satu hal yang penting dipikirkan dan dipastikan ketika tinggal di belanda adalah soal sekolah. karena peraturannya, setiap anak-anak yang tinggal di belanda harus bersekolah. pemerintah kota di mana kita tinggal akan memantau baik dengan bertanya langsung ketika kita register, atau setelah register mereka akan mengirimkan surat berupa form yang harus kita isi tentang di mana anak-anak kita bersekolah.
saat ini kak abiq dan dik atha bersekolah di SIDH (Sekolah Indonesia Den Haag). ini sekolah indonesia yang dikelola oleh KBRI berlokasi di den haag, wassenaar. setiap pagi anak-anak dari Leiden yang bersekolah di SIDH bersama-sama berangkat naik kereta turun di stasiun den haag, dilanjutkan dengan naik bis menuju sekolah. berangkat dari rumah pukul 7.30 pagi, dan tiba kembali di rumah biasanya pukul 04.30 sore.
kenapa kakak-kakak ara bersekolah di SIDH, tidak di sekolah belanda saja? hehe aku pernah ditanya begitu sama salah satu pembimbingku pas aku cerita tentang sekolah anak-anak. alasan utamanya sih supaya lebih mudah menyesuaikan sistem sekolahnya ketika nanti anak-anak kembali lagi ke indonesia. terutama untuk kak abiq yang akan kelas tiga SMP dan harus ikut ujian akhir, seperti pengalamannya waktu SD tahun lalu. selain itu, masuk ke sekolah belanda akan ribet juga buat kak abiq karena secara usia tidak bisa lagi masuk basic school. sementara untuk masuk ke sekolah lanjutan di belanda, kak abiq belum punya skill dasar sesuai dengan sistem yang berlaku di belanda. sementara untuk kak atha, daripada sekolah terpisah-pisah, lebih baik jadi satu saja sama kakaknya.
kurikulum di SIDH memang sama dengan sekolah di indonesia, juga hari-hari liburnya. tetapi ada beberapa perbedaan, salah satunya, ada di muatan lokal. anak-anak belajar bahasa belanda. untuk SMP, selain belanda, kak abiq juga belajar bahasa jerman, perancis, spanyol, dan arab. bahasa pengantar kelas lebih sering pakai bahasa inggris. juga untuk percakapan di luar kelas. metode ini tampaknya cukup mempengaruhi kemampuan bahasa inggris kak abiq dan atha. misalnya, atha suka tanya ke aku makna kosa-kata baru yang ia dengar entah dari gurunya atau dari teman-temannya. untuk dialog-dialog sederhana, ia juga mulai mengucapkannya dalam bahasa inggris. contohnya, i know, i don't like it, where is my sock, where is my bag.
selain itu, karena jumlah anak-anaknya tidak banyak, kelas mereka jadi seperti kelas privat. di kelas kak abiq cuma ada 5 orang murid, dan kak abiq cewek sendirian. sementara untuk SD, dibagi ke dalam dua kelas, yaitu kelas besar dimulai dari kelas 4, 5, dan 6, dan kelas kecil dari kelas 1, 2, dan 3. jadi atha yang duduk di bangku kelas 2 dijadikan satu kelas dengan anak-anak kelas 1 dan dua. itu pun jumlah mereka kurang lebih sepuluhan anak. tidak banyak. setiap hari senin, anak-anak berserajam jas hitam, hem putih, dan bawahan hitam dan mengikuti upacara. selain hari senin, mereka tidak berseragam. di SIDH juga ada pramuka, ekstrakulikuler seperti silat, menari, dan melukis. kak abiq ikut ekstra silat, sementara atha ikut ekstra melukis. kadang belajar-mengajar dilakukan di luar kelas, mengeksplorasi lingkungan untuk materi pembelajaran.
bagaimana proses daftarnya? mudah sekali. penjelasan tahapan pendaftarannya bisa dibaca di sini tapi sebelumnya aku menghubungi bagian administrasi hanya memberitahukan kalau aku sudah melakukan pendaftaran online. setelah itu, bagian administrasi memberikan response melalui email dengan penjelasan tentang dokumen-dokumen yang dibutuhkan, jumlah SPP dan biaya daftar ulang yang harus dibayar, juga seragam sekolah. SPP untuk SD 40e/bulan, untuk SMP 50e/bulan. proses pendaftaran kurang lebih lima hari, kemudian kak abiq dan kak atha sudah bisa masuk kelas.
sudah deh. yang rajin-rajin sekolah ya kakaks ...
sumber foto dari FB SIDH
your support means a lot ...
-
your support means a lot ...
ini sebenarnya hal biasa. tapi, buatku sangat luar biasa. pada saat aku
kehilangan kepercayaan diri, tiba-tiba ada orang ...
5 years ago
0 comments:
Post a Comment