Ngomong-ngomong soal menari, sekarang setiap Sabtu, aku punya kegiatan baru yaitu latihan menari hula, tarian khas Hawaii. Aku tahu tentang latihan ini dari Mika yang juga dari Jepang. Pelatihnya orang asli Hawaii, Tai namanya, dan dia mengajar di Pohanu school, tempat dulu Obama bersekolah. Kami tak dipungut biaya, karena uang $100 yang kami bayarkan sifatnya hanya jaminan supaya kami selalu masuk kelas, jika tidak, dia akan menarik $10 per absen. Di akhir kelas, ia akan mengembalikan uang kami setelah dikurangi berapa kali kami absen.
Selain sirih kuning dan hula, aku di sini juga belajar menari poco-poco dan rapai geleng yang mirip dengan saman. Biasanya setiap malam sabtu, indonesian students berkumpul di Hale Halawai untuk latihan bersama. Di Hawaii, skill menari sangat penting karena banyaknya cultural events untuk mementaskan budaya atau tarian dari macam-macam negara. Aku senang sekali bisa ikut pentas, menyalurkan hobi terpendam hehe.
Friendship Circle adalah panggung pertamaku di Hawaii. Ini semacam pentas persahabatan menyambut mahasiswa baru diadakan oleh East West Center. Waktu itu, aku, Roma dan Erni menari Sirih Kuning. Dilanjut dengan undangan menari di Lions Club, semacam organisasi sosial di Hawaii, dan juga menari untuk NGO yang concern pada persoalan Thailand Immigrant. Satu minggu yang lalu, aku, Erni, Kak Ita, dan Saipul menari Poco-Poco dalam even language of love dengan menambah gerakan dari yang biasanya. Sama seperti waktu menari Sirih Kuning untuk Friendship Circle, kami mengajak penonton untuk naik panggung ikutan menari. Seru dan akrab. Sekarang, kami sedang persiapan untuk International Night dengan tarian Rapai Geleng, dan East West Fest yang katanya mau menari Padupa dari Makasar.
Sekarang, aku sedang jatuh cinta sama Hula. Gerakannya pelan dan lembut, biasanya diiringi musik tentang alam dan cinta, atau pukulan kendang (aku tidak tahu namanya). Tarian Hula berbeda dengan tari Tahitian yang lebih energik dan hanya memakai bra dan rok atas lutut warna merah ples gerakan pinggul yang seperti goyang ngebor. Setiap kali ada event, Tahitian dancer selalu tampil dan selalu menarik perhatian. Satu sisi terlihat skillful, tapi mungkin karena kostumnya, aku agak tidak suka. Tapi kalau Hula, dancer biasanya memakai kemben dan rok sampai bawah lutut, dengan gerakan yang lembut dan penuh penjiwaan. Mungkin karena tari hula sebenarnya adalah tari persembahan dan erat hubungannya dengan budaya lokal.
Dari pertemuan pertama kemarin, aku belajar lima gerakan dasar, tapi aku lupa nama-namanya, juga gerakan gabungan untuk tarian "menyambut sunrise" yang aku juga lupa namanya hehe. Penekanan ada di kaki dan paha, dan ini lumayan membuatku kaki dan pahaku linu-linu sampai sekarang. Tapi, bagus juga untuk membakar kalori dan olah raga. So far, ingatanku memang masih payah, tapi seperti kata Tai, "don't think but feel when you are dancing." Semoga ya, semakin lancar.
4 comments:
nanti pulang ke indo, bisa buka tempat les nari dong .. hehe
---> dey
iya bun, bisa buat nambah income hehe *kidding*
hula-hula yihai... :)
buu jangan lupakan saya waktu pengalaman di workshop GenRe !! salam buu isma yg cantik dan juga baik
Post a Comment