30 March, 2014

2 comments 3/30/2014 09:45:00 PM

Menuju Negeri Kanguru ...

Posted by isma - Filed under ,
hari yang saya tunggu-tunggu pun akhirnya tiba, jum'at, 28 maret 2014. saya tiba di jakarta sehari sebelumnya, memenuhi undangan kedutaan australia untuk briefing program pertukaran muslim indonesia-australia. saya berangkat dengan pesawat, bersama simak yang datang dari pekalongan karena ingin mencoba rasanya naik pesawat :)

ketika saya sampai di bandara adisucipto, jogja dalam keadaan mendung. kak abiq sudah berurai air mata, dan saya berusaha menenangkan. sementara dik atha, ia tampak tegar, nyantai, dan memberiku ciuman lengkap di setiap sudut wajah. "ibu mau kerja ya," katanya. "iya, di australia," jawabku. dan meskipun sudah biasa, tetap saja saya semedot meninggalkan mereka.

ini kali pertama saya masuk kedutaan australia. saya melewati sekuriti dan tiba di ruang pertemuan bersama ikfina, peserta MEP dari jepara. di dalam ruangan, kim garret dan anindita, dari kedutaan, riri khariroh, peserta MEP 2011, juga tiga peserta yang lain sudah menunggu. meskipun datang paling akhir, kami tidak terhitung terlambat dari jam yang dijawalkan.

kim segera memulai deskripsinya tentang australia, tentang komunitas muslim dan budaya yang berkembang di tanah asalnya. saya sempat terkejut ketika tahu bahwa muslim termasuk komunitas ketiga terbesar di australia. namun kim tidak tahu pasti, komunitas agama mana yang menduduki posisi pertama dan kedua. "mungkin kristen dan katolik," jawabnya.

usai kim, riri khariroh berbagi pengalaman selama mengikuti MEP 2011. tak cuma saya, keempat peserta lain seperti sudah dibawa dalam perjalanan seru MEP. saya semakin bersyukur bisa terpilih mengikuti program ini, mendapat kesempatan menjadi tamu dan dipertemukan dengan orang-orang penting di australia. "i can't wait to go there," celetuk tarawiyah.

anindita menambahkan beberapa point penting yang bersifat teknis kepada saya dan teman-teman. saya suka sekali memperhatikan air muka dan gayanya berbicara. jika selama ini kami hanya ngobrol lewat telpon dan email, hari ini saya bertemu langsung dengan orangnya. di mata saya anindita adalah perempuan cantik dan juga smart. "sabtu dan minggu silakan dipergunakan untuk istirahat, mempersiapkan stamina untuk perjalanan padat selama di ausie," pesannya.

tapi, saya dan ikfina sempat jalan-jalan ke senayan city pada sore harinya dan ke tanah abang pada keesokan harinya. barulah kami hanya berdiam di rumah pada hari minggu, mempersiapkan dan menata bekal yang akan kami bawa. jujur, kami sangat bersemangat untuk perjalanan ini.

dan malam ini, kami sudah di ruang tunggu garuda, menunggu saat kita untuk boarding ke dalam pesawat yang akan membawa kita ke negeri kanguru ... wish us a safe and comfortable flight ... :)

peserta MEP 2014: sukron makmun, tarawiyah, isma, ikfina, dan zahrul fata
Continue reading...

19 March, 2014

2 comments 3/19/2014 01:33:00 PM

Tak Lagi Patah Hati

Posted by isma - Filed under
waktu itu saya sedang mengikuti sesi pembukaan program penulisan buku panduan kepala sekolah, ketika tiba-tiba hp saya berbunyi. saya lihat sebuah nomor berkode 021 tengah menunggu di seberang. "halo, saya bicara dengan ibu nor ismah?" suara itu bertanya. "iya, benar," jawab saya sambil menerke-nerke, dari manakah ini karena lumayan banyak kabar gembira yang sedang saya nanti. baik soal aplikasi program atau job interview. "saya dari kedutaan australia, selamat ibu terpilih menjadi peserta muslim exchange program ke australia ... ," dan seketika saya seperti mendapatkan hujan dollar :)

ini kali kedua saya mengikuti seleksi muslim exchange program (MEP) yang diselenggarakan oleh kedutaan australia dan universitas paramadina. hanya saja tahun 2013 saya tidak lolos seleksi. rasanya sedih sekali. kesempatan bepergian dan mendapatkan pengalaman-pengalaman berharga hilang dari genggaman. perasaan sedih ini berlangsung sampai beberapa hari. sampai saya mendapat pelipur lara, aplikasi saya untuk pekerjaan konsultan penulis modul di program MSI SIAP-1 diterima. tapi tetap saja, rasanya ada yang hilang. ya mungkin karena saya merasa memiliki potensi untuk lolos ya hehe.

sampai suatu hari, saya mendapat email dari belanda, kalau saya lolos seleksi program monsoon school di bangalore india. saya gembira bukan main, dan saya bisa melupakan patah hati saya karena tidak lolos MEP. dan justru di program ini saya tinggal di lingkungan yang lebih beragam, dari manca negara, belajar selama satu bulan dan mendapat kesempatan ke nepal. rasanya, terobati sudah patah hati saya. saya diam-diam juga mendapat satu pelajaran bahwa kita tak boleh serakah ingin mendapatkan banyak kesempatan dalam satu waktu. satu satu saja sudah cukup. tinggal dijalani dan dinikmati untuk pengalaman hidup yang berharga.

bersama ikfina

suasana stasiun tugu

tapi patah hati tak membuat saya patah semangat. tahun 2014, tepatnya bulan januari, saya masukin aplikasi MEP lagi. saya minta rekomendasi dari yai husein. terima kasih beliau berkenan. saya lalu mendapat panggilan untuk interview pada tanggal 17 februari 2014. bebarengan dengan gunung kelud meletus. bandara ditutup dan saya harus pontang-panting mencari tiket kereta, dari tugu ke lempuyangan. padahal hari itu jogja seperti hujan salju tapi dari debu. gelap dan kotor. saya berangkat bersama ikfina untuk interview dan kemudian kami pun sama-sama lolos.

waktu interview kedua, saya sempat bilang kalau ini kali kedua saya diinterview. rowand dan bu yulia rupanya masih ingat wajah saya. dan saya menjawab pertanyaan dengan penjelasan yang lebih general. saya juga menyingung sedikit pengalaman saya ketika di india. dan meskipun optimis, saya tetep takut berlebihan, takut patah hati untuk kedua kalinya.

tapi Tuhan sudah membuat skenario. memang dari January saya sudah sering merasakan patah hati karena banyak lamaran pekerjaan dan aplikasi beasiswa saya tertolak. ya saya bilang banyak karena sudah tak terhitung *haha buka kartu*. tapi begitulah, patah hati boleh, tapi jangan sampai patah semangat. berusahalah sebanyak-banyaknya, tapi tak perlu berharap akan bisa mendapatkan semuanya. betuuuul ... sekarang saya tak lagi patah hati. saya senang. saya bersyukur dan berteriak, Australia, i am coming ...!
Continue reading...