Rumah dan Dapur Impian (2)

Setelah beberapa kali tak juga mendapatkan pulung, aku dan ayah tetap tak patah semangat. Tiga bulan sepulang dari Hawaii, sambil bekejaran dengan terus melejitnya harga bahan bangunan, aku kembali membuka tokobagus.com. Sepertinya Tuhan mendengar doaku, karena ndilalah aku menemukan tawaran rumah dari Sedayu Green Village (SGV), dengan luas tanah 138 meter persegi dan harga 162 juta. Hari itu juga aku minta ayah untuk menghubungi pengembangnya dan survey sore harinya. SGV adalah sebuah cluster perumahan yang hanya terdiri atas lima bangunan rumah, dan ada tiga kapling yang belum laku. Begitu survey ayah langsung cocok dengan lokasi A1 karena paling luas dan dekat dengan jalan masuk. Cluster ini terletak di dalam perkampungan di kaki perbukitan (dengar-dengar namanya Sempu) yang masuk area bantul yogya.

Esok harinya aku diajak melihat lokasi juga, dan setuju dengan ayah. Hanya saja waktu itu, kapling A1 sudah ditawar pembeli lain, tinggal menunggu kata iya dan tidaknya. Kami pun harap-harap cemas menunggu esok harinya, menunggu jawaban apakah pembeli pertama jadi atau tidak dengan tawarannya. Terus terang waktu itu aku sedikit trauma, jangan-jangan pengalaman buruk “tidak pulung” akan terulang lagi. Malamnya aku berdoa, Tuhan mudahkan jalan kami untuk punya rumah. Tak disangka, pihak pengembang yang ternyata adalah ketua yayasan tempat sekolah Kakak Abiq akhirnya memutuskan untuk memberikan kapling A1 pada kami. Alasannya, sampai waktu yang dijanjikan, calon pembeli pertama belum juga memberikan jawaban pasti.

Aku yang sudah sekian lama menunggu ingin punya rumah sudah pasti bahagia dan sangat bersyukur. Tahapan pembangunan pun dimulai pada hari Rabu, tanggal 30 Januari 2013. Sebelumnya aku minta temenku yang arsitek untuk mendesain ulang interior rumah, mengingat tanah terbatas supaya disulap menjadi luas dan nyaman. Jadi, meskipun ini tanah kaplingan, tapi pengembang memberikan kebebasan pada pembeli untuk mendesain isi rumah, termasuk warna dinding, motif dan ukuran keramik, juga fasilitas lain yang dibutuhkan. Tinggal kemudian, jika melebihi budget yang sudah ditentukan, akan ada biaya tambahan.

Sambil menunggu pembangunan, aku dan ayah rutin melihat lokasi, mengambil foto dari hari pertama sampai finishing. Tak terlewatkan. Aku juga mulai nyicil pesan kitchen cabinet dan teralis untuk jendela. Ini sudah cita-cita sejak awal. Bahwa bagian rumah yang ingin aku percantik adalah dapur. Kenapa, karena aku akan banyak menghabiskan waktu di dapur :) Tapi tetap, semua aku usahakan untuk mendapat harga yang murah tapi bagus. Termasuk membuat rak buku setinggi 2,5 meter. Ayah membuatnya sendiri memakai besi siku. Untuk gorden, aku sendiri yang menjahit, dan belum selesai sampai sekarang (ha ha). Rumah resmi selesai dibangun komplit dan siap ditempati pada hari Senin, 20 Mei 2013. Meskipun kami belum benar-benar menempati rumah, kunci rumah sudah kami terima.

Rasanya sesuatu banget ya punya rumah sendiri. Biarpun rumah kecil dengan harga yang terjangkau. Mungkin harga rumah pejabat yang milyaran itu bisa dipakai untuk bikin perumahan dengan harga per rumahnya seperti rumah baru kami. Tapi, kami bahagia sekali. Sekarang dalam satu minggu, kami bergantian menginap di rumah lama bersama Ibu, lalu beberapa hari di rumah baru kami. Kami bersyukur diberi kemudahan untuk mendapatkannya, setelah berbulan-bulan bekejaran dengan pulung. Kali ini, pulung akhirnya menghampiri kami, di Sedayu Green Village. Terimah kasih ya Rabb :)