09 December, 2018

2 comments 12/09/2018 07:55:00 PM

Abis Lulus, Mau Ngapain?

Posted by isma - Filed under , ,

siang itu saya dan teman-teman mahasiswa phd indonesia ngobrol-ngobrol santai di cafe alias kantin kampus. jangan bayangkan kalau kantinnya itu seperti kantin kampus-kampus di indonesia ya. menunya lengkap, dari krupuk sampai sate. atau dari air putih sampai es campur. tapi kantin di sini, standar saja. ada teh, kopi, dan roti. sudah :) tapi, untuk tempat ngobrol, sudah lumayan. paling tidak untuk menghangatkan badan di tengah cuaca yang semakin dingin. sambil ngobrol soal perjalanan cerita, abis dapat phd, mau ngapain?

"untuk dapat tenure itu nggak gampang," salah seorang dari kami kembali menegaskan kalimat yang sudah diucapkannya pagi tadi. ia lalu bercerita tentang satu nama yang setelah berjuang akhirnya mendapatkan tempat di satu universitas swasta di jakarta. ada juga nama lain yang sudah luas dikenal karya dan tulisannya, tapi ternyata belum juga mendapatkan pekerjaan tetap di kampus temenku itu belajar. terus terang, aku kaget. kalau cerita sarjana indonesia kesulitan cari kerja, aku sudah sering dengar. tapi kalau sarjana bule, apalagi ia sudah punya banyak karya dan brand di bidangnya? hmmm, aku jadi sadar. aku memang terlalu naif.

di antara kami berempat, dua orang sudah tenure sebagai dosen pns, satu orang lagi sudah punya pengalaman menjadi dosen, dan aku sendirian yang berada di luar lingkaran akademik, perempuan seorangan, dan berusia di atas 40 tahun. jadi sepertinya cuma aku yang akan kesulitan menjawab pertanyaan judul itu. pertanyaan yang sedang kami obrolkan siang itu. program S3-ku akan selesai january 2020, tapi pertanyaan yang aku buat sebagai judul itu sudah aku dengar bahkan sejak tahun pertama aku di leiden. emang sih pertanyaannya nggak langsung seperti itu. melainkan pertanyaan semacam, ngajar di mana? atau dikirim sama kampus mana? tapi, jawabannya akan berujung pada hal yang sama.

studi S3 sepertinya bukan pekerjaan main-main. akhirnya aku menafsirkan demikian. setiap orang beranggapan, dan mungkin berharap bahwa lulusan S3 harus sudah punya pekerjaan yang pasti, dan pekerjaan itu adalah menjadi dosen, berkarir di bidang akademik. setiap kali aku tanya pembimbingku tentang kesempatan publikasi, mereka juga selalu merujuk pada satu istilah yang sama, scholar, bahwa nantinya aku diharapkan akan menjadi scholar, ilmuwan. tapi kalau ngomong-ngomong soal menjadi ilmuwan, hmmm, aku pikir aku masih punya harapan dan peluang meskipun aku tidak berstatus sebagai dosen. caranya gimana? banyak meneliti dan menulis haha.

eh emang bisa meneliti dan menulis? kamu kan nggak punya lembaga?

iya bisa, karena itulah yang aku lakukan setelah lulus S2. dari 2013--2015 aku bekerja serabutan dari LSM satu ke LSM lain sebagai peneliti, penulis, dan trainer. hasilnya lebih banyak berupa modul, dan hanya satu yang berupa success story book. honor yang aku dapat dari kerja serabutan itu, sebagian aku pakai untuk membiayai individual riset dan sangu untuk presentasi. sayangnya, dari lima penelitian itu, baru satu yang selesai ditulis dan sukses dipublikasi oleh special issue Asian Studies Review. seandainya aku bisa lebih tekun dan pinter (hehe), aku bisa menyelesaikan keempat tulisan dan dikirim ke jurnal. selain itu, aku selama ini mengabaikan skill menulis narasi, entah cerpen entah novel. satu hal yang menurutku penting untuk diasah kembali.

usiaku memang sudah tidak muda lagi, paling nggak kalau mau daftar jadi PNS sudah nggak bisa (kasihan). tapi, aku banyak belajar dari pengalaman hidup juga orang-orang di sekitar. asalkan aku mau obah dan nggremet, aku percaya akan ada peluang untuk bekerja dan berkarya. so mau ngapain abis lulus? aku mau balik ke yogya. mau ngurusi rumah yang sekian lama tak terawat, bersama ayah dan anak-anak. aku mau balik ikutan kumpulan ibu dasawisma dan pengajian ibu-ibu di mushala (yang mana aku belum pernah ikut karena biasanya bentrok sama kegiatan di luar), kegiatan fatayat, gerakan peace education dan creative writing, melakukan penelitian individu dan presentasi juga menulis novel supaya bisa jadi scholar yang novelist, sambil cari peluang untuk menerbitkan disertasi dan postdoc.

akhir kata, amiiiin. semoga terkabul.

2 comments:

entik said...

ah..jadi PHd itu sesuatu banget bagi ibu-ibu…
karena jeng isma aku juga jadi tertulari virus buat kuliah lagi, padahal aku sudah berada di zona nyaman di kantor. Ternyata setelah aku kuliah sambil hamil dan melahirkan, aku dapat ilmu kehidupan yang ga bakal didapat kalua aku tetap stay di kantor.

semoga lancer PHd-nya jeng..

isma said...

___jeng entik
keren jeng, dengan segala tantangan akhirnya bisa menyelesaikan study S2-nya, dan betul, pengalaman dan pengetahuannya sangat luar biasa!