ini kali kedua saya mengikuti seleksi muslim exchange program (MEP) yang diselenggarakan oleh kedutaan australia dan universitas paramadina. hanya saja tahun 2013 saya tidak lolos seleksi. rasanya sedih sekali. kesempatan bepergian dan mendapatkan pengalaman-pengalaman berharga hilang dari genggaman. perasaan sedih ini berlangsung sampai beberapa hari. sampai saya mendapat pelipur lara, aplikasi saya untuk pekerjaan konsultan penulis modul di program MSI SIAP-1 diterima. tapi tetap saja, rasanya ada yang hilang. ya mungkin karena saya merasa memiliki potensi untuk lolos ya hehe.
sampai suatu hari, saya mendapat email dari belanda, kalau saya lolos seleksi program monsoon school di bangalore india. saya gembira bukan main, dan saya bisa melupakan patah hati saya karena tidak lolos MEP. dan justru di program ini saya tinggal di lingkungan yang lebih beragam, dari manca negara, belajar selama satu bulan dan mendapat kesempatan ke nepal. rasanya, terobati sudah patah hati saya. saya diam-diam juga mendapat satu pelajaran bahwa kita tak boleh serakah ingin mendapatkan banyak kesempatan dalam satu waktu. satu satu saja sudah cukup. tinggal dijalani dan dinikmati untuk pengalaman hidup yang berharga.
tapi patah hati tak membuat saya patah semangat. tahun 2014, tepatnya bulan januari, saya masukin aplikasi MEP lagi. saya minta rekomendasi dari yai husein. terima kasih beliau berkenan. saya lalu mendapat panggilan untuk interview pada tanggal 17 februari 2014. bebarengan dengan gunung kelud meletus. bandara ditutup dan saya harus pontang-panting mencari tiket kereta, dari tugu ke lempuyangan. padahal hari itu jogja seperti hujan salju tapi dari debu. gelap dan kotor. saya berangkat bersama ikfina untuk interview dan kemudian kami pun sama-sama lolos.
waktu interview kedua, saya sempat bilang kalau ini kali kedua saya diinterview. rowand dan bu yulia rupanya masih ingat wajah saya. dan saya menjawab pertanyaan dengan penjelasan yang lebih general. saya juga menyingung sedikit pengalaman saya ketika di india. dan meskipun optimis, saya tetep takut berlebihan, takut patah hati untuk kedua kalinya.
tapi Tuhan sudah membuat skenario. memang dari January saya sudah sering merasakan patah hati karena banyak lamaran pekerjaan dan aplikasi beasiswa saya tertolak. ya saya bilang banyak karena sudah tak terhitung *haha buka kartu*. tapi begitulah, patah hati boleh, tapi jangan sampai patah semangat. berusahalah sebanyak-banyaknya, tapi tak perlu berharap akan bisa mendapatkan semuanya. betuuuul ... sekarang saya tak lagi patah hati. saya senang. saya bersyukur dan berteriak, Australia, i am coming ...!
2 comments:
wah seneng banget ya mbak, selamat ya. Kapan aku bisa begitu juga ya
wah jeng isma ini.. bisa dapat kesempatan dan cari pengalaman di banyak tempat..
selamat ya...
Post a Comment