program east west center mentoring program. ya, buatku mudah saja. aku tetap berkirim kabar, bercerita tentang apa yang aku lakukan dan ia pun melakukan hal yang sama. buatku, selama mereka mau meresponse, mereka menerima baik emailku dan berkenan dengan hubungan ini.

hari kamis, jumat, dan sabtu aku mengikuti east west center conference, melakukan dua kali presentasi. semula aku pikir bisa sekali saja, tapi ternyata tidak boleh menarik abstract. ya sudah. ketika aku bilang ke bu barbara, ia berkenan untuk datang di panelku tentang perbandingan pendidikan untuk ulama perempuan di indonesia dan morocco. padahal itu hari sabtu, bukan hari kerja. ia bahkan tiba lebih dulu di ruangan sebelum aku datang. lagi-lagi, aku dibuatnya sangat bersyukur.


tersisa tiga hari di honolulu. aku menikmatinya dengan jalan-jalan ke china town, menikmati kebersamaan di acara international potluck meskipun telat, juga potluck oleh warga indonesia di honolulu. dan tak boleh terlupakan adalah menikmati kuliner yang bikin kangen. anis menemaniku menikmati udang geovani, poke alias ikan mentah ala hawaii, dan mie udon yang endesss. hanny mentraktirku makan pho di china town, kak tika membawaku ke shabu-shabu home sweet cafe, jill menawarkan makanan apa yang aku kangeni dari hawaii dan aku menjawab "red lobster", juga katie yang rela batuk-batuk karena makan es krim demi memenuhi keinginanku. ahh, nikmat mana lagi yang bisa aku dustakan?

sepuluh hari mungkin waktu yang singkat. tapi, dengan kehangatan dan kebaikan dari teman-teman dan senior di honolulu, sepuluh hariku menjadi begitu bermakna. ketika pesawat tinggal landas, aku tak lagi mewek seperti tujuh tahun silam. mungkin karena ada keyakinan bahwa suatu saat bisa lagi sampai ke honolulu lagi. atau, karena sudah kangen banget sama krucil di leiden. hehe entahlah. dan perjalanan balik jadi berasa lebih panjang. dari honolulu ke san fansisco selama 5 jam perjalanan. transit tiga jam, berlanjut san fransisco ke frankfrut selama 11 jam. transit satu jam dan perjalanan diteruskan ke amsterdam selama 1 jam. selama 16 jam itu aku harus berdamai dengan perasaan was-was dan kuatir, terutama pas turbulence. komat-kamit membaca shalawat meminta doa keselamatan. begitu tiba di amsterdam, rasanya baru saja mendapatkan keajaiban. mengucap syukur dan bahagia tiada tara.
Continue reading...

22 December, 2014

15 comments 12/22/2014 10:00:00 AM

Ibu Peri dari Hawaii

Posted by isma - Filed under ,
foto july 2012, sebelum saya mudik

Ketika saya tiba di ruang kerjanya, si ibu berambut pendek simpel itu langsung berdiri menyambut kedatangan saya. “Apa kabar, silakan,” ucapnya dengan bahasa Indonesia yang fasih. Saya tersenyum, mengikuti petunjuk tangannya untuk duduk di kursi kosong di dekat meja kerjanya. Ruangan itu tak seberapa luas, kira-kira 3x3 meter. Dari posisi berdiri saya di tengah pintu, saya melihat rak-rak buku berjajar di sebelah kanan saya, menyisakan lorong untuk masuk menuju meja tempat komputer dan dua kursi untuk si ibu dan tamunya. Letaknya yang berada di ujung ruangan, tempat si ibu biasa berkutat dengan komputer memang agak tersembunyi, terhalang rak-rak buku.

Namanya Ibu Barbara Watson Andaya. Guru besar kajian Asia Tenggara yang berasal dari Australia ini menikah dengan Professor Leonard Andaya dari Philippine, dan berkarir serta menetap di Hawaii US. Meskipun namanya sudah tak asing di telinga lewat cerita seorang teman, saya bertemu pertama kali dengan Ibu Barbara tahun 2010, tepatnya awal semester pertama saya sekolah di University of Hawaii at Manoa. Ia memiliki dua puteri yang sudah sama berkeluarga. Foto-foto indah keluarga besarnya dan senyum lucu cucu-cucunya tampak bertebaran menghiasai dinding ruang kerjanya. Menyenangkan sekali.

di ujung dalam itu, ruang kerja Ibu Barbara

Beberapa kali saya menemui Ibu di ruangan itu, biasanya untuk revisi paper, konsultasi mata kuliah, atau meminta rekomendasi. Bahkan hingga dua tahun setelah kelulusan saya, Ibu Barbara masih menjadi pembimbing akademik dan editor paper-paper yang saya tulis. Teman-teman saya sampai pada heran. Ini karena si Ibu yang terlampau baik hati, atau saya yang tidak tahu diri, haha saya susah menilainya. Bagi saya Ibu Barbara adalah seorang Ibu dan Ibu peri. Meskipun saya bukan muridnya yang pintar dan menonjol, sikap dan perhatiannya tak membuat saya jadi minder dan takut salah. Persis seperti sikap Ibu sama anaknya.

Saya ingat, ketika pertama menulis paper untuk mata kuliahnya, Scope and Method on Southeast Asian Studies, ia dengan sabar menjelaskan bagaimana menulis paper yang baik. Tema paper yang bagi orang lain mungkin remeh temeh, Bu Barbara justru menunjukkan keunikan dan potensi dari paper saya. Ia juga menyarankan supaya saya mengirim paper saya yang sudah ia edit ke redaksi jurnal graduate students, Exploration, dan akhirnya berhasil diterbitkan. Haha ini benar-benar menyentuh ruang batin saya sebagai mahasiswa yang pas-pasan modal bahasa inggrisnya.

dinner di rumah Bu Barbara

Seperti dengan Ibu saya sendiri, saya selalu cerita hal-hal penting berkaitan dengan pengembangan karir dan studi saya, mulai dari kesempatan ikut konferensi, short course, atau rencana untuk apply program tertentu. Dan seperti biasa, Ibu Barbara selalu menanggapi dengan antusias, bahkan ia sempat berkirim email, bertanya ketika melihat profil linked in saya memampang pekerjaan baru, dengan subject: glad to see your new position. "Are you working for AUSAID? What do you do in your work now?" tulisnya. Meskipun ia sibuk, saya ingat betul ia tak pernah lama membiarkan email saya tanpa balasan. Selalu cepat, bahkan selang beberapa menit. Satu teladan yang ingin saya ikuti. Ia yang sudah professor saja bisa se-humble itu menghargai orang lain, saya semestinya lebih rendah hati lagi. Saya sampai berkaca-kaca saking terharunya dan sangat bersyukur mendapat kesempatan menjadi mahasiswa yang dibimbingnya.

Saya ingin sekali bisa berkunjung ke Hawaii lagi, untuk bertemu dengan Ibu Barbara, menikmati setiap sudut ruang kerjanya yang penuh ornament khas Asia Tenggara. Saya selalu berdoa akan datangnya kesempatan itu. Kami memang hanya dua tahun berinteraksi dan hanya sesekali bertemu, tapi waktu yang singkat itu cukup membuat kesan yang sangat mendalam di hati saya. Selamat hari Ibu, Bu Barbara. Saya selalu berdoa untuk kesehatan dan kesuksesan Ibu. Setiap abjad yang Ibu ajarkan pada saya akan menjadi simpanan pahala dan berkah untuk kebahagiaan Ibu dan keluarga sepanjang waktu.

karena surat rekomendasi ibu, saya sering dapat grant utk travel atau riset

diposting dalam rangka hari ibu, bersama KEB
Continue reading...

08 February, 2013

4 comments 2/08/2013 12:27:00 PM

Meninggalkan Hale Manoa

Posted by isma - Filed under
suasana terakhir kamar 602g
pagi itu, 31 Juli 2012, aku bangun lebih awal dari hari biasanya, bahkan hanya setelah dua jam tidur di kamar 602 G hale manoa. mataku masih berat, bukan cuma karena masih mengantuk dan lelah, tapi karena tangisku yang semalaman. dinding hati dan perasaanku jebol, tak kuat menahan adukan rasa senang karena akan pulang ke tanah air, dengan haru dan pilu karena harus meninggalkan pulau surga ini. pagi yang biasanya aku tenggelam menikmati kicauan burung-burung kecil yang hinggap di bibir jendela, sambil mengerjakan paper, pagi kali ini aku bahkan seperti tak menjejakkan kaki. hampa dan kosong.

tiga koper besar dan satu carry on sudah siap. sementara aku masih harus mengemasi barang-barang kecil untuk masuk ke dalam backpack. selesai mandi dan makan nasi ala kadarnya, aku siap untuk pergi. kembali, gelombang rasa haru menggedor-nggedor dinding hati. aku sempat merekam saat-saat terakhir di kamar sempitku. menyimpan memori tentang jendela berkaca besar lengkap dengan view kotak kakbah atap gedung pemantau cuaca, gerumbulan dedaunan hijau di atas bukit, dan jalan pertigaan east west road yang bersih dan rapi.

pukul 06.00, saatnya mengucapkan selamat tinggal untuk kamarku. roma dan neeraj sudah membawa koper-koperku turun. tinggal cary on dan back pack yang disisakan untukku. sepanjang jejak kaki menuju lobby, aku taburkan tatap perpisahan di setiap sudut bangunan; storage, tangga, lounge, tempat loundry, dapur, koridor, tempat kulkas bersama, bukit manoa yang hijau menjulang, fountain water, giveaway shelf, bike storage, elevator yang biasa memajang tulisan "have a good day", reading room, pintu geser utama, dan front desk ... hufh!

jill, roma dan neeraj sudah menunggu di lobby. perempuan penjaga front desk dengan rambut ikal panjang menerima kunci kamarku, dan sempat mengucapkan selamat jalan. aku tersenyum sambil menarik napas panjang. aku jadi ingat saat-saat menunggu kunci baru di front desk dengan kostum yang bermacam-macam, bahkan aneh gara-gara locked out. besok-besok sudah tak akan kekunci lagi :(

semua koper sudah ditata, menyisakan tiga jok tersisa, untuk jill, aku dan neeraj. jill dan neeraj adalah mentor dan kawanku yang baik, bersedia membantuku dan memberikan tumpangan ke bandara. sebelum aku masuk mobil, hatiku seolah berkata, it's time to go, time to say good bye. rasanya luruh, ambrol semua kenangan, dari pertama datang sampai akan meninggalkan, diawali di halaman hale manoa ini. mika, kawan dari jepang tiba-tiba datang. mendekati barisan roma, neeraj, jill, dan aku. kami berpelukan satu sama lain. tak sempat memotret, cukuplah disimpan dalam memory hati.

perlahan mobil pun bergerak, mengiringi hempasan napas paling berat yang aku tarik selama di hawaii. finally, i have to leave and say good bye to Hale Manoa ... and now, i am missing you :))

siap bertolak

bersama neeraj
bersama jill takasaki
Continue reading...

31 May, 2012

9 comments 5/31/2012 02:04:00 AM

Pernak-Pernik Wisuda

Posted by isma - Filed under

"loh sudah wisuda kok masih ambil kelas?" beberapa teman bertanya, setelah melihat foto wisudaku di facebook dan tahu kalau aku masih harus menyelesaikan kelas sampai juli. aku dulu pas dijelasin sama temanku di hawaii juga agak-agak bingung gitu, secara menurut adat-istiadat kampus di indo, wisuda adalah gerbang penutup perkuliahan kita. kalau sudah wisuda ya berarti wassalamualaikum. sebenarnya nggak cuma soal wisuda saja, tapi ada beberapa hal yang juga berbeda dengan model ala kampusku dulu di jogja, apakah itu, yuuk mari kita simak.

pertama, soal apakah plan A atau plan B. di departemenku, kami boleh memilih antara menulis tesis (minimal 100 halaman) atau 2 paper (per paper sekitar 30-50 halaman). dan sebagai international student, kami didorong untuk nulis 2 paper. tapi banyak juga temen yang milih plan A. aku sendiri, milih plan B karena papernya tinggal ambil dari tugas paper yang aku submit untuk kelas lalu diperbaiki. pikirku lebih mudah, meskipun praktiknya sama saja hehe. karena kalau dilihat jumlah halaman, dua paperku sampai juga 100 halaman :))

sidang paper yang sederhana

kedua, soal pernak-pernik defense atau sidang paper yang semuanya diurus sama mahasiswa. jadi aku musti membentuk komite, menghubungi professor apakah bersedia masuk dalam komiteku atau tidak. ini dilakukan jauh-jauh hari sebelum menulis master paper. karena mereka juga akan menjadi pembimbing penulisan papernya. setelah itu, set up waktu yang tepat untuk sidang, yang kami semua bisa hadir. dan begitu tanggalnya sudah fix, aku booking tempat untuk ujian sidang ke bagian administrasi. semua ini jelas beda banget sama di kampusku dulu, karena aku tinggal terima beres dari bagian akademik.

bedanya lagi, semua persiapan itu bisa dilakukan via email, termasuk draft paper yang mau didiskusikan, cukup dikirim soft filenya ke pembimbing. hehe nggak berat di ongkos ... sidangnya juga nyantai banget. kebetulan untuk sidangku, semua peserta termasuk aku, pembimbing dan teman-teman duduk melingkar mengelilingi meja yang sama. dan senengnya lagi, mereka apresiatif banget sama hasil paperku. komen dan pertanyaan yang diajukan tidak ada yang menjatuhkan, tapi supportive dan encouraging.

ketiga, soal perwisudaan. aku sudah mendaftar untuk wisuda dari bulan maret. di sini cuma ada dua kali upacara wisuda dalam setahun, bulan mei dan desember. syarat daftarnya cuma isi form yang menyebutkan apakah aku mau lulus (menyelesaikan semua matakuliah) spring 2012 atau summer 2012, dan membayar $30. sudah, itu saja. tanpa embel-embel misalnya surat pernyataan sudah selesai ambil mata kuliah dan lain sebagainya. karena wisuda di sini berbeda dengan kelulusan. wisuda cuma formalitas, sementara kelulusan harus dibuktikan dengan menyelesaikan semua mata kuliah dan submit thesis atau paper. untuk aku yang mau lulus summer 2012 dan ambil plan B, harus submit semua dokumen itu paling lambat tanggal 9 juli. dan begitu graduate division mengirimkan email pernyataan bahwa semua dokumen itu diterima dan lulus uji (termasuk soal plagiarism), aku berhak menyandang gelar master.

untuk upacara wisuda, aku sempat bingung juga karena nggak ada gladi resik. trus bagaimana aku tahu urutanku dan bla bla bla. mikir deh pokoknya. sampai akhirnya aku dapat pencerahan dari temenku dan mengikuti langsung tentunya. jadi, pada hari H, yaitu 12 mei, aku dan temen-temen langsung berangkat ke GOR kampus dengan memakai baju wisuda pukul 1.30 siang. baju wisudanya kayak harry potter karena ada buntut di bagian belakangnya. pernak-pernik baju ini bisa dibeli di book store, $75. mahal banget. untung aku dapat warisan dari senior, jadi cuma beli pita untuk toga. tapi, asyiknya di sini, semua fleksibel. misalnya toga, ada yang dihias-hias, atau malah pakai toga karangan daun. ada juga yang cuma pakai sandal jepit dan celana pendek, meskipun di luarnya pakai baju kebesaran. hehe unik sekali!

sampai di GOR, aku mengisi form nama yang aku dapat dari book store. seorang petugas tampaknya juga berkeliling membagi-bagikan form nama untuk diisi, bagi mereka yang belum punya. berbeda dengan di kampusku dulu, semua nama wisudawan sudah diprint dan siap dibacakan. lalu wisudawan akan maju satu per satu sesuai dengan nama yang dipanggil. tapi di sini, nama dipanggil sesuai dengan form nama yang kita kasihkan sebelum simbolisasi penerimaan ijazah. jadi, dari luar GOR aku masuk dalam barisan Master of Art, bergerak memasuki GOR dan duduk sesuai dengan department masing-masing. Begitu tiba saatnya simbolisasi penyerahan ijazah, kami berdiri tertib, menunggu giliran untuk menyerahkan form nama ke petugas satu per satu. setelah menerima form nama punyaku, petugas membacakannya dan aku pun berjalan menuju stage untuk menerima ijazah simbolik. jumlah wisudawan kemarin ribuan dan memang lebih banyak dari wisuda bulan desember, makanya dibagi dua sesi. pagi untuk S1, dan siang untuk S2 dan S3.

berbaris sesuai department

di dalam GOR, setelah prosesi. ada yang cuma pake toga daun

menuju lapangan

begitu selesai upacara, seluruh wisudawan menghambur ke lapangan, mencari abjad pertama nama belakang masing-masing. misalnya nama belakangku Ismah, aku mencari abjad I. tujuannya, supaya keluarga dan temen-temen bisa dengan mudah menemukan wisudawan untuk mengucapkan selamat atau foto-foto. nah, di sinilah acara pengalungan lei dan foto berlangsung. lei itu simbol penghormatan dan penghargaan di hawaii, dan ini yang bikin penampakan para wisudawan di hawaii jadi unik dan lain daripada yang lain. semakin banyak teman, biasanya semakin banyak lei yang didapat, sampai lehernya nggak muat. leinya juga macam-macam. ada yang bunga atau daun asli, imitasi, rangkaian kerang, kalung kayu, bahkan permen dan uang yang dibikin lei. ada yang dikalungkang atau diikatkan di kepala. seru sekali, dan pastinya bikin wisudaku sangat spesial!

dengan teman-teman

tampak belakang

haha kepalanya tenggelam

yeeeaaaay!
Continue reading...

18 May, 2012

6 comments 5/18/2012 11:42:00 PM

Akhirnya ...
Aku Diwisuda :)

Posted by isma - Filed under

yeaaaay, aku diwisudaaa!
hehe, norak ya. pakai teriak-teriak segala. ya maklum saja, untuk sampai tahap ini, sudah banyak yang aku usahakan dan korbankan. memeras otak, telat makan, tidur sambil terduduk-duduk di kursi, njedotin kepala ke tembok pas lagi stress *haha yang ini sih lebay*. atau istilahnya, kepala jadi kaki, kaki jadi kepala. apalagi buat aku, international student yang bekal bahasa inggrisnya pas-pasan. kuliah di luar negeri adalah perjuangan tiada akhir.

21 juni 2010, pertama kali aku menapakkan kaki di hawaii. blank. waktu itu aku cuma yakin bahwa sesulit apa pun, aku pasti bisa berjuang dan bertahan. meskipun sempat dikursuskan inggris di UI selama tiga bulan dan satu bulan di hawaii, tetap saja tidak bisa mengubah lidahku menjadi lidah bule hehe. atau mengubah telinga jadi telinga bule, juga tanganku supaya lancar seperti kalau bule nulis inggris. ini benar-benar tantangan maha beraaat, saudara! karena inggris yang tidak bagus, di kelas aku harus berusaha keras untuk memahami, ngomong apaan sih mereka. berpikir keras, gimana ya kalau mau tanya ini, cara ngomongnya bagaimana. belum lagi kalau mau nulis, waduh pakai kata yang mana ya. hehe pokoknya gagap gempita deh.

tapi, semua toh berjalan dengan baik. semester pertama bisa aku lewati dengan ipeka yang lumayan. ini musti diperhatikan, karena kalau ipeka jeblok musti siap untuk dipulangkan, nah lo hehe. lalu semester kedua, semakin kelihatan perkembangannya. semester tiga masih bisa bertahan, dan finally semester keempat, sebagai puncaknya. tapi itu semua bukan berarti tak ada hambatan lagi. selama perjalanan itu, aku biasa sekali kedapatan salah dengar, salah paham, salah omong, atau salah tulis. biasa juga ngomong sama seseorang tapi malah membuat si lawan bicara mengernyitkan dahi, haha gak paham! atau deg-degan bukan main setiap kali mau masuk kelas, terutama kelas yang muridnya sedikit, sehingga aku harus ikutan ngomong. sampai sering banget aku mengeluh pada diri sendiri, "bolos aja yuk" hehe.

yang tak kalah susah adalah ngerjain paper, baik yang mingguan atau final. aku benar-benar merasakan pressure paper ini di semester empat, atau Spring 2012. misalnya, di kelas 620, problem and issues in southeast asia, aku harus baca buku, kebanyakan tentang politik dan menulis response 5 halaman. dua spasi sih, tapi kalau nggak paham bukunya, mau nulis apa coba. aku selalu stress, suka menangis, duuuh susah sekali. kelas kedua adalah 611, comparative muslim society, yang mewajibkan response 1000 kata, atau sekitar 3 halaman, dengan bacaan artikel dan buku yang seabreg. aku sering banget mengeluh, "nggak usah nulis response saja ya." tapi finally, aku bisa juga melawan bisikan tak bertanggung jawab itu. yeaayyy!

menulis tugas akhir atau master's paper juga ada kisahnya tersendiri. kadang aku itu organizer yang baik, tapi sering juga tidak. suka mendadak, telat-telat, dan the last minute person. aku sudah mendaftar untuk hari defense tanggal 10 mei 2012. dengan mempertimbangkan semua acara dan kemungkinannya. ketika tanggal 27 april sampai 3 mei aku akan keliling california, sacramento, berkeley, dan san fransisko, aku pastikan master's paper sudah selesai. jadi tiket pun aku booking sedemikian tanggalnya. tapi, ternyata melesat. master's paperku belum selesai, sementara untuk mengubah tiket, aku harus bayar $400 ke university of california travel agent, yang semula adalah gratis karena dibayari sama mereka. mau tidak mau, aku harus menjalani rencana semula.

alhasil, sambil jalan, sambil juga menyelesaikan pekerjaan. aku kembali menjadi the last minute person. sampai mendapat email dari adviser, kalau tidak segera dikirim master's papernya, berarti defensenya musti diundur. revisi paper pertama aku selesaikan di berkeley dan langsung aku submit. sementara revisian paper kedua, aku baru bisa selesaikan di honolulu, dan aku submit empat hari sebelum defense hehe. alhamdulillah, para komite defenseku adalah para malaikat yang baik hati, dan defenseku berjalan sesuai rencana, sehari sebelum wisuda, 12 Mei 2012.

selesai defense, rasanya rontok semua kolesterol hehe. ibarat asma, aku bisa bernapas legha. plong sekali. terima kasih, alhamdulillah sudah sampai pada tahapan ini ...
Continue reading...

03 March, 2012

7 comments 3/03/2012 02:44:00 PM

Dewaruci Mampir Hawaii

Posted by isma - Filed under

Sudah pernah naik kapal laut? Haha, aku belum pernah. Kecuali perahu di pantai tempat wisata, atau kapal penyeberang dari Jawa ke Madura yang cuma lima belasan menit. Itu saja perutku sudah agak mual dan kepala pening. Jadi, aku tak bisa membayangkan, bagaimana jika perjalanan laut itu mengarungi samudera, menjelajah negara-negara di dunia, berangkat dari bulan Januari dan akan kembali pada bulan Oktober. Hmmm, benar-benar tak masuk akal.

Tapi, demikianlah perlayaran yang dilakukan Kapal Perang Republik Indonesia, Dewaruci. Pada 28 Februari 2012, Dewaruci melabuhkan jangkarnya di Pearl Harbor, pangkalan angkatan laut di Hawaii. Sebelum ia akan kembali berlayar menuju San Diego dan negara-negara berikutnya, hingga Oktober 2012 akan kembali tiba di Indonesia. Perjalanan laut yang hampir satu tahun! Yup, Dewaruci memang keren! Ia bukanlah kapal yang dibuat kemarin sore. Digodok dan ditempa di H.C. Stulchen & Sohn Hamburg, Jerman Barat pada tahun 1952, Dewaruci resmi diluncurkan pada tahun 1953. Selama 60 tahun ia difungsikan sebagai kapal latih yang mengarungi kepulauan Indonesia juga luar negeri.

tertuliskan dewaruci

menghalau hehe

acara digelar di atas kapal

tari remo bersama abila

Banyak pertanyaan muncul di benakku juga temen-teman yang berkunjung kemarin. "Mabuk nggak Pak?" Erni bertanya pada seorang bapak awal kapal. "Wah, jangan ditanya mbak. Antimo sudah nggak mempan," jawabnya sambil tertawa. "Pokoknya makan, keluar, makan lagi, keluar lagi," lanjutnya. "Bagaimana itu ombaknya Pak," aku penasaran. "Ya tinggi. Biasanya ujung kapal sampai menyentuh permukaan laut. Ya begini," ia menggerakkan tangan dari atas ke bawah, seperti gerakan terjun. Aku melongo. Membayangkan, bagaimana itu rasanya ya. Di-lahraga-kan dan di-yoga-kan oleh alam, selama hampir satu tahun. Ckckckck.

tangga ke lantai bawah

sudut di ruang tamu

ada snacknya lho

pantry

Selain di geladak, kami juga ngobrol di pantry. Jadi isi kapal terdiri atas beberapa lantai, aku kurang tahu persis karena hanya lantai geladak dan satu lantai di bawahnya yang bisa kami akses. Pantry, ruang tamu, dapur dan kamar para awak berada di lantai bawah, di atas lantai storage yang berfungsi untuk menyimpan stock makanan. Ruang tamunya terluhat elegan dengan warna coklat kayu dan dingin oleh AC. Seperti ruang tamu di rumah-rumah Indonesia, terdapat barisan toples isi snack. Kayak lebaran :)

Selesai keliling, awak Dewaruci menggelar sore pertunjukan, menampilkan tari remo dari Jawa Timur, tari minang, hula dance oleh warga Indo di Hawaii, dan poco-poco. Makanan kecil dan gorengan juga disuguhkan, ples kopi kapal api ala Indonesia. Membuat sore perjumpaan kami dengan Dewaruci itu begitu berkesan. Perjumpaan yang karena keberuntungan.
Continue reading...

19 February, 2012

13 comments 2/19/2012 04:19:00 PM

Potluck Edisi Conference

Posted by isma - Filed under
Seluruh undangan yang hadir duduk melingkar, memenuhi seluruh ruangan Hale Halawai. Tampak wajah-wajah Asia, dari Indonesia, Malaysia, Jepang dan China, juga sedikit wajah American. Setiap orang lalu memperkenalkan nama dan asal masing-masing. "I am a six years old," sebuah suara kecil ikut memperkenalkan diri. "What's your name?" celetuk yang lain. "Oh, my name is Abila. I am a six years old, and I am still learning magic." Mendengar kalimat yang terakhir ini, seisi ruangan tergelak.


Begitulah awal suasana potluck edisi conference yang diadakan oleh Indonesian student di Hawaii, dalam rangka ramah tamah dengan mahasiswa indo, malaysia, dan kerabat yang berkunjung ke Hawaii untuk International Graduate Students Conference, February 17-18. Setiap kali ada acara untuk sekedar ketemu, menyambut kedatangan teman, perpisahan, merayakan hari besar, pengajian atau rapat, potluck selalu menjadi aternatif. Sehingga sempat ada seloroh, "Ah, nggak usah masak ah. Nunggu undangan potluck," karena seringnya potluck digelar di Hale Manoa.

Potluck, seperti disebut dalam wikipedia adalah pertemuan yang melibatkan banyak orang dengan membawa makanan masing-masing untuk dishare bersama. Konon, tradisi ini muncul pada abad abad 16 di Inggris, lewat karya Thomas Nashe, seorang penulis skenario. Potluck berarti makanan yang disediakan untuk tamu yang bisa saja datang kapan saja, jadi seolah menjadi "the luck of the pot". Lalu pada akhir abad 19 atau awal abad 20 di US, tradisi potluck muncul yang berarti prasmanan bersama di mana tamu membawa sendiri makanannya, khususnya di bagian barat US. Potluck yang terakhir ini bisa jadi mendapat pengaruh dari istilah "potlatch" atau "luck of the pot".

Untuk potluck edisi conference ini, dua temen dari lantai enam, Ismi dan Rahma, rencananya mau bikin mie goreng dan perkedel. Tapi, itung-itung latihan baking, dari perkedal haluan berubah ke kue lumpur. Sementara, karena kami sibuk membuat lumpia atau summer roll isi tahu, wortel dan udang beserta sambal kacang, dengan sukses mie goreng pun luput dari ingatan. Syukurlah aku bisa menyelesaikan mochi kuah, hasil belajar dari teman Vietnam. Jadi total menu yang kami bawa ada tiga. Selain makanan yang kami bawa dari lantai 6, ada juga pisang hijau khas Makassar, ikan santan, telor balado, sup ayam, mie telor, dan banyak bolu dan kue-kue.

lumpia

pisang hijau Makassar

kue lumpur panggang

kue otmil kayaknya :))

Aku tiba di Hale Halawai ketika acara baru saja dibuka. Setelah perkenalan yang sebentar, kami langsung menyerbu menu yang tersedia. Seorang bule, dengan agak ragu mengambil lumpia. Sepertinya ia sangsi apakah gulungan coklat itu cukup enak di lidahnya atau tidak. Tapi, agaknya rasa penasarannya lebih kuat daripada rasa khawatirnya. Satu gigitan kecil, membuat hidungnya bergerak ke atas, refleks. Alisnya berkerut dengan mulut mengunyah pelan-pelan. Lima detik kemudian, ketika gigitan pertama itu berhasil dikunyah dan masuk melewati seleksi rasa di lidah, spontan matanya membesar dengan gerakan mulut yang semakin cepat, "Oh, my god. It's so goooood," ucapnya kegirangan.

Aku ngakak ketika Ismi bercerita tentang ekspresi bule itu. Aku bisa bayangkan, bagaimana dia begitu terkejut mendapat tendangan lezatnya si lumpia. Sayang sekali aku melewatkan adegan menarik ini semalam. Lebih lucu lagi, ia kembali ke dalam antrian barisan untuk menikmati lagi si summer roll isi tahu. Haha, belum tahu dia kalau kami sudah mengerahkan seluruh tenaga untuk makanan itu. Sampai capeknya bukan main. Sampai rasanya sudah masak tiga hari tiga malam, meski cuma bikin tiga menu makanan. But, it's fun. Tentu, karena tidak setiap bulan potluck edisi conference ini bisa digelar.
Continue reading...

11 February, 2012

12 comments 2/11/2012 08:02:00 AM

Hale Manoa

Posted by isma - Filed under
Megah dan kokoh. Bangunannya seperti korek api raksasa, tersusun dari tumpukan korekapi-korekapi besar yang memanjang dan meninggi, berdiri menghadap ke arah timur, demikian seturut pemahamanku. Ini adalah gedung kedua yang aku masuki, setelah bandara, setibaku pertama kali di Hawaii. Sebuah taksi mengantarkanku, melewati jalanan yang serupa jembatan layang, membelah piggiran kota, dole street, berbelok ke east west road, dan sekitar pukul 10am waktu Hawaii, sampailah aku di depan gedung ini. Hale Manoa.


the hale manoa


the entrance from east west road


Hale menurut bahasa Hawaii berarti rumah, mirip-mirip dengan 'bale' dalam bahasa Jawa. Sementara Manoa adalah nama tempat di mana gedung ini berlokasi. Hale Manoa sejatinya adalah dormitory yang dibangun pada tahun 1962 oleh East–West Center (EWC). Lewat besutan tangan Ieoh Ming Pei, arsitek Chinese American, yang termasyhur dengan karyanya seperti Miami World Trade Center dan Gateway Towers, Singapore, tak heran jika Hale Manoa menjadi gedung yang unik dan menarik.

Ia tersusun dari 13 lantai dan tidak setiap lantai memiliki beranda. Di lantai 1 terdapat lobby dan reading room. Lantai 2 dan 4 diantarai oleh lantai 3 yang memiliki beranda. Lantai 2 dan 4 berisi unit-unit dengan 10 kamar tiap unitnya dan dipisahkan dengan pintu yang tidak terkunci. Dua lantai ini tidak memiliki beranda, melainkan jendela-jendela kamar menghadap ke luar gedung. Akses menuju unit memakai tangga naik menuju lantai 4 dan turun menuju lantai 2 dari lantai 3, tempat di mana ada dapur, lounge, ruangan untuk kulkas pribadi, loundry, dan parkiran sepeda. Demikian juga untuk lantai 5 dan 7, diantarai oleh lantai 6 yang merupakan dapur dan segalanya. Lalu, lantai 8 dan 10 diantarai oleh lantai 9 sebagai dapurnya, dan lantai 11 dan 13 diantarai oleh lantai 12. Itulah kemudian, lift yang mengantarkan para penghuni untuk naik ke atas cuma berhenti di lantai 3, 6, 9, dan 12.


beranda lantai 6


tangga menuju unit


kamar dan storage di dalam unit


the bathroom di dalam unit


my room


pemandangan dari jendela lantai 6

Lokasinya yang berada di dalam kampus, memang sangat strategis untuk tempat tinggal mahasiswa. Tapi, tidak semua mahasiswa bisa tinggal di Hale Manoa. Mahasiswa yang beruntung untuk tinggal adalah mereka yang aplikasinya disetujui, atau mendapatkan beasiswa EWC, dan funding yang berafiliasi dengan EWC. Dan di antaranya adalah aku, dan kawan-kawan penerima beasiswa IFP yang lain. Dengan membayar $14 per hari, kami sudah bebas dari biaya listrik, air, internet, dan cleaning service. Mendapat fasilitas kamar seukuran satu orang, dua kabinet di dapur, storage, kulkas bersama, kompor dan oven listri, mesin es, dan loundry dan dryer dengan membayar sekitar $2.

Sebagai mahasiswa yang datang dari kampung, Hale Manoa menurutku lumayan sempurna sebagai tempat tinggal. Semua fasilitas lengkap tersedia. Terutama dapur, tempat favoritku di saat lapar. Hale Manoa juga memiliki reading room, bertempat di lantai dasar berseberangan dengan lobby. Selain untuk belajar, reading room berfungsi sebagai bioskop mini tiap sabtu dan minggu dan tempat diskusi. Lounge juga bisa berfungsi sebagai tempat belajar dan pertemuan. Jika ingin menggunakan, kami tinggal menuju ke lobby, reserve, dengan menyerahkan id.

Lalu, bagaimanakah untuk mail address? Ini juga menarik. Jadi setiap warga memiliki satu kotak pos dengan nomor masing-masing. Biasanya ketika kami menulis alamat, kami juga akan menuliskan nomor box tersebut dan otomatis setiap ada surat atau paket atas nama kami, pihak pengelola tinggal memasukkannya ke dalam box. Untuk membuka, kami memiliki kode rahasia masing-masing. Terus terang untuk urusan buka membuka box ini, aku harus mencoba berkali-kali dengan selalu membawa rumus cara membukanya. Terlalu!


lobby dan kotak-kotak surat


menuju reading room


dapur bersama


laundry room and fire exit

Selain fasilitasnya yang lengkap, aku suka sekali dengan suasananya. Ramai dan multikultur. Bagaimana tidak, dorm ini bisa memuat sampai 400 orang, hampir semuanya international students dari kawasan Asia Pacific seperti China, Japan, Thailand, Vietnam, dan Indonesia, South Asian countries, Amerika juga Eropa. Campur-campur ini terasa sekali begitu kami semua berlomba memasak di dapur. Berbagai obrolan dengan bahasa masing-masing bersahutan dengan aroma masakan, dari sebangsa India, Indonesia, China, atau hanya memanaskan sandwich. Tentu saja, kami harus memahami, ketika misalnya ada teman yang memasak pork. Biar lebih aman dari aromanya, biasanya aku memilih antri dapur saja.

Hale Manoa memang seperti pesantren. Bedanya tidak ada kiai, pengajian atau takziran. Di sini kehidupan berjalan masing-masing, meski ada juga bumbu-bumbu akrabnya persahabatan dan kebersamaan. Dan, sekarang adalah tahun terakhirku di Hale Manoa. Kurang dari setengah tahun lagi, aku sudah akan menjadikannya sebagai bagian dari kenangan indahku. Ia menjadi catatan sekaligus saksi bagaimana si Isma kecil melawan rasa takut, khawatir, dan putus asa. Bertarung dengan putaran cepat detik-detik jam sebelum deadline untuk submit tugas. Menangis karena rindu kampung halaman atau bahagia karena toh akhirnya bisa juga menyelesaikan. Hale Manoa, aku pasti akan merindukanmu.
Continue reading...