02 April, 2014

4 comments 4/02/2014 06:00:00 PM

Melbourne di antara Kenangan

Posted by isma - Filed under ,

sejauh mata memandang, tanah berwarna kopi susu terhampar luas. pada bagian tertentu, beberapa benda berbentuk kotak bergerak, meskipun gerakannya seperti gerakan semut, kecil dan susah untuk dilihat dari ketinggian. jika di jakarta, kita disambut dengan pemandangan perumahan penduduk yang bertumpuk-tumpuk, tidak demikian dengan daerah pinggiran melbourne. dan begitulah yang saya lihat ketika pesawat yang saya tumpangi, perlahan mendekati landasan.

sekitar pukul 08.30, senin 31 maret 2014, saya dan teman-teman peserta MEP 2014 tiba di bandara Melbourne dengan selamat. saya sempat menikmati scramble egg dan keju, daging asap tipis, dan kentang di dalam pesawat, meskipun tak begitu nendang rasanya, cukup untuk bekal beraktivitas di hari pertama di Melbourne. aktivitas pertama, menyelesaikan persoalan imigrasi tentunya. tidak rumit, tidak seperti yang dikhawatirkan sebelumnya. petugas imigrasi hanya memeriksa passport dan visa, memberi stempel, dan tidak bertanya apa pun. berbeda dengan petugas imigrasi di bandara honolulu, toronto, atau bangalore india. mereka menyapa dan menanyakan tujuan kedatangan. meskipun saya tahu maksud kedatangan saya, tetap saja saya grogi karena khawatir jika salah ucap. iya kan :)

tantangan kedua yang harus saya lewati adalah pemeriksaan bawaan yang saya declare karena saya membawa souvenir kayu dan madu. "what is this?" petugas tua itu bertanya, menunjuk biji-bijian yang menempel pada jam dinding sebagai penanda angka. "kind of seed, mmm ... watermelon i guess," jawab saya, dan akhirnya diputuskan untuk ditake out. saya sebenarnya ingin ketawa melihat di bapak melepas 36 biji-bijian yang menempel pada 3 buah jam yang saya bawa. membuat kami harus menunggu. sedangkan teman saya yang membawa ikan asin, tidak dipersoalkan. saya kemudian jadi mengerti bahwa membawa biji-bijian meskipun besar kemungkinan sudah tidak akan bisa tumbuh tak bisa ditoleransi. catet!

bersama prof Tim

bersama ibu chris

keluar dari bandara, ibu crish sudah menunggu, dan setelah briefing di apartment, saya dan teman-teman pun melanjutkan kegiatan hari itu. ibu crish membawa saya ke university of melbourne bertemu dengan Prof. Tim Lindsey, the chair of the australia indonesia institute dan direktur the center for indonesian law, islam, and society. ia bercerita tentang banyak hal, dari cerita tentang nenek moyangnya yang immigrant sampai bagaimana pandangan masyarakat australia tentang muslim yang masih cenderung negatif karena sedikit yang mereka tahu atau bahkan tidak tahu sama sekali.

lalu, saya bertanya, upaya apa saja yang sudah dilakukan untuk mengubah citra tersebut. "ya banyak, di antaranya program MEP ini," jawabnya dengan bahasa indonesia yang fasih. australia indonesia institute banyak melakukan program-program untuk menjembatani perbedaan-perbedaan dalam rangka membangun multicultural understanding. "so, just keep doing it then, nothing to be worried," bisik saya dalam hati, hihi, sambil manggut-manggut.

dari unimelb, kami menuju mushala kecil di dalam lingkungan kampus diantar oleh rowand. ini keren sekali, karena di UHM tidak bisa dijumpai fasilitas beribadah untuk muslim. tak salah jika kim garret sempat menjelaskan bahwa komunitas muslim termasuk komunitas ketiga terbesar di australia. jadi ingat ketika pak zul dan kawan-kawan sempat ditegur oleh guru bahasa karena izin untuk shalat jumat. haha kami shock waktu itu, secara masih bau kencur dalam rimba kehidupan di hawaii. ah itu kenangan.

selesai shalat, tujuan selanjutnya adalah state library di victoria, dan saya seperti terbawa kembali pada kenangan waktu menjadi mahasiswa :) perpustakaan UHM yang dingin, mencari referensi lewat komputer, mencatatnya, dan menelusuri jajaran buku di rak-rak yang tinggi. bedanya, di perpustakaan ini tidak ada buku yang boleh dibawa pulang, tapi harus dibaca di tempat. pembaca tinggal mencatat buku yang dibutuhkan, dan akan diambilkan oleh petugas. tempatnya luas, hangat, dan hening, meskipun penuh oleh pengunjung. i love this perpustakaan.

satu sudut di university of melbourne

perpusda ala victoria

dalam perpustakaan. cantik.

ibu crish juga membawa kami ke lantai dua dan lantai tiga, tempat saya bisa melihat sejarah australia melalui koleksi foto, pameran benda-benda sejarah, dan lukisan. beberapa kali ibu crish menggarisbawahi bahwa negara ini dibentuk di atas perbedaan-perbedaan. nenek moyang datang dari negara, kewarganegaraan, ras, budaya, agama yang berbeda. meskipun saya tidak bisa merecall hasil pengamatan saya dengan jelas, tapi kunjungan ini membuat saya merasa ingin kembali membaca pameran sejarah pembentukan negara saya sendiri :(

saya sempat beristirahat sebentar di apartemen sebelum melanjutkan aktivitas di restoran india curry vault untuk dinner. aha, ini tentu saja mengingatkan kenangan saya selama di bangalore. masakan serba curry dan lassi mangga yang maknyus. saya bertemu dengan alumni MEP dari Australia yang sudah pergi ke Indonesia tahun-tahun yang lalu. seperti pesta koktail, kami berbincang tentang pekerjaan, hobi, keluarga, dan tentu pengalaman-pengalaman berkesan tentang MEP. selesai dengan satu orang, berganti dengan orang lain. lagi-lagi, kegiatan ini mengingatkan saya pada kelas bahasa inggris bu suling di NICE UHM. saya belajar bagaimana menemukan topik pembicaraan, bertanya dan meresponse. interesting!

menu masakan india

peserta dinner

selesai dinner, selesai juga kegiatan di hari pertama. saya kembali ke apartement dengan mata berat karena ngantuk. tapi tetap saja, saya sempat melihat-lihat kembali foto-foto yang berhasil saya jepret. foto-foto yang barangkali pada tahun kesekian setelah program ini akan menjadi kenangan yang pantas untuk dikenang :)

4 comments:

Ade Anita said...

Kena denda gak tuh di imigrasi? Temanku bawa sisa donat yg dia beli di dunkin donat suta kena denda $100...hahahaha... alasannya krn itu makanan bekas.

M. Faizi said...

saya sudah membaca dan senang. makanan dibahas lebih detil, ya! biar semakin jelas "isma"-nya, hahaha

Unknown said...

Kereeen mbak... suka suka suka (y)

Lidya Fitrian said...

kalau bawa jengkol bermasalah gak ya mbak hehehe