18 March, 2008

13 comments 3/18/2008 12:49:00 PM

My Dream

Posted by isma - Filed under
Dapat tag dari Ninik. Sambil beromantisme, agak lupa-lupa ingat, aku coba menuliskannya berikut ini:

Masa SD
Ada satu impian yang masih aku ingat sampai gerang gini, yaitu jadi penulis buku anak-anak. Gara-gara kebiasaanku melahap buku cerita bantuan pemerintah milik perpustakaan sekolah. Aku jadi sering membayangkan seandainya aku bisa menulis cerita anak-anak lalu dibukukan. Hebat banget!

Lalu, aku coba menulis cerita dengan tema ratapan anak tiri pakai buku tulis bersampul Lupus. Tema ini memang booming banget jaman segitu. Apalagi ada film Ari Anggara segala. Selain juga menjadi tema cerita beberapa buku anak yang aku pinjam dari sekolah. Jadi, pantas kalau yang kebayang dalam pikiranku juga tema itu.

Kalau nggak salah ingat, aku menulis hampir 15-an halaman. Setiap penggalan cerita aku tandai dengan halaman baru. Tapi, sayang. Buku tulis Lupusku itu ilang, nggak tahu ke mana. Padahal, jelek-jelek gitu, meskipun ceritanya juga belum selesai, buku itu kan bagian dari sejarah dan catatan tentang semangat menulisku. Jadi penasaran juga, seperti apa ya gaya bahasaku dulu hihi…

Masa SMP
Ini masa-masa culunku di pesantren. Dan, aku dibikin ndomblong sama yang namanya mbak-mbak pengurus, terutama pengurus bulletin dan mading pesantren, juga sama mbak-mbak alumni yang biasa ngisi pelatihan tulis-menulis. Aku sempat ngefans sama tetangganya Ninik. Tapi, karena aku bukan aktivis organisasi atau menjadi sosok yang menonjol, ya aku nggak bisa dekat dengan idolaku itu. Kadang kalau melihat mbak itu lewat, atau lagi pidato, aku cuma bisa ndomblong sambil berkaca-kaca. Andaikan aku bisa dibimbing langsung ya sama mbak itu. Kasian deh!

Masa SMA
Masih di pesantren yang sama, tapi perubahan mulai terjadi sejak aku masuk SMA. Gara-gara aku menulis opini tentang dendaan 10.000 untuk pelanggaran membuang sampah di sembarang tempat, yang dimuat di bulletin Insaf. Mulai deh, kemampuan nulisku diperhitungkan. Gubrak! Padahal tulisanku juga nggak bagus-bagus amir. Aku dilamar oleh Pemred bulletin untuk ikut bergabung di bulletin. Aku juga dilamar oleh pengurus pesantren untuk mengasuh mading alias majalah dinding.

Untung deh aku pede dengan tulisan jelekku itu dan mau ngirimin ke redaksi Insaf ya. Jadi, peluang untuk belajar nulis lebih bagus semakin terbuka. Dengan terlibat di bulletin dan mading, mau nggak mau akhirnya aku jadi wajib nulis, ya cerpen ya berita ya laporan wawancara, sampai bikin pertanyaan sekaligus jawabannya untuk rubrik konsultasi. Habis, nggak ada yang ngirim sih.

Dan, impianku pun berlanjut ingin bisa kuliah dan aktif seperti mbak-mbak alumni itu. Jadi mahasiswa, wartawan… penulis… halah!

Masa S1
Alhamdulillah, meski dengan agak memaksa gara-gara krismon, aku bisa kuliah juga. Meski tidak di universitas favorit, paling enggak bisa ambil bahasa dan sastra. Impian jadi wartawan juga bisa aku lakoni dengan bergabung di majalah kampus. Cuma untuk jadi penulis lepas apalagi buku atau novel… hehe. Masih jauuuuh. Aku memang jarang menulis untuk aku kirim ke majalah atau koran. Pernah sih dua kali, tapi tidak ada yang dimuat. Jadi, aku pun males.

Tapi, pernah juga kejadian. Aku ngirim cerpen ke Nova, dan tidak ada jawaban. Lalu, cerpen itu aku kirimkan ke majalah Familia Jogja. Eeh, ternyata dimuat setelah aku hampir melupakannya. Termasuk yang iseng dan akhirnya masuk nominasi adalah ikut lomba nulis cerita anak bertemakan pluralisme oleh LSPPA. Jadi, sedikit demi sedikitlah, paling tidak impian untuk menampangkan tulisan sudah mulai tercapai… *poko'emaksa.com*

Lucunya, pas masa-masa ini aku suka banget sama yang namanya aktivis forum alias mahasiawa/wi yang selalu vokal dan rajin berdebat dalam diskusi. Hihi. Maklum, aku kan bukan termasuk kategori itu, jadi ya ngimpi2 banget bisa kayak gitu. Sampai aku jatuh naksir sama kakak tingkatku yang orang ponorogo itu hihi. Dia pake kacamata, dan coool... dingiiinnya pol deh. Naasnya lagi, dia nggak kenal sama aku. Hiks. (Eh, kemarin aku sempat ngelihat dia di parkiran amplaz lho...).

Untuk impian yang ini, lambat laun bisa aku abaikan. Tidak menggebu banget. Cuma, kemudian aku jadi memimpikan hal yang lain. Membayangkan gimana ya rasanya jadi editor. Gara-gara kakak senior di majalah yang aku taksir (hehe ternyata aku banyak memendam taksiran yah!) juga jadi editor. Hehe. Dan, impian untuk punya suami seorang aktivis, wartawan, dan penulis. Gubrak!

Masa Abis Lulus S1
Begitu lulus S1, aku dilamar untuk jadi korektor penerbit yang aku betahi sampai detik ini. Sampai promosi jabatan jadi editor dan redaktur. Ternyata seperti ini jadi editor ya. Alhamdulillah bisa merasakan. Dan lebih surprise lagi, aku jadi dapat kesempatan untuk punya 2 novel kecil. Impian jaman SD, baru terwujud setelah lulus S1. Meskipun tidak persis nulis buku cerita anak-anak. Semoga, suatu saat… amiin.

Dan, soal punya suami yang seorang aktivis, wartawan, dan penulis… seiring waktu dan aktivitasku di LSM, itu tidak lagi menjadi impian. Malah sudah apriori duluan. Hehe. Dan, rupanya itu pun mendapat jawaban dengan ketemuanya aku sama ayah Abik. Suamiku datang dari dunia lain… Makanya kalau ada yang nanya, “Suamimu dulu aktif di mana?” Hehe, aku jawab pun teman-temanku nggak bakalan tahu apalagi kenal.

Sebelum ada Shinfa, sempat bermimpi gimana menjadi ibu, menyusui, dan mengasuh anak. Sekarang setelah ada Shinfa, bukan berarti aku sudah tak punya mimpi lagi. Karena selain bermimpi, apa sih yang bisa aku lakukan untuk tetap bersemangat menjalani nikmat dan anugerah hidup di dunia? Karena aku juga yakin, jalan Allah mengabulkan permintaan adalah lewat mimpi. Karena dalam setiap mimpi ada harapan, ada doa, dan ada kepasrahan. Antara bisa dan tidak. Antara mungkin dan tidak. Antara terjadi atau tidak akan. Di situlah kepasrahan itu berada.

Lalu, apa impianku selanjutnya?
Kuliah lagi…
Punya usaha rumahan…
Nulis buku lagi…

Semoga suatu saat my dream will come true … Amiiin.

Makasih ya Van, kissnya berasa banget... hehe.
Semoga ya persahabatan kita, sedekat dan sehangat kiss.
Aku lanjutkan buat semua teman blogku, my kiss 4 u all.

13 comments:

El van said...

Waaah salut deh masi SD dah bisa nulis cerita..pantes aja skrg dah jd pnulis yg sukses. Xixi krn gk ada yg ngirim jd bikin ptanyaan n jawapan sendiri..

bundAzkaFaqih said...

smg apa yg dicita2kan tercapai yaaaa bu...:)

salut deh ama perjuangan dan ketekunan dlm hobi menulis dari kecil..

mutia and rayga said...

Say,mimpi lanjutanya sama banget ma aku twuh.Hebat dikau dr kecil jago nulis yak.

keep smile said...

Oalah ternyata dirimu ngefans dia juga ya????????? coba kalau aku tahu dari dulu, aku bakal nyomblangin kamu *halah opo wae*, Btw Is, aku kalau ketemu idolamu itu pengen ketawa aja, opo maneh kalau dia ngingetin masa2 di pondok, aduhhhh maluuuuuuuu

Anonymous said...

Amin...amin.. semoga impiannya terwujud ya jeng, dan cepat terbangun dari mimpi indah...sukses terus Is...your the best

Anonymous said...

wah, masa SD dan SMPnya kok hampir sama sih? cuman masa SMA dan setelahnya yg beda, hehehe... (bedanya, sampe skrg aku blum punya buku dan udah gak punya semangat buat nulis lagi, hiks)

*mau dong diprivat* :">

astin said...

ternyata dah jago nulis dari SD to, pantess...
ternyata dulu gampang naksir juga ma orang ya hehe..sama dong

nila said...

wahhhh..ternyata pinter nulis ya Mbak Isma...duh beruntungnya.
Aku pengen banget loh bisa nulis gitu
Ayo mbak, berkarya lagi ddoooong...
Aku penasaran tuh pengen baca ratapan anak tiri yg di buku Lupus..hehehe

Vera said...

hihihi...ampir sama deh hobi nulis dr kecil. waktu SD mpe SMU aku rajin kirim cerpen ma puisi, ikut lomba cerpen juga. waktu mulai kuliah udah ga pernah nulis lagi. Aku punya target th kmrn bisa kirim naskah novel, belom kewujud...mudah2an th ini..mo les privat dulu ma isma aaahhhh...hehehe...

Anggorowati said...

Alhamdulillah impian masa kecilnya jadi kenyataan. Smoga makin sukses yah,mbak. amiiin

primaningrum said...

hehehehe... tanya sendiri jawab sendiri ya is....

Alhamdulillah ya sebagian besar cita-cita masa kecil terwujudkan. Insya Allah sukses terus ya...

mamoy said...

hebad... dari sd udah mulai nulis... semoga cita2nya tercapai ya..

Anonymous said...

Jeng...baca perjalanan hidupmu weleh..sangat menarik sekali lho...emang udah ada jiwa penulis dr kecil ya...

Hayo semngat yaa...tulislah sebanyak2nya waktu yg kamu punya krn dg tulsan kita bs mencurahkan segala keinginan kita...aku doakan tulisanmu jd novel2 terlaris yg nantinya jg bs difilmkan juga...amiinn...