satu hal yang aku tahu tentang leiden pertama kali adalah tentang kotanya yang cantik, tenang, dan enak buat belajar. begitu cerita salah seorang mas senior yang sempat berkunjung ke sana. lalu muncullah gambaran-gambaran tentang kincir angin, kanal, dan sepeda. memang kayaknya bakalan asyik belajar dan tinggal di leiden. dan ketika ternyata nasib membawaku ke kota ini, aku tentu saja merasa senang dan bersyukur, mendapat kesempatan untuk mengalami sendiri kisah yang dituturkan oleh senior itu.
minggu, 24 januari 2016, pukul 15.00 wib, aku sudah siap di bandara adi sucipto. pertahanan diri agar tidak menangis sudah jebol ketika ibu, bulik, dan budhe melepas keberangkatanku di halaman rumah. mungkin mereka tidak tega melepas ibu hamil melakukan perjalanan sendirian. meskipun itu bukan alasan satu-satunya. siapa pun ketika dihadapkan pada perpisahan, apalagi mendengar 4 tahun masa studi, akan merasa sedih juga. aku juga merasa sedih apalagi waktu kak abiq dan dik atha berlomba menangis. waduh. aku berusaha untuk tegar. namun gagal juga ketika sudah masuk untuk check in, aku sesenggukan di tengah lalu lalang orang-orang. juga ketika di ruang tunggu, menunggu boarding. aku kehabisan tissue untuk menyeka air mata.
perjalanan jogja ke amsterdam airport menggunakan tiket langsung dan transit di soeta airport jakarta. jadi aku nggak perlu ambil bagasi dan check in lagi di jakarta. aku bawa ransel dan koper kecil ke kabin. waktu mau boarding di jogja, mungkin karena ukuran koper saya terlihat agak besar, petugas maskapai memintaku untuk menaruhnya di bagasi. tapi, tidak demikian untuk penerbangan jakarta ke amsterdam.
waktu transit lumayan lama, dari pukul 5 sore hingga 11 malam. simak dan adik-adikku sengaja menemuiku di bandara. sama seperti ketika aku akan berangkat ke hawaii. kami duduk menunggu sambil ngobrol di koridor lantai dua terminal. aku tidak tahu persis bagaimana perasaan simak waktu itu. tapi beberapa kali dia sempat memastikan, "jadi kamu sendirian di belanda, hamil begini?" atau "gimana nanti ya, di sana." haha aku juga masih tidak tahu akan bagaimana nanti. aku juga tidak menyangka akan hamil. ini benar-benar kejutan yang mau tidak mau harus dijalani.
tak berapa lama, beberapa teman yang juga akan berangkat ke belanda, berdatangan. mereka juga diantar oleh sanak keluarga. di antara kami, hanya aku yang masa studinya akan lama. sementara yang lain, karena ambil master, masa studi mereka sekitar satu tahun. mereka masih muda-muda dan penuh semangat. tidak seperti aku yang sudah "senja" dan sepertinya telat untuk sekolah lagi :D sekitar pukul 9 malam, simak dan adik-adikku pamit duluan, sementara aku masih harus menunggu karena pesawat delay hingga pukul 1 dini hari.
ketika tiba saatnya masuk ke ruang tunggu, rasanya seperti de javu. terakhir aku masuk ke ruang tunggu keberangkatan internasional tepat satu tahun yang lalu ketika akan ke leiden untuk conference. bedanya, waktu itu aku lebih santai karena hanya bepergian untuk lima belas hari. tapi kali ini, aku harus menunggu satu tahun untuk kembali lagi ke indonesia, paling cepat. beban kerjanya juga tentu akan berbeda. bayangan tentang tantangan menjadi mahasiswa PhD yang banyak digambarkan di komik-komik juga sudah membayang-bayang di kepala. menghapus bayang-bayang indah tentang suasana yang sempat aku dengar dari pengalaman seorang senior.
dan ketika suara pengeras suara mengumumkan para penumpang GA88 untuk segera boarding, seperti biasa, aku cuma bisa berbisik, terjadilah apa yang akan terjadi ...
minggu, 24 januari 2016, pukul 15.00 wib, aku sudah siap di bandara adi sucipto. pertahanan diri agar tidak menangis sudah jebol ketika ibu, bulik, dan budhe melepas keberangkatanku di halaman rumah. mungkin mereka tidak tega melepas ibu hamil melakukan perjalanan sendirian. meskipun itu bukan alasan satu-satunya. siapa pun ketika dihadapkan pada perpisahan, apalagi mendengar 4 tahun masa studi, akan merasa sedih juga. aku juga merasa sedih apalagi waktu kak abiq dan dik atha berlomba menangis. waduh. aku berusaha untuk tegar. namun gagal juga ketika sudah masuk untuk check in, aku sesenggukan di tengah lalu lalang orang-orang. juga ketika di ruang tunggu, menunggu boarding. aku kehabisan tissue untuk menyeka air mata.
perjalanan jogja ke amsterdam airport menggunakan tiket langsung dan transit di soeta airport jakarta. jadi aku nggak perlu ambil bagasi dan check in lagi di jakarta. aku bawa ransel dan koper kecil ke kabin. waktu mau boarding di jogja, mungkin karena ukuran koper saya terlihat agak besar, petugas maskapai memintaku untuk menaruhnya di bagasi. tapi, tidak demikian untuk penerbangan jakarta ke amsterdam.
waktu transit lumayan lama, dari pukul 5 sore hingga 11 malam. simak dan adik-adikku sengaja menemuiku di bandara. sama seperti ketika aku akan berangkat ke hawaii. kami duduk menunggu sambil ngobrol di koridor lantai dua terminal. aku tidak tahu persis bagaimana perasaan simak waktu itu. tapi beberapa kali dia sempat memastikan, "jadi kamu sendirian di belanda, hamil begini?" atau "gimana nanti ya, di sana." haha aku juga masih tidak tahu akan bagaimana nanti. aku juga tidak menyangka akan hamil. ini benar-benar kejutan yang mau tidak mau harus dijalani.
tak berapa lama, beberapa teman yang juga akan berangkat ke belanda, berdatangan. mereka juga diantar oleh sanak keluarga. di antara kami, hanya aku yang masa studinya akan lama. sementara yang lain, karena ambil master, masa studi mereka sekitar satu tahun. mereka masih muda-muda dan penuh semangat. tidak seperti aku yang sudah "senja" dan sepertinya telat untuk sekolah lagi :D sekitar pukul 9 malam, simak dan adik-adikku pamit duluan, sementara aku masih harus menunggu karena pesawat delay hingga pukul 1 dini hari.
ketika tiba saatnya masuk ke ruang tunggu, rasanya seperti de javu. terakhir aku masuk ke ruang tunggu keberangkatan internasional tepat satu tahun yang lalu ketika akan ke leiden untuk conference. bedanya, waktu itu aku lebih santai karena hanya bepergian untuk lima belas hari. tapi kali ini, aku harus menunggu satu tahun untuk kembali lagi ke indonesia, paling cepat. beban kerjanya juga tentu akan berbeda. bayangan tentang tantangan menjadi mahasiswa PhD yang banyak digambarkan di komik-komik juga sudah membayang-bayang di kepala. menghapus bayang-bayang indah tentang suasana yang sempat aku dengar dari pengalaman seorang senior.
dan ketika suara pengeras suara mengumumkan para penumpang GA88 untuk segera boarding, seperti biasa, aku cuma bisa berbisik, terjadilah apa yang akan terjadi ...
2 comments:
wah aku ketinggalan berita nih mak, ternyat audah pergi lagi ya. Sehat2 disana ya
Semoga disana selalu baik2 saja ya mak.
Post a Comment