|
bersama pengasuh, mbak badriyah fayumi |
yeay, akhirnya kak shinfa khatam juga mengikuti pesantren kilat ramadhan tahun ini. sore itu ketika kami datang menjemput di pesantren mahasina pondok gede, wajah kakak tampak berbinar senang. apakah itu pertanda ia terkesan dengan pesantren kilat yang ia ikuti? hehe bukaaan. ia senang karena kegiatan sudah selesai dan ia boleh lagi kruntelan sama ibunya lagi.
kak shinfa sebenarnya tidak mau mondok. tapi aku ingin kak shinfa ada pengalaman tinggal di pesantren, belajar menjadi santri. kebetulan pesantren kilat (sanlat) yang diikuti kakak ini pengasuh pesantrennya adalah temen sekaligus guru di
pengkaderan ulama perempuan yang aku ikuti, mbak badriyah fayumi. kebetulan juga berlokasi di sekitar jakarta, aku ajakin juga adik abhinaya, sepupu kak shinfa. ketika aku bilang kalau dik abhin juga ikutan sanlat, spontan kak shinfa menjawab iya. dik abhin juga tampak semangat. ia yang sebenarnya masih ngompolan biarpun sudah kelas 4 SD hehe, bersedia untuk belajar tidak ngompol sebelum berangkat ke pesantren.
|
kak shinfa dan dik atha di kamar kakak |
persiapan pun dilakukan. aku mentransfer infaq sanlat sebesar IDR 500.000, meminta adikku membeli kasur, dan mempersiapkan pakaian untuk kak shinfa. dari jogja kami berangkat pakai pesawat hari jum'at, 19 Juni 2015, dijemput adikku di bandara. Esok harinya, setelah shalat subuh kami berangkat ke pesantren mahasina. kak shinfa dan dik abhin tampak bersemangat dan tentu aku berharap semuanya akan berjalan dengan lancar. sebelumnya aku jelasin ke kakak kalau jumlah rakaat tarawih, bacaan shalat, dan bacaan qunut akan berbeda dari yang selama ini dilakukan kakak. "kayak kakak kalau jamaah sama ibu waktu shalat subuh itu, kakak ikut berdoa mengamini ya," pesanku. selama kakak di pesantren, aku tinggal di rumah adikku di slipi.
malam pertama berjalan dengan baik. baru keesokan harinya, ada sms dan telpon dari kakak pedamping masuk ke hapeku. waduh. tanda-tanda ada masalah ini. hehe ternyata benar. waktu aku telpon balik, suara kakak di seberang terdengar parau karena menangis. ia bahkan sesenggukan. "aku kangen ibu," ucapnya. "aku sudah ikuti kegiatan tapi tetep kebayang ibu." haduuuh, jadi terharu. ia ingin aku ikut menyusul tinggal di pesantren sampai selesai. aku berusaha merayu dan menjelaskan situasinya. lagi pula hanya lima hari, dan hari kamis kakak akan ditengokin juga.
|
salam-salaman usai penutupan |
ketika aku nengokin di pesantren, kakak tapak sedang berbincang-bincang dengan teman-temannya. dengan sumringah dia juga bercerita kegiatannya di sanlat. belajar tauhid, ubudiyan, tajwid, dan hafalan al-qur'an. ia juga bercerita tentang teman-temannya. dan waktu aku tinggal lagi, ia tampak baik-baik saja. tapi, keesokan harinya ia kembali menelpon sambil nangis-nangis. masih merayu supaya aku datang ke pesantren menemaninya. sampai pada pagi hari rabu, kakak menelpon, memastikan akan dijemput jam berapa, masih sambil menangis. ck ck ck
yah, namanya juga anak-anak ya hehe. padahal dua tahun tinggal berjauhan dari ibunya juga bisa. mungkin karena di pesantren ngurus sendiri dan memang belajar mandiri, rasanya tentu berbeda. anyway, kakak sukses menyelesaikan tantagan mesantren selama 5 hari. senang sekali. dan sebagai ungkapan kebahagiaan, kami membeli sepatu dan buka puasa di pizza hut semanggi. selamat yaaa sudah jadi santri.
|
kak shinfa dan dik abhinaya |
3 comments:
alhamdulilah yah mbak kakak menjadi santri
@sinta ----> iya ibunya yg seneng banget hehe. makasih ya sdh mampir.
ortu pasti banga kalo anaknya udah jadi santri :D
Post a Comment