Setiap pasang mata tampak terpukau takjub melihat tiga gunungan langsing berwarna kuning di stand mahasiswa Indonesia. "How did you make it?" salah seorang pengunjung bertanya. Lalu, kami menjelaskan terbuat dari apakah gunungan itu, apa saja bumbunya, juga bagaimana posisi gunungan itu dalam kancah per-makan-an di Indonesia. Yap, gunungan yang aku maksud itu bernama tumpeng nasi kuning, makanan yang biasanya akan selalu hadir pada event-event perayaan atau syukuran. Konon bentuk gunungan itu menggambarkan kondisi geografis Indonesia yang bergunung-gunung, dan ini merapakan bentuk rasa terima kasih manusia kepada Tuhan.
Ini kali kedua aku ikut maramaikan International Potluck 12 Januari 2012, yang diselenggarakan oleh organisasi mahasiswa yang berafiliasi dengan East West Center, atau biasa disebut dengan EWCPA. Seperti tahun lalu, kali ini aku dan teman-teman menampilkan tumpeng nasi kuning sebagai makanan utama dan dilombakan. Selain Indonesia, teman-teman dari Thailand, Philippine, Vietnam, Okinawa, Bangladesh, India, Bhutan, Europe, America ... juga ikut mengenalkan makanan khas mereka ke seluruh pengunjung event tersebut. Untuk bisa mencicipi, tentu saja kami harus antri. Menjelajah dari satu stand ke stand yang lain. Hari itu hari yang indah dan paling mengasyikkan karena kami dapat makanan gratis dengan menu dari segala penjuru dunia. Mantap.
Tapi, bagi mereka yang masuk dalam tim masak, seperti aku, bisa jadi hari itu hari yang sangat melelahkan. Aku kebetulan didaulat mengkoordinir teman-teman untuk partisipasi ini. Dimulai hari Kamis, menentukan bahan yang dibutuhkan, dan berangkat ke China town dan safeway untuk belanja. Apalagi dengan pikiran yang tak bisa lepas dari paper, mengenaskan. Tapi, demi nama baik Indonesia, apa pun kami lakukan *co cuwiiit*. Berlanjut hari Jumat malam, gerombolan si berat dari Indonesia memadati dapur lantai 6. Kalau yang namanya anak-anak Indonesia sudah berkumpul, dijamin kompak memang dan pasti menghasilkan makanan yang enak. Salah seorang pengguna dapur dari Fuji sampai bilang kalau dia suka sekali mahasiswa Indonesia merajai dapur. Karena itu artinya dia bakal dapat makan enak gratis. Ngakak deh.
Pukul 12.00PM, dapur sudah mulai sepi. Mata mereka sudah tak bisa lagi diajak konpromi. Tersisa, aku, saipul, rahma, ismi, pak arnold, mas hery dan urban. bahu-membahu membuat tumpeng dan hiasannya. Lumayan melelakan ternyata. Aku baru bisa merasakan karena tahun lalu aku sama-sekali tak terlibat dalam pembuatan tumpeng. Pukul 03.00 anggota tim berkurang, dan terus berkurang hingga yang tersisa adalah aku seorang pada pukul 6.30 pagi. Artinya, aku tidak tidur semalam suntuk. Waktu itu aku sempat heran, kenapa mataku baik-baik saja waktu diajak membuat tumpeng, tapi kalau diajak menulis paper atau membaca, jangankan semalaman, baru lima menit sudah tumbang :))
Aku tidak tahu bagaimana ceritanya tumpeng itu dibawa turun ke halaman asrama, waktu aku ikut bergabung pukul 01.00PM, hampir semua makanan seperti telor balado, perkedel, kering tempe, dan acar sudah hampir ludes. Kecuali tumpeng dan pasukannya yang dibiarkan berdiri dengan megah. Itu artinya, mereka doyan. Tahu enak atau tidak yang penting laku. Aku sempat juga keliling mencoba makanan satu per satu. Ada yang enak rasanya, dan ada yang unik juga asing di lidah. Rata-rata menu mereka berdekatan satu sama lain tergantung region. Taruhlan Bangladesh, makanannya cenderung agak mirip dengan makanan India yang memakai bumbu dasar kunyit. Atau Philippine dan Indonesia dengan menu makanannya yang hampir-hampir mirip kolak.Tapi, bagi lidarku, masakan asia lebih nyokot rasanya dari region lain, terutama rasa Indonesia tentunya. Mungkin karena itu juga ditambah dekorasi dan cara penyajian yang catik, akhirnya nasi tumpeng keluar sebagai juara. Yipeee!
harus memilih
-
ceritanya aku apply dua peluang setelah wisuda dari leiden. peluang pertama
adalah postdoctoral yang infonya dishare sama bu barbara. yang kedua,
peluang...
1 year ago
6 comments:
masakan indonesiah tetep is the best ya...btw tumpengnya lansing2 bener :)
seruuuuu, masak sampe berjam2 gitu yaa Mbak. pantas dunk jadi juara.
hidup tumpeng ;)
yg bantu masak Rahma juga maksudnya Mbak?? aiihh kangeenn deehh...
salam buat dia ya Mbak, udah lama gk chit chat dengan nya juga.
btw YM nya OL gk nih Mbak?? chit chatt yukks, udah lama gk chat ama Mbak jga :)
Tumpengnya keren Mba,deserve deh buat jadi pemenang, wuih hebat sampe semaleman gitu bikinnya...namun terbayarkan lelahnya dengan jadi juara ya, selamat ya Mba....
mantep banget gaya chef nya deh...hehhe
iihhh lucu tumpengnya, langsing hehehehe.
btw seru banget ya mba pastinya,palagi melek ampe pagi gitu hehehe
Post a Comment