Ketika saya tiba di ruang kerjanya, si ibu berambut pendek simpel itu langsung berdiri menyambut kedatangan saya. “Apa kabar, silakan,” ucapnya dengan bahasa Indonesia yang fasih. Saya tersenyum, mengikuti petunjuk tangannya untuk duduk di kursi kosong di dekat meja kerjanya. Ruangan itu tak seberapa luas, kira-kira 3x3 meter. Dari posisi berdiri saya di tengah pintu, saya melihat rak-rak buku berjajar di sebelah kanan saya, menyisakan lorong untuk masuk menuju meja tempat komputer dan dua kursi untuk si ibu dan tamunya. Letaknya yang berada di ujung ruangan, tempat si ibu biasa berkutat dengan komputer memang agak tersembunyi, terhalang rak-rak buku.
Namanya Ibu Barbara Watson Andaya. Guru besar kajian Asia Tenggara yang berasal dari Australia ini menikah dengan Professor Leonard Andaya dari Philippine, dan berkarir serta menetap di Hawaii US. Meskipun namanya sudah tak asing di telinga lewat cerita seorang teman, saya bertemu pertama kali dengan Ibu Barbara tahun 2010, tepatnya awal semester pertama saya sekolah di University of Hawaii at Manoa. Ia memiliki dua puteri yang sudah sama berkeluarga. Foto-foto indah keluarga besarnya dan senyum lucu cucu-cucunya tampak bertebaran menghiasai dinding ruang kerjanya. Menyenangkan sekali.
Beberapa kali saya menemui Ibu di ruangan itu, biasanya untuk revisi paper, konsultasi mata kuliah, atau meminta rekomendasi. Bahkan hingga dua tahun setelah kelulusan saya, Ibu Barbara masih menjadi pembimbing akademik dan editor paper-paper yang saya tulis. Teman-teman saya sampai pada heran. Ini karena si Ibu yang terlampau baik hati, atau saya yang tidak tahu diri, haha saya susah menilainya. Bagi saya Ibu Barbara adalah seorang Ibu dan Ibu peri. Meskipun saya bukan muridnya yang pintar dan menonjol, sikap dan perhatiannya tak membuat saya jadi minder dan takut salah. Persis seperti sikap Ibu sama anaknya.
Saya ingat, ketika pertama menulis paper untuk mata kuliahnya, Scope and Method on Southeast Asian Studies, ia dengan sabar menjelaskan bagaimana menulis paper yang baik. Tema paper yang bagi orang lain mungkin remeh temeh, Bu Barbara justru menunjukkan keunikan dan potensi dari paper saya. Ia juga menyarankan supaya saya mengirim paper saya yang sudah ia edit ke redaksi jurnal graduate students, Exploration, dan akhirnya berhasil diterbitkan. Haha ini benar-benar menyentuh ruang batin saya sebagai mahasiswa yang pas-pasan modal bahasa inggrisnya.
Seperti dengan Ibu saya sendiri, saya selalu cerita hal-hal penting berkaitan dengan pengembangan karir dan studi saya, mulai dari kesempatan ikut konferensi, short course, atau rencana untuk apply program tertentu. Dan seperti biasa, Ibu Barbara selalu menanggapi dengan antusias, bahkan ia sempat berkirim email, bertanya ketika melihat profil linked in saya memampang pekerjaan baru, dengan subject: glad to see your new position. "Are you working for AUSAID? What do you do in your work now?" tulisnya. Meskipun ia sibuk, saya ingat betul ia tak pernah lama membiarkan email saya tanpa balasan. Selalu cepat, bahkan selang beberapa menit. Satu teladan yang ingin saya ikuti. Ia yang sudah professor saja bisa se-humble itu menghargai orang lain, saya semestinya lebih rendah hati lagi. Saya sampai berkaca-kaca saking terharunya dan sangat bersyukur mendapat kesempatan menjadi mahasiswa yang dibimbingnya.
Saya ingin sekali bisa berkunjung ke Hawaii lagi, untuk bertemu dengan Ibu Barbara, menikmati setiap sudut ruang kerjanya yang penuh ornament khas Asia Tenggara. Saya selalu berdoa akan datangnya kesempatan itu. Kami memang hanya dua tahun berinteraksi dan hanya sesekali bertemu, tapi waktu yang singkat itu cukup membuat kesan yang sangat mendalam di hati saya. Selamat hari Ibu, Bu Barbara. Saya selalu berdoa untuk kesehatan dan kesuksesan Ibu. Setiap abjad yang Ibu ajarkan pada saya akan menjadi simpanan pahala dan berkah untuk kebahagiaan Ibu dan keluarga sepanjang waktu.
15 comments:
Selamat hari ibu
Pengalaman manis..:) Selamat hari ibu :)
Selain Ibu sendiri, terkadang kita bertemu dengan Ibu lain yang juga seperti ibu peri, ya, Mak? :)
Selamat Hari Ibu!
Happy Mother's Day, Mak! :)
Selamat hari Ibu... pengalaman yang luar biasa mak... saya suka. pasti menyenangkan ya..
senang bisa nemu 'ibu' yang lain...
Senangnya memiliki ibu dosen yg begitu perhatian ya...
waaah baik sekali ibu Barbara ini. Benar, humble sekali. Biasanya kalo profesor lama baru balas e-mail.
*tiba2tersadarkalosayajuga pernahlamabarubalas emailorang hikshiks*
Harus belajar dari Ibu Barbara untuk merespon e-mail dengan cepat
TFS
woow ibu perinya cantik !
Selamat hari ibu Mak !
ohoo.. saya udah mampir kmrn tp lupa komen :D
Sweet Moment ya mak.. :)
Met hari ibu mak :D
perhatian sekali ya...
seneng ih :)
Salam buat Bu Barbara ya Mak :)
Pengalaman manis dan memberi banyak pelajaran berharga ya, Mak :)
semoga bu Barbara selalu sehat, dan suatu saat Mak Isma bisa bertemu lagi dengan beliau :)
Moga bisa jalan2 ke Hawaii lagi ya maak ketemu sama ibu peri :)
Selamat hari Ibu ya Mbak :)
Post a Comment