Tapi, mulai Minggu kemarin PAUD Kedung Banteng sudah resmi diadakan. Jadwalnya setiap hari Minggu pukul 09.00 di rumah Ibu Ketua, Mbah Zuhroh. Dulu PAUD ini cuma sebulan sekali dibarengin sama timbangan Posyandu. Mungkin karena sudah banyak dapat mainan dan dipikir lebih efektif kalau seminggu sekali akhirnya diputuskanlah perubahan jadwal PAUD ini.
Meskipun agak surprise buat aku yang tidak tahu-menahu... *hihi jadi malu, kuper banget ya*, aku senang banget akhirnya Shinfa bisa main-main bareng temannya setiap hari Minggu. Menambah jadwal mainnya di SALAM yang cuma hari Sabtu. Senengnya lagi, aku bisa intens menemani Shinfa bermain sambil belajar setiap Sabtu dan Minggu.
Minggu, 24 Februari yang lalu merupakan hari pertama Shinfa masuk PAUD. Dari pagi dia sudah semangat, meskipun wajahnya kelihatan jutek gara-gara aku tegur karena sudah galak sama Uyut. Dan ternyata kebawa deh sampai di PAUD. Dia nggak mau lepas dari ibunya. Main bongkar pasang juga tetap manyun. Hiii, serem deh. Pas diajak melukis pakai pelepah daun pisang, awalnya dia juga malas gitu. Masih kebawa dongkol kali. Meskipun lama-lama mau juga dia ikut corat-coret di atas karton putih.
Anak-anak yang ikut PAUD dibagi menjadi dua kelompok, usia 0-2th dan usia 3-5th. Banyak hal yang disampaikan Mbah Zuhroh aku cermati tidak jauh berbeda dengan konsep SALAM. Yang membebaskan anak untuk bereksplorasi dan memanfaatkan fasilitas dan benda-benda di alam sekitar. Misalnya, kemarin waktu mewarnai, untuk warna merah fasilitator meramunya dari buah Jingga (entah jenis apa, tapi warnya merah membara) yang tumbuh di depan rumah Mbah Zuhroh. Untuk warna hijau memakai perasan daun apaaa... gitu, aku lupa. Pokoknya nggak pakai pewarna buatan pabrik yang ada unsur kimianya.
Sementara untuk hari Minggu 2 Maret kemarin anak-anak bermain peran. Anak-anak dikelompokkan sesuai minat dan cita-cita, mereka dikasih mainan yang sesuai. Misalnya, ingin jadi dokter mainannya adalah stetoskop sama boneka suster. Kalau jadi tukang, mainannya seperangkat alat pertukangan. Dan, karena Shinfa katanya mau jadi Pak Polisi hehe, dia dikasih sederet mobil-mobilan. Meskipun akhirnya dia tidak menjamahnya sama sekali. Dia malah lebih suka main bongkar pasang sama main puzzle huruf dan angka. Asyik dengan dirinya sendiri.
Meskipun teori yang dipakai PAUD ada samanya dengan SALAM, dalam praktik ada juga perbedaannya. Di PAUD ini terkesan bahwa orang tua justru dibatasi keterlibatannya. ”Sudah Bu, agak mundur. Biar main sendiri,” intruksi Ibu Pembina. Kalau di SALAM, satu kali pun aku belum pernah mendengar intruksi seperti itu. Justru, orang tua diajari bagaimana menjadi pendamping anak yang baik dan membebaskan eksplorasi anak.
Makanya di SALAM, aku justru ikut terlibat, bukan ngajari, ngatur-ngatur, atau ikut campur dengan apa yang akan dikerjakan Shinfa. Melainkan, bertanya dan memancing daya kreatifnya. Seperti juga yang dilakukan Bu Anik pas jamnya bermain bebas. Jadi, anak-anak tidak sendirian tanpa pancingan apa-apa. Misalnya Shinfa lagi main balok bangunan, aku bertanya, ”Bikin apa to Dik?”
”Bikin istana.”
”Wiih, bagus ya. Istananya warna apa nih?”
”Melah. Yang ini bilu belum tua.” *maksudnya biru muda hehe*
Atau ketika dia menemukan kesulitan pasang puzzle, dia akan bertanya, ”Ini gimana, Bu?”
”Dicoba lagi dong. Kalo nggak cocok berarti bukan pasangannya. Dik Abit cari potongan yang lain.”
Selain itu, di PAUD ada baris-berbaris ketika senam. Dan bisa dipastikan Shinfa juga ogah2an untuk hal yang satu ini. Hihi. Maklum, di SALAM memang tidak ada yang namanya baris-berbaris. Kalaupun ada gerakan sambil nyanyi, ya asal berdiri saja. Dengan posisi yang nyaman versi anak-anak. Termasuk untuk fokus dengan materi yang sedang disampaikan oleh guru, kalau di SALAM tidak diharuskan. Dalam arti, anak-anak harus duduk rapi, diam tidak berteriak-teriak, tidak berlari-larian, atau asyik dengan mainannya sendiri. Akan tetapi, anak-anak yang mau mendengarkan ya akan dengan sendirinya melingkar di meja yang ditata di tengah ruangan. Sementara yang tidak tertarik, dia akan mencari kesibukan sendiri. Malah kemarin Sabtu, kejadian juga sementara yang lain lagi mendengarkan Bu Anik, ada anak yang minta kertas sama Bu Wiwin buat menggambar. Dan, uniknya itu pun difasilitasi.
Yah, apa pun perbedaannya, yang penting Shinfa mendapat tambahan kegiatan di hari Minggu. Paling tidak untuk melatih kecerdasan sosialnya, supaya bisa bergabung main dengan teman-temannya. Satu hal yang sampai saat ini belum bisa dilakukan Shinfa dengan baik. Semoga PAUD-nya tetap solid, rutin, dan tambah bagus ya. Amiin.
12 comments:
bu bendahara, aku pinjem uang dwong boleh gak:p
Apapun yg diajarkan yg penting positif dan menyenagkan anak-anak.
Shinfa jutek tapi jangan kek ja`a yah?
Wah..seru..banget ada PAUD di sana ya.. AYo shinfa semangat lagi belajarnya.. jangan jutekin mamah terus he..he..
seruuu yaaa bu kgiatan PAUD nyaa..
wah, di abit mau jadi pak polisi? hihihi...
shinfa... jangan jutek dwong ntar cantiknya ilang... kan mo jadi polisi.. nah loh apa hubungannya ya hehe
Shinfa masih jutek sama uyut aja deh..
PAUD nya semoga jalan terus.
wah bermanfaat sekali kegiatan ini
moga sukses selalu kegiatan ini ya....
kapan2 ben ikutan boleh ya hehe
Shinfa jgn jutek donk kn mau jd polisi....
Enak yah aua PAUD kalow deket pasti najwa aku ikutin deh :)
Shinfa jutek lagi ya...tp tteep kok maniz...wee...
sukses buat PAUDnya ya jeng....kegiatan bagus buat anak-anak tuh...
priitt...dek abit, mas akbar jangan di semprit yo,...
didesamu koq lengkap benerr siy Jeng, klo disini ada PAUD farrel mendingan dimasukin situ deh. shinfa teteup cakep lo walo jutek =D
mau OOT ya Jeng...
Undangan arisan besok tgl 16 di Amplas ya... (yg kemaren nggak jadi, hehe), selengkapnya ada di blogku :D
makasiii...
Post a Comment