Showing posts with label oleh-oleh. Show all posts
Showing posts with label oleh-oleh. Show all posts

21 August, 2015

2 comments 8/21/2015 05:33:00 PM

Pelajaran dari “Orang Baru”

Posted by isma - Filed under , ,

di depan pintu masuk eco camp

Saya berpikir cukup lama untuk mengisi jawaban pertanyaan tentang “strength” dan “weakness”. Saya lirik Atina yang duduk di sebelah dengan lincah mengisi titik-titik yang tersedia di buku pelajaran pertama. Saya mengedarkan pandangan ke seisi ruangan, sambil bergumam dalam hati, apa ya? Buntu.

Lalu ketika esok harinya Pak Erick bertanya kepada saya saat makan siang, pelajaran mana yang menurut saya paling berkesan sejauh ini, saya menjawab, pelajaran tentang “to be me”, atau pelajaran pertama. “Ternyata saya tidak cukup mengenal diri saya sendiri,” jelas saya ketika ditanya mengapa. Buktinya saya harus berpikir keras untuk menjawab pertanyaan tentang kelebihan dan kekurangan. “Untuk kekurangan, bisa lebih mudah. Tapi untuk kelebihan?” Pak Erick yang sudah fasih berbahasa Indonesia itu menimpali, “Aren’t you a good writer?” Dan saya tertawa lebar, menyadari kalau saya tidak mengakui kalau saya penulis yang baik.

Pak Erick

Begitulah tipikal orang Asia, kata Pak Erick, susah menghargai diri sendiri. Salah satu faktor penyebabnya karena tidak terbiasa mendapatkan pujian daripada kritikan. “Padahal pujian itu justru akan lebih memotivasi daripada kritikan,” lanjutnya. Iya, saya pun lebih senang dan merasa termotivasi dengan pujian. Bukan membuat tinggi hati, tapi ingin terus menjadi yang baik dan terus lebih baik. Pak Erick juga mengatakan bahwa anak perempuan cenderung menemukan sosok percontohan dari figure ayahnya. Jadi, akan sangat bagus kalau ayah bisa dekat dengan anak perempuannya. “Minta sang ayah untuk memberikan pujian pada anak perempuan kamu. Tidak selalu tentang prestasi sekolah, misalnya pakaiannya rapid an lain-lain,” Pak Erick memberikan contoh.

Ini bagian kecil dari pembelajaran di luar kelas yang saya dapatkan dari program TOT pendidikan perdamaian yang diadakan oleh Peace Generation di Bandung. Bertempat di Eco Camp, kegiatan ini berlangsung dari 14-16 Agustus 2015. Pak Erick adalah salah satu trainernya yang paling sering berinteraksi dengan para peserta. Saya perhatikan ia selalu membuat percakapan-percakapan kecil dengan setiap peserta, di luar kelas. Menurut saya ini metode yang menarik untuk membangun hubungan baik antara fasilitator dan peserta dan peserta juga merasa impressed karena mendapatkan perhatian dari fasilitator. Selain itu, fasilitator menjadi tahu sejauh mana proses training bisa diterima oleh peserta.

kegiatan pagi, berkeliling di kebunorganik


bersama trainer, panitia, dan seluruh peserta

Saya jadi teringat dengan Pak Henk, salah satu fasilitator program Mansoon School di India. Ia juga melakukan hal yang sama seperti dilakukan oleh PakErick. Waktu itu dia menyapa saya dengan mengatakan, “Saya ingin ngobrol dengan kamu, Isma. Tapi belum juga dapat kesempatan.” Lalu, ketika kami ada ekskursi ke desa, kami duduk bersebelahan di dalam bis dan berbincang-bincang. Waktu itu hanya dengan Pak Ram saya belum sempat diajak berbincang-bincang. Sepertinya ia memang unik.

Well, dari setiap program dan perjumpaan dengan orang baru, saya selalu mendapatkan pelajaran. Ini adalah anugerah, dan tentu saja, saya merasa senang sekali.

Continue reading...

27 September, 2009

5 comments 9/27/2009 02:17:00 PM

Mudik dan Lebaran 2009

Posted by isma - Filed under ,



Ribut cari travel. Yup. Naik travel menjadi alternatif setiap kali aku n Shinfa mudik. Cuma sayang, semua travel ke pekalongan masih pakai L300. Cari ke sana-sini yang pakai Elf, tidak ada. Kayaknya memang enakan Elf, seperti pas aku ke Jepara atau Jakarta bulan-bulan sebelumnya. Ayah sampai sudah takwanti-wanti, tanyain yang pakai Elf ada enggak. Tapi, tetep gagal. Akhirnya, beli tiket tetap di travel langganan yang non-AC. Beli dua, untukku dan Shinfa. Ayah mudik pakai motor, seperti biasa.

Untuk sementara clear, sampai ada pemberitahuan mendadak. Rapat dadakan pada pagi yang seharusnya aku sudah ngabur mudik. Dengan terpaksa, tiket travel langganan dibatalkan. Karena yang sore nggak ada tempat kosong untuk belakang supir. Nggak banget deh kalau harus duduk di bangku paling belakang. Bisa-bisa malaikat kecilku keluar mendadak hehe. Tapi, karena pembatalan ini akhirnya aku dipertemukan dengan travel Persada yang TOP deh. Ada fasilitas bantal dan mobilnya masih baru. Tentu saja dengan harga yang lebih mahal karena ber-AC. Tuslah per orang jadi 100rb.

"Bu, besok lagi jangan naik mobil yang merah ya (travel lama)," request Shinfa setelah merasakan travel Persada. Hehe, ternyata Shinfa juga mengamini penilaianku. Tapi, sayang. Pas mau balik, travel ini susah dihubungi untuk pesan tiket. Nyari agennya si sepanjang jl Sutomo Pekalongan juga nggak nemu. Akhirnya, nyobain travel baru lagi, namanya Mawar. Rekomendasi dari temen juga sih.

Tapi, alhamdulillah. Malah berasa naik mobil pribadi karena pakai mobil APV. Dapat duduk di belakang supir, karena ini yang dicari. Shinfa jadi kesenengan. Meski di jalan tetep saja bolak-balik nanya, "Kapan sampainya Bu?" Dan, aku harus merayu dengan, "Tidur aja Dik. Kayak kemarin berangkat itu kan. Bangun-bangun sudah sampai deh."

Di Pekalongan kami bertiga sama ayah, selama lima hari menikmati panasnya pantura. Sempat kopdar sama Aulia dan ayah bundanya yang datang dari Gorontalo, jalan-jalan ke water boom Comal, selain ke rumah uyut dan sodara-sodara. Tapi, nggak sempat ke Blado Batang. Ayah yang doyan megono sama taoto sempat juga menuai rindu dengan dua makanan khas Pekalongan itu. Lontong sayur olahan tangan Simak juga nggak pernah absen menjadi menu di hari raya.

Sayangnya, Shinfa sempat kehabisan baju. Hehe bukan kehabisan sih, tapi karena yang aku bawa tidak sesuai yang disenangi Shinfa. Biasa, maunya pakai yang itu-itu aja. "Ibu kok cuma bawa baju Dik Abik sedikit?" protesnya dengan memelas. Jadinya, ringgo, dicuci garing (kering) trus dipakai lagi. Capek deh! Tapi, pada akhirnya bisa terkendalikan. Hehe.

Aku anak nomor 2 dari 9 bersaudara. Di antara anak-anak Simak, aku yang duluan balik ke Jogja. Dua adikku yang di Jakarta biasanya baru balik sekitar dua mingguan setelah lebaran. Maklum, wiraswarta. Jadi waktunya lebih longgar. Mbakyuku dan sisa adikku, ya memang menetap di Pekalongan. Sesuai jadwal, lebaran kali ini memang giliran kami shalat ied di Pekalongan. Insyaallah tahun depan, giliran di Jogja. Semoga diberi umur dan kesehatan sampai bertemu Ramadhan dan lebaran lagi. Dan, tentu dengan tambahan satu krucil di keluarga kami, adiknya Shinfa. Amiiin.
Continue reading...

15 October, 2008

6 comments 10/15/2008 01:51:00 PM

Mudik Lebaran 2008

Posted by isma - Filed under ,
Lebaran kali ini kami shalat ied di Yogyakarta. Tepatnya di lapangan desa Sumber Agung yang terletak di Gedongan. Pukul 06.30 rombongan pasukan bermotor bertolak dari rumah. Shinfa pakai baju muslim seragaman sama Mbak Tami. Lebaran kali ini dia sudah nggak rewel lagi, tertib ikut shalat ied sampai selesai. “Dik, ntar kalau dengar Allahu Akbar, ikutan yah. Nggak cuma sekali, tapi tujuh kali,” jelasku sambil memeragakan gerakan takbir. Shinfa cuma ngangguk. Cool. Kalem. Sok paham. Tapi, ternyata dia paham beneran lho. Dia ngikuti gerakan takbir yang berkali-kali itu. Hehe, senengnya aku.

Hari kedua lebaran, aku dan Shinfa baru mudik ke Pekalongan pakai travel, sementara ayah pakai motor. Kemarin dapat tempat duduk di belakang. Sukseslah daku mabuk kepayang, mulek-mulek secara jalur Sukorejo memang berkelok-kelok. Bersyukur Shinfa pas terlelap.

Di Pekalongan kegiatannya ujung-mengujung alias silaturrahmi. Dari saudara sekitaran Proto sampai ke Blado yang di puncak gunung. Meskipun agak trauma karena lebaran tahun lalu Abah dan Simak pernah kecelakaan pas sillaturrahmi ke Blado. Lumayan parah. Tapi, alhamdulillah patah tulang Simak sudah pulih. Shock psikologis Abah juga sudah normal kembali.

Selain sillaturrahmi, aku dan Shinfa diajakin jalan-jalan juga ke Guci, pemandian air panas di Slawi. Ini kali kedua aku ke Guci, tapi kali pertama buat Shinfa. Karena pas seminggu labaran, atau istilahnya Syawalan, Guci jadi lautan manusia. Penuhnya minta ampun. Tapi, Shinfa asyik-asyik aja main kecibang-kecibung di aliran air yang hangat. Dia bilang, “Dik Abit mau lenang,” hihi. Lenang gaya batu yak.


Sebelum balik, mampir dulu ke kebun strawberry. Memetik sendiri layaknya kebun sendiri. Shinfa kesenengen. Ibunya sampai dicukein. Mondar-mandir sok lagi panen. Setelah keranjang kecilnya penuh, ditimbang. Sekilonya 40rb. Weks, mahal juga yak! Hehe. Tapi, strawberrynya maniiiiis…


Pulang dari Guci, malamnya aku dan Shinfa langsung bertolak ke Jombang. Menemani Bu Dhe Is yang mau showan Bu Nyai, pengasuh pesantren yang dia dan aku tempati dulu. Dari Jombang, bablas ke Jogja, nganterin aku dan Shinfa. Praktis dua hari semalam, on the way terus. Di kendaraan terus.

Alhasil, Shinfaku ngedrop. Sampai sekarang dia masih nggluyur. Demamnya sudah enggak, tapi batuk pileknya masih. Jadi rewel, dan klayu sama ibunya tiap mau ditinggal nguli. Aku jadi sedih tentunya. Semoga ya, Shinfa cepet baikan dan pulih seperti sedia kala. Amiin

Continue reading...

04 April, 2008

17 comments 4/04/2008 12:40:00 PM

Banyak Oleh-Oleh

Posted by isma - Filed under
Ngomong soal oleh-oleh, barangkali hanya oleh-oleh buat Shinfa yang nggak merepotkan. Karena setiap aku mau pergi dan bertanya, “Minta oleh-oleh apa, Dik?” Jawabnya pasti, “Pelmen sama Yes.” Makanya sepulang dari Madura kemarin, aku yang kebetulan dijemput sama ayah dan Shinfa, langsung ngabur aja buat beli pelmen sama yes. Murah meriah to.

Berbeda sekali dengan limpahan oleh-oleh yang dikirim langsung dari negeri si pengirimnya ini. Aku menerimanya beberapa hari sebelum ke Madura. Mama yang satu ini mang baik banget. “Sebagai ganti karena Isma belum kebagian oleh-oleh pas mudik kemarin,” gitu katanya. Semuanya ada. Dari hiasan dinding bergambar geisha, kaos, snack, sampai cumi kering yang enaaak pisan. Pokoknya kalau dipoto satu-satu bakalan ngabisin tempat postingan deh hehe. Makasih ya, Mama Ay n Ryu. Semoga suatu saat aku bisa membalas dengan yang lebih baik ya, amiiin.

oleh-oleh dari Mama Ay, makasiiiih....

Tapi, ada nih oleh-oleh dari Jepun juga, dibawain sama calon adik ipar. Benda kotak di dalamnya ada patung gadis jepang berbaju kimono yang lagi duduk, kepalanya bisa mengangguk-angguk. Orang satu rumah nggak ada satu pun yang tahu, apakah benda ini fungsinya cuma sebagai cinderamata atau punya fungsi yang lain. Jam weker misalnya. Ada sih keterangan dalam label dan di belakang kotak itu, Cuma pakai huruf kanji. Boro-boro huruf kanji, huruf honocoroko aja nggak hafal hehe. Nah, oleh karena itu, aku posting aja deh. Siapa tahu ada yang bisa menerjemahkan fungsi benda ini, tul nggak?

souvenir yang sampe skrg gak tahu,
adakah fungsinya yg lain?

Lalu, sepulang dari Madura, adakah oleh-oleh yang lain?
Kalau berupa makanan terus terang tidak ada. Karena begini ceritanya. Malam itu pas di Pamekasan mas driver sempat berhenti di sebuah toko penjual makanan khas madura. Ia langsung saja turun, untuk cari info. Tapi, tak lama ia sudah kembali dengan wajah tak sumringah. ”Kenapa, Mas?” tanya temanku yang kebetulan tidak tidur. ”Lha piye, wong makanan khasnya cuma ada marning? Kalo marning sih di kampungku banyak.” Hehe. Jadi, malam itu kami belum jadi beli oleh-oleh, dan ternyata keterusan sampai Jogja.

menuju negeri atas air...

Tapi, kalau oleh-oleh berupa nambah teman dan jalinan persudaraan sih pastinya. Ada Izzah, Mas Amir, Nyi Ulfa, Adik Nana yang lutu... D’bror yang lama tak pernah jumpa. Ples ditambah oleh-oleh khas blogger, apalagi kalau bukan foto hehe. Kalau mau cerita selengkapnya, klik sini aja yah.

bareng fina dan izzah yang masih
kelas 2 SMU Qaryah Thayyibah.
But, gak kyk ibu sama anak kan?
Gubrak!

Sayangnya, abis dari Madura, aku belum bisa lama-lama mengudara dulu teman. Karena ibune Shinfa ini mau mudik dan cuti. Sekalian ada bisnis sama anak-anak SMA di Pekalongan, sekalian aja ngelibur. Biar puas... satu minggu. Oke, CU and doakan selamat sampai bisa mengudara lagi. Amiin.
Continue reading...

15 June, 2007

18 comments 6/15/2007 04:55:00 PM

Oleh-Oleh Sepatu Sandal

Posted by isma - Filed under


Jumat yang cerah. Secerah mataku, semua sudah selesai diatasi, lancar, dan bisa ngeblog lagi. Alhamdulillah. Seminggu ternyata cukup melelahkan, untuk menunggu bisa menulis lagi di halaman maya ini. Rasa-rasanya menulis itu sudah menjadi kebutuhan deh hehe… gayane!

Tapi, intinya aku sudah tidak sabar mau menulis tentang perjalanan sandal baruku. Spesial oleh-oleh dari calon besan (alah!) Mama Mirza alias Nico yang lagi pulkam ke Banyuwangi sana. Selain karena tahaddust binni’mah, ples idkhalussurur sama dianya. *Matur nuwuuuun…*

Awalnya sempat surprise juga pas Nico bilang oleh-olehnya biar dibawa Zaki sekalian.
“Oww! Jadi dibawain to?” Kebetulan ada training jurnalistik di tempatnya, kerja sama dengan Matapena. Dan, Zaki yang orang Jogja itu, adalah salah satu fasilitatornya. Wuih! Rasane wis ora iso turu… alah! Menunggu kedatangan Zaki. Tiap telpon or sms memantau jalannya kegiatan, pasti deh ada buntut: jangan lupa sepatu sandalku.

Tapi, kenyataan bercerita lain. Pagi hari, pas aku nelpon Zaki yang sudah sampai Jogja, aku dapat kabar buruk dari penulis Santri Baru Gede ini:
“Sepatunya ketinggalan. Kalau nggak salah di Jember.”
“What!” hatiku langsung hancur berkeping-keping… “Kok bisa sih, Zak?”
“Takkira sih sudah ada di tas.”
“Jember itu tempat siapa?”
“Tempat masku.”
“Kamu sudah cek belum ke masmu?”
“Masku masih di kantor jam segini.”
Aku sudah ilfil banget pokoknya. “Ya udah, minta tolong dikirim ke Jogja ya…”

Yah, harus menunggu deh akhirnya. Itu juga kalau kirimannya tidak nyasar ke alamat yang salah. Bener-bener aku sudah berusaha untuk tidak mengharap, dan sumeleh. Kalau memang jodoh ya akan sampai di tempatku. Kalau tidak, ya memang nggak jodoh. Meskipun, dalam hati kecilku aku berharap-harap cemas, Zaki cuma guyon dan ngerjain aku apa beneran ya. Ih, sebel deh! *kebales deh aku yang suka ngerjain orang hehe…*
Eh, tapi pas aku mau makan siang, makjegagik ada Kang Ipeng, Spv. kantor perwakilan Malang. “Hei, di mobil ada sepatu sandal tuh. Punya siapa ya?”
What! Aku langsung njumbul. “Mana-mana, Kang?” secara Zaki ke tempat Nico kan diantar sama Kang Ipeng. Jadi, bener ya sandalnya ketinggalan. Dasar Zaki!
“Dibungkus koran… Sik, bentar.”

Wah kalau dibungkus koran sih, jelas bingkisan dong… Hihihi aku langsung sumringah. Rasane kayak dikipasi para dayang pakai kipas raksasa. Isis. Dan, pas bungkusan itu berhasil aku buka… Alhamdulillah. Ternyata aku mang berjodoh sama oleh2nya Nico. Langsung aku coba, dan aku pakai hari itu juga. Sementara Zaki, aku kirim sms gini: Zaki, aku sudah punya sepatu sandal baru. Yang ketinggalan di Jember buat kamu aja ya. Gak papa kok. Muat kan? Hehe. Dan sore harinya aku dapat SMS balasan: Awas lu! *Pisssss men!*

Sekarang, monggo dipun pirsani lenggak-lenggok di bawah ini...




Continue reading...