Desember adalah bulan spesial buat aku. Karena hari ibu jatuh pada 22 Desember. Hari yang meskipun tidak begitu dihebohkan oleh para ibu dan anak di kampung kelahiranku, Proto Kedungwuni, toh pas aku melihat tayangan di tv jadi tersentuh juga hatiku. Melihat gimana celoteh para artis tentang kedekatannya dengan ibu, atau beberapa surprise yang khusus didesain untuk para ibu…
Ibu, atau Simak kalau aku memanggil perempuan yang melahirkanku… Aku mengenalnya sebagai guru Al-Qur’an pertamaku. Mengajar privat aku dan mbakku membaca turutan (atau iqra’ kalau sekarang) tiap sore kadang abis mangrib. Aku pernah marah-marah gara-gara aku nggak bisa baca hunafaa’a pada surat al-Bayyinah. Aku bukannya memanjangkan huruf fa-nya, melainkan na-nya. Berkali-kali tetap saja salah. Karena jengkel aku malah nesu dewe, dongkol. “Yo wis. Timbang nangis, leren disik,” gitu kata simak. Tapi, aku enggak mau berhenti ngaji. Repot juga ternyata kalau aku sudah nesu. Ini tidak mau, itu tidak mau. Yah, alamat kagol ya seperti itu.
Itu kenangan yang entah kenapa sampai sekarang lekat sekali dalam ingatanku. Di antara banyak kenangan masa kecil bareng Ma'e. Dia yang selalu membangunkanku untuk shalat isya kalau aku ketiduran. Dia yang tidak pernah memaksaku untuk belajar. Dia yang selalu menjahitkanku baju lebaran. Dia yang selalu berbinar dan bangga tiap kali aku bisa melakukan sesuatu... aku suka sekali binar itu, dan entah aku ingin sekali membuat Simak selalu berbinar...
Aku kagum sekali dengan kretivitas Simak. Bisa menjahit, merias pengantin, bikin kue, memotong rambut… Dulu aku pernah bercita-cita ingin sekali mewarisi kreativitas itu. Semoga suatu saat...
Aku juga salut dengan keteguhan dan kesabaran Simak. Menjadi single parent ketika Bapakku meninggal pas aku kelas III SMP. Meneruskan usaha batik, bolak-balok Pekalongan-Pamanukan. Membiayai enam anak yang masih kecil-kecil. Begitu, Simak masih dengan percaya diri meneguhkan permintaan Bapak supaya aku tetap melanjutkan sekolah di pesantren, bahkan terus kuliah. Kalau bukan karena Simak yang begitu yakin kalau kita bisa, mungkin aku akan mundur dan kalah.
Simak, aku selalu berdoa untuk kebahagiaanmu, setiap saat, sepanjang waktu. Meski aku tidak setiap hari bisa melayani dan membantu, aku selalu memimpikan itu. Selalu, setiap saat, sepanjang waktu. Atau paling tidak kelahiranku di tanggal 23 Desember bisa menjadi kado spesial hari ibu buat Simak. Setiap bulan setiap tahun, sepanjang waktu. Pada saatnya nanti, aku yakin Allah akan mengabulkan mimpiku itu. Bukankah bermimpi adalah doa dan harap?
Desember memang spesial. Karena selain hari ibu, seperti kata temanku:
desember selalu mengingatkanku
bahwa ada lilin-lilin yang harus dinyalakan
mungkin jumlahnya dua puluh sembilan...
ah, jumlah tak sedikit untuk sebuah perjalanan
setahun lagi hidup baru dimulai... 30 tahun
selamat...
harus memilih
-
ceritanya aku apply dua peluang setelah wisuda dari leiden. peluang pertama
adalah postdoctoral yang infonya dishare sama bu barbara. yang kedua,
peluang...
1 year ago
5 comments:
met hr ibu ya buuuu.. asiiiik ada yg mo traktir akuuuu!!! hepi belated bday ya jeng.. mdh2an smua cita2nya terkabul..amin
Met hari Ibu buat simak & mbok`e Shinfa... (telat, so what gt loh..)
Selamat Ultah ya.. hope ur dreams come true... Muachhh
Eh eh.. 29?, masih kek 20 aja!!!
happy belated b-day jengk..hiks baru tau..maaf yah maklum lagi jarang BW...-Mutia
Selamat Hari ibu untuk Ma`e, wanita yang super power dalam segala hal.
And Happy B`day buat Isma...semoga makin kokoh iman dan islamnya, makin menjadi panutan bagi keluarga dalam segala kebaikan dan gag lupa juga yang pasti panjang umur dan sehat selalu. Amin...
Happy belated birthday untuk Isma, semoga diberi sisa umur yang berkah oleh Allah Swt.
Met hari ibu juga untuk Simak, kagum aku baca tentang Simak.
Post a Comment