Ini benar-benar pengalaman yang tak terlupakan.
Beberapa hari sebelum lebaran sudah terbayang bagaimana aku akan melewati malam lebaran yang sepi, tanpa takbir, celoteh anak-anak dan senda gurau dengan ayah, kesibukan menata kue-kue, atau jalan-jalan keliling jogja. Pasti menyedihkan dan aku sudah merencanakan akan menangis semalaman *hehe kayak lagu ajah*. Aku juga sudah browse takbiran di yutube, dan wanti-wanti sama ayah untuk menemani ngobrol di malam takbir meski jarak berjauhan. Semua sudah aku siapkan untuk hari bahagia yang seolah-olah akan menyedihkan itu.
Lima hari sebelum lebaran, teman-teman sudah ramai merencanakan bagaimana akan berlebaran. Sepanjang hari-hari itu, ayah tak pernah absen menelpon. Seperti biasanya, dia selalu membangunkan aku untuk sahur. Kalau di luar sana ada istilah setor muka, di sini ada istilah setor suara hehe. Dan, aku sangat berterima kasih. Di rumah, adik-adik yang tinggal jauh sudah pada mudik, mengajak Shinfa atau Atha jalan-jalan untuk beli baju baru. Soal ini aku nggak perlu khawatir, karena kami keluarga besar. Senang sekali melihat ayah memperlihatkan baju-baju baru atha n shinfa lewat skype. Bisa mengobati sedih karena biasanya aku dan ayah akan putar-putar jogja untuk mempersiapkan baju-baju untuk kami semua. Shinfa juga kelihatan senang, karena rumah ramai dan banyak teman.
Malam lebaran di Indonesia dan pagi harinya, aku secara bergiliran menerima telpon dari Jogja dan Pekalongan. Sungkeman jarak jauh. Satu per satu. Sementara di Hawaii, aku masih berpuasa. Malam lebaran di Hawaii, setelah takbiran sendiri di dalam kamar, dan berkaca-kaca sebentar, aku langsung ke dapur. Malam itu, dapur hale manoa heboh oleh mahasiswa indonesia dan kak sharima dari malaysia. Kami mempersiapkan menu masing-masing untuk potluck besok malam. Ada yang masak empal, rendang, sambal goreng kentang, bali telor, opor, ketupat, lontong atau abon. Malam sebelumnya, aku dan teman-teman bikin selonsong ketupat. Kebetulan ada daun kelapa yang pendek, jadi tak susah untuk mendapatkannya. Aku yang tidak pernah bisa bikin selonsong ketupat, malam itu jadi belajar dan bisa membuat barang empat atau lima hehe. Lumayan.
Pukul 01.00 dini hari, saya baru bisa kembali lagi ke kamar. Karena harus menyelamatkan lontong plastik yang gosong. Bener-bener deh. Sempat ngobrol sebentar dengan ayah sebelum tidur untuk persiapan shalat ied. Beruntung hari Jumat aku tidak ada kelas, jadi bisa benar-benar menikmati lebaran. Dari Hale Manoa aku dan teman-teman berjalan kaki menuju Manoa park untuk shalat ied, lumayan jauh.
Beberapa hal yang membuat berbeda dari shalat ied lebaran kemarin adalah kebanyakan jamaah dari Pakistan dan Timur Tengah. Takbirannya tidak bernada seperti takbiran indonesia. Jadi, lurus-lurus saja, malah terdengar seperti teriak-teriak. Yang memakai mukena hanya orang-orang dari Indonesia dan Malaysia. Selain kami, hanya memakai baju panjang dan jilbab atau kerudung. Sebagian berkaos kaki, tapi banyak juga yang berlengan terbuka dan rambut kelihatan. Dan, satu lagi, khotbahnya pakai bahasa inggris beraksen arab. Di luar tempat shalat, berupa gedung terbuka, sudah disediakan roti yang ditata di atas piring kertas dan minuman berupa minuman kaleng, sirup, dan kopi.
Usai shalat aku dan teman-teman sempat makan-makan dan bercengkerama dengan sesama orang Indonesia yang tinggal di Hawaii, sebelum kembali ke Hale Manoa dan menikmati lontong gosong, yang ternyata enak, dan opor ayam. Tak ada silaturrahim seperti di indonesia, jadi sebisa mungkin aku menghabiskan waktu dengan teman-teman supaya tidak sedih-sedih amat. Sore harinya, kami menggelar potluck ied mubarak dengan mengundang temen-temen dekat selain orang Indonesia. Hasilnya, ramai bukan main. Hal yang sama juga digelar di rumah Mbak Lina, pada hari Sabtu. Menyenangkan, paling tidak sebagai ganti saudara yang bisa dikunjungi pas lebaran.
Setelah itu, saat orang-orang rumah masih sibuk menerima banyak tamu atau berkeliling ke saudara jauh, di hawaii lebaran sudah berlalu. Bedanya, aku sudah bisa makan di pagi hari, dan tak lagi melakukan shalat tarawih di malam hari. Kembali pusing dengan tugas membuat response dan siap-siap masuk kelas seperti biasa.
Happy ied, mohon maaf lahir dan batin ...
your support means a lot ...
-
your support means a lot ...
ini sebenarnya hal biasa. tapi, buatku sangat luar biasa. pada saat aku
kehilangan kepercayaan diri, tiba-tiba ada orang ...
5 years ago
3 comments:
met lebaran, mmaf lahir batin juga bu....Pengalaman lebaran di tempat baru yang pasti ngangeni kalo dah di Yogya lagi ya bu...
ternyata lebaran di hawai juga ramae jeng, walau ga serame di djogja..
maaf lahir bateen ya jeng, kalau ada salah2 kata selama ini..
Met Lebaran juga yah..Mohon Maaf Lahir dan bathin..btw, lebih enak lebaran di negeri sendiri yahhh...
Post a Comment