12 March, 2007

5 comments 3/12/2007 04:08:00 PM

Waaah, Penonton Kecewa…!

Posted by isma - Filed under



Ini bukan cerita kekecewaan supporter bola sama regu jagoannya yang kalah tanding lho… hehehe. Bukan. Melainkan, ini kekecewaan penonton TV yang tiwas menunggu lama, eh nggak tahunya acara yang ditunggu belum jadi tayang. Lho kok bisa?

Jadi, ceritanya dua hari sebelum pesawat Garuda jatuh dan terbakar di Jogja *ikut prihatin dan berbela sungkawa sedalam-dalamnya. Semoga awan gelap segera berlalu dari bumi pertransportasian Indonesia tercinta amiin*, ada nomor Jakarta yang katanya dari TV ini menghubungi nomorku. ;;)

“Setelah membaca liputan di sini,” suara dari seberang mulai menjelaskan, “kami ingin mewawancara Ibu seputar fenomena ini untuk program ini. Bagaimana?”

What! Sempat kaget ples ndredek juga nih daku. Secara belum pernah aku juga divisiku diwawancara sama TV. “Bisa-bisa,” jawabku sumringah. “Kira-kira kapan?”

“Karena ini untuk tayang Jumat malam, jadi paling tidak materi beritanya hari Rabu harus sudah sampai Jakarta…”

Aku terlongong-longong. :-O

“Maaf ya, Bu. Memang mendadak, tapi kalo nggak mendadak namanya bukan berita dong…”
Aku nggak jadi terlongong-longong lagi, malah tersenyum lucu. Karena aku mendapatkan satu kriteria baru untuk sesuatu bisa disebut sebagai berita, ‘mendadak’. Hehehe. :D

Akhirnya setelah ngobrol dengan bos kecil dan bos besar dan bos-bos yang lain, aku pun menyatakan siap dan bersedia. Tapi, ya itu, harus maraton mempersiapkan segala sesuatunya hanya dalam waktu beberapa jam setelahnya, supaya besok hari Selasa reporternya sudah bisa mewawancara penulis, pembaca santri, redaktur, ples pengambilan gambar aktivitas tulis-menulis santri dan kegiatan lain di pesantren. Sehingga Rabu sudah bisa diproses di Jakarta, untuk tayang Jumat malam. Sip! ;)

Senen sore aku dan mbak ini bergerak, menemui pengurus pondok ini di Jogja. Secara di pesantren ini mang banyak temen-teman yang terlibat dalam komunitas ini. Jadi, alhamdulillah proses perizinan dan permohonan untuk wawancara berjalan dengan lancar. Meski aku dan mbak ini harus berlapar-lapar *eh, tapi Pijer sudah kasih penyangga perut sementara, donat sama lumpia, thanks ya*, dan berlelah-lelah sampai rumah kemalaman. Pa’ora! Ben! Babahno! Ritek! Gak papa! Demi suksesnya diliput sama TV hihihi…. Eit, tapi paling enggak, ini adalah keseriusan dan tanggung jawab kami karena merasa sudah diserahi amanah sebagai rekan kerja. Gitu kan? O:)

Hari Selasa pun tiba. Sebelumnya sudah ada SMS yang memberi tahu kalo kabiro Jogja mas ******* bakal menghubungi aku langsung. Dan, baru ketika jam sebelasan gitu deh si mas menghubungi aku, dan kita bikin janji jam setengah dua belas bakal kopdar *hehehe…mang blogger neng?*

Pas si masnya datang, kebingungan pun dimulai. Baru nyadar kalo ternyata semua banner ini yang gede-gede dan bisa dipakai sebagai tanda pengenal sedang tidak ada di kantor pusat. Padahal, itu penting buat menunjukkan kalo ini tuh liputan tentang ini. Syukurlah ada mas ini yang bisa bergerak cepat memproduksi banner guedddde baru buat ini.

Nah, sambil menunggu banner jadi, aku dan mbak ini menemani mas-mas reporter dan kameramen untuk ambil gambar dulu di pesantren, sekalian wawancara sama penulis dan pembaca. Biar deh menomorduakan lunch and rest, meski di sepanjang jalan kami berdua saling merintih kelaparan hehehe. Dari pesantren, dilanjut ke book fair untuk ambil gambar ini, dan balik lagi ke kantor pusat, mmm… jam setengah tigaan gitu deh. Yah, lumayan, dapet pengalaman gimana mobilingnya reporter TV pake mobil bermerk TV. Hehehe… <:-P

Tepat sampai di kantor, banner dah siap dipasang. Dan, akhirnya aku pun dapat giliran untuk diwawancara. Hm, jadi gini toh rasane diwawancara sama reporter TV? *Hai Nico, kalo kamu penasaran gimana rasane… Hm, yah kayak orang dipoto gitulah. Persiapane ndakik-ndakik, taunya potonya cuma maktlepik. Hehehe…* :-j

Dan, kurang lebih pukul setengah empat gitu, aku dan mbak ini baru bisa bernapas dengan leghaaa. Kenapa? Karena delivery order ayam kremes kami sudah datang. Nak nan! Setelah mas-mas awak TV-nya mohon pamit dan say thanks. Tanpa lupa menjelaskan kalau liputan ini untuk tayangan ini tiap Jumat malam. Pakai bahasa Inggris, secara sasaran penontonnya mang orang luar yang pingin tahu all about Indonesia, termasuk dunia Islamnya *yang penuh rahmat, bukan main pedang!*

Sekarang aku dan wadyabala pun tinggal menunggu datangnya Jumat malam. Sambil sesekali lempar woro-woro…hehehe…mendadak jadi berita! Ke sejumlah kerabat dan handai taulan, alah! Kayak mo nikahan aja sih. Meskipun jam tayangnya belum ada kepastian, secara SMS yang aku kirim ke Ibu yang dulu nelpon aku, belum ada jawaban. Aku jadi binun juga harus jawab apa, pas penulis yang diwawancara kirim SMS ke aku:

Mbak, jadi tayang jam berapa? Untuk memobilisasi penonton hehehe

Kandani aku yo jam pirone…, dari jeng ini

Yah, aku jawab ajah seperti kata Ibu’e yang kemarin, Jumat malam jam delapan, program ini bagian ini. Yang ternyata, setelah aku lihat towonya, pas aku gag ngantor hari Kamisnya gara-gara mabuk kamera hehehe… *ora ding, sisa jalan-jalan yang kemarin* ternyata yang bener Jumat malam jam setengah delapan *ketahuan kalo gag pernah nonton program ini ya… maklum, aku kan bukan orang luar negeri…hehe*. **==

Tepat Jumat malam abis maghrib, *sorenya temen seruanganku dah pada ngingetin jangan lupa lho…TV-nya disetel* semua orang rumahku sudah ngumpul di depan TV. “Sini Dik, bentar lagi nonton Ibu,” Teti menarik tangan Shinfa untuk nyenuk di pangkuannya. Beberapa teman sudah SMS konfirmasi jam penayangan. Malah ada yang pesen minta dimisscall segala. Waduh! Salah satunya adalah Om ini. Hehehe.

Tapi, setelah program ini berjalan hampir satu jam, liputan yang dimaksud belum juga nongol. Sampai mbak ini kirim SMS dengan nada pesimis: Kok lom ada ya mtpna di ****. Apalagi ketika bagian ini, ternyata yang tayang adalah ini. Wah, penonton pun kecewa. “Endi, kok ra ono?” Teti mulai protes. “Jumat sesok paling,” ayah coba menenangkan adiknya. :((

SMS kekecewaan juga aku dapatkan dari Jeng ini: Iyo je, kok sg metu mlh kaligrafi gt. Wah piye to, kadung **** ikutan begadang pgn liat mamanya Shinfa hihihi… Dan, ada juga yang merasa sudah kelewatan momen, ples salah nyebut TV-nya lagi: I think I already miss your show on ***** **. Ktnya jam 8 te. Da shot to

Aku cuma senyum-senyum, sambil jawabi SMS dari mbak ini: Iya je, Mbak. Ra tayang. Jumat besok pa ya. Ato kalo gak, gimana kalo minta pertanggungjawaban sama mas *******. Dan aku langsung ngakak pas baca jawaban SMS-nya: Emangnya dah telat berapa bulan? Kamu yakin ******* yang harus tanggung jawab? Kekekekek. =))

Hehehe. Ono-ono wae. Yo wis. Gag jadi Jumat ini, mungkin Jumat depan. Kalo Jumat depan gag jadi, mungkin Jumat depannya lagi. [-O< Kalo Jumat depan-depannya lagi gag jadi, hmmm…berarti liputan yang kemarin sudah bukan berita lagi, kan sudah nggak mendadak. Hehehehe.

Seru juga sih! Dan, endingnya, kesimpulannya, ternyata kriteria bahwa sesuatu itu bisa disebut berita lebih tepatnya adalah “didapat secara mendadak” oleh awak persnya, dan biar beritanya semakin bernilai harus memenuhi kriteria “ditunggu dengan harap-harap cemas penayangannya oleh pemirsa”. Hehehe, ngono paling yo? =:)

5 comments:

NdaH said...

weeeeh
jadi seleb dadakan ya buk
kalo jadi kasi kabar ya bu ;)

bundanya i-an said...

wah mendadak seleb neh.... keiknya aku harus siap2 minta tanda tangan ah..:))

Rien Hanafiah said...

kekekekkk...asyik ceritanya, ko ga muncul? eh mba acaranya apa to? coba ta liat jumat ini ya?:))

Anonymous said...

wah, mbok ya dicek sama si m*tr*tv nya tho... :)
~intan~

mbokne kyra said...

hehe..mbak, tenang wae..insya allah tayang kok..bener kalo gak jumat iki yo jumat depan yo jumat depannya lagi...hehe...mungkin si TV*** minta diliat terus biar Indonesian Now-nya naik rating..hehe...