21 April, 2011

5 comments 4/21/2011 09:07:00 AM

Banyak Urusan

Posted by isma - Filed under
Sekarang detik-detik akhir semester, jadi semua orang di Univ dan hale manoa dorm lagi pada banyak urusan. Dapur jadi sepi, wajah-wajah keliatan kucel dan mahal senyum.

Hari ini, ada temen dari Yogya datang ke Hawaii untuk conference. Biasanya jika ada tamu datang, teman-teman akan berkumpul untuk menyambut, makan siang bersama. Tapi, ternyata yang muncul cuma dua orang, aku dan temenku dari Jogja juga. Aku sebenarnya bisa sih bilang tidak bisa. Cuma, aku tahu bagaimana rasanya kalau aku datang ke suatu tempat, dan tak ada seorang pun temen yang menerima kedatanganku. Meski cuma mampir, dan sebentar, rasanya senang kalau ada yang menyambut bukan. Jadilah aku menyempatkan diri, meski paperku dari kemarin tak juga beranjak dari introduction hehe. Aku masak indomie, campur sosis, telur, kacang polong, dan wortel. Lalu, tak berapa lama muncul dua temen yang lain membawa jeruk dan ikan asin. Lumayan.

Tak cuma aku yang lagi pusing paper, temen-temen juga. Sementara pikiran sudah sampai ke kampung halaman hehe. Aku bahkan sudah pesan tiket untuk Jakarta-Jogja. Urusan dokumen dan daftar perpanjangan visa juga sudah beres. Tinggal oleh-oleh, mikir nata koper yang beratnya dibatasi (hadweeeeehhhh) dan membersihkan kamar. Belum-belum kok sudah pusing yaaa ...

Jadilah mikir papernya nggak jalan hehe. Rasanya kemrungsung saja. Rasanya sudah ah, nggak usah pakai paper kenapa. Hiks. Belum lagi ada final exam untuk satu mata kuliah dan dalam minggu ini harus presentasi project dokumentasi bahasa Jawa. Padahal aku belum ngapa-ngapain coba. Nah lho ... Stress deh. Jungkel-jungkel deh hehe.

Jadi, intinya campur aduk nih. Seneng karena tanggal mudik semakin dekat, tapi puyeng karena banyak urusan dan tugas yang harus diselesaikan. Tetep semangat aja deh, yakin bahwa segala sesuatu akan bisa diselesaikan dengan baik.

kondisi kamar saat akhir semester, malah bisa lebih parah :))
Continue reading...

18 April, 2011

3 comments 4/18/2011 11:44:00 PM

Kartini Muda Indonesia Bercerita ...

Posted by isma - Filed under

Ketika mengirimkan aplikasi untuk beasiswa Ford Foundation program studi luar negeri tahun 2008, saya membayangkan bagaimana kalau saya lolos seleksi dan benar-benar bisa ke luar negeri. Mungkin terkesan muluk-muluk, tapi pengalaman mengajarkan saya untuk tak usah takut bermimpi dan membayangkan yang baik-baik.

Sayangnya, setelah proses seleksi satu tahun, saya mendapat surat pemberitahuan bahwa saya tidak lolos seleksi. Tapi, saya tak pantang menyerah. Saya kembali mengirimkan aplikasi, masih dengan mimpi yang sama. Jika sebelumnya saya dan suami bersepakat untuk menunda momongan, sekarang tidak. Saya berpikir bahwa sebenarnya rencana Tuhan itu lebih unik, dan ketika Tuhan berkehendak saya yakin Dia sudah mempersiapkan segala perangkatnya.

Akhirnya, sekitar Agustus 2009 saya kembali mendapat surat pemberitahuan bahwa saya ...

_____________________________________

Baca cerita selanjutnya di Bercita-cita itu Tidak Dilarang ples the video, dan silakan Vote buat saya untuk Kartini Muda Indonesia Story Competition ... :))) Terima kasiiiih.
Continue reading...

04 April, 2011

6 comments 4/04/2011 12:39:00 AM

Wonderful Mauna Kea

Posted by isma - Filed under
Spring break, dua minggu yang lalu, aku dan dua orang temen berkesempatan nyebelah ke pulau tetangga di Hawaii, namanya Big Island. Pulau ini dikenal juga dengan pulau Hawaii, pulau termuda dan terbesar di Hawaii. Sementara pulau yang aku tempati di mana ibukota Hawaii berada, namanya Oahu. Selain Big Island dan Oahu, Hawaii memiliki pulau lain seperti Maui, Kawai, dan Lanai. Transportasi antarpulau seringnya memakai pesawat, dengan jarak tempuh antara 30 menit sampai satu setengah jam-an.

Kami memakai Hawaiian Airlines, bangun jam 3 pagi untuk mengejar penerbangan jam 5an. Ini kali pertama buatku menempuh perjalanan antarpulau selama tinggal di Hawaii. Sampai di bandara Hilo sekitar pukul 6, usai subuhan kami segera melaju ke University of Hawaii at Hilo. Suasananya benar-benar berbeda dengan Honolulu yang ramai dan penuh gedung bertingkat. Hilo seperti kota tua dan terletak di pedalaman. Aku jadi inget film-film holywood yang settingnya memakai kota-kota terpencil di daratan Amerika. Sejauh mata memandang terhampar daratan dengan satu dua bangunan rumah, kalaupun bergerombol bangunan-bangunan itu adalah pabrik atau gudang. Tapi asyiknya, udaranya terasa segar dan bersih. Lengang dan damai.


Di University kami cuma foto-foto karena mereka juga sedang libur spring break. Perjalanan berlanjut dengan jalan kaki berkilo-kilo meter menuju ke pusat kota. Buatku yang bukan petualang sejati pasti seperti mematah-matah seluruh persendian kaki. Apalagi dengan beban back pack berkilo-kilo membuat punggungku mati rasa saking pegalnya. Di sini taksi sangat jarang dijumpai, demikian juga angkutan umum seperti bus. Benar-benar kota sepi.

Dari pusat kota kami menelpon taksi dengan mencontek buku telpon yang disediakan di box telpon koin. Kami menuju ke Arnott Lodge, sebuah penginapan biasa, agak menepi dari pusat kota. Suasananya semakin sepi. Lodge ini biasa dipakai para backpacker menginap karena mereka menyediakan yard untuk mendirikan tenda dengan hanya membayar $5 permalam. Murah memang, tapi mengkhawatirkan kalau hujan deras. Dijamin kedinginan. Kami memilih tinggal di paviliun, memiliki dua kamar, satu ruang tamu, kamar mandi, dan dapur. Keren. Dapurnya lengkap, dari kompor listrik, oven, berikut peralatan wajan dan sebagainya. Sepagian kami teler, satu hal yang sebenarnya amat disayangkan karena kita tidak sempat untuk mengeksplorasi alam di sekitar lodge. Karena ternyata di dekat-dekat daerah itu ada pantai dan pelabuhan.


Setelah makan perbekalan dari rumah, pukul 1 siang kami siap-siap mengikuti program tour Arnott menuju Rainbow water fall dan puncak Maunakea. Menggunakan van bermuatan 10an orang, seorang guide berkulit hitam dan gaya bicaranya yang khas hawaii, mengantar kami menjelajah dua tempat itu. Rainbow fall menurutku biasa saja, berbeda sekali dengan puncak Maunakea. Ini adalah puncak tertinggi di dunia yang mencapai 33,000 ft, jika ketinggiannya dihitung dari dasar laut. Puncaknya biasa tertutup salju, biasanya saat winter, dan di puncak gunung inilah salju bisa ditemukan di Hawaii.

Sepanjang perjalanan menuju puncak, aku cuma melihat hamparan sisa-sisa lava yang mengeras dan menghitam. Tak ada kehidupan. Tanah kosong dan cadas. Atau kalau tidak, tanah merah dan tanaman hutan yang liar. Kalau Hawaiian menganggap Mauna kena adalah the holy land, aku sangat bisa merasakan kesakralannya. Benar-benar memukau. Terdiam. Tunduk. Subhanallah. Erupsi ini terjadi 6,000 sampai 4,000 tahun yang lalu, dan aku tak bisa membayangkan seperti apa kejadiannya waktu itu. Membuncah dan membara pastinya.


Kami berhenti di ketinggian 9000, udaranya sudah sedingin kulkas. Aku dan dua temenku menikmati bekal arem-arem yang aku bawa dari dorm. Tiupan anginnya kenceng sekali. Aku yang tidak tahan dingin harus memakai dua kaos kaki, sarung tangan, dua jaket, tutup kepala dan syal. Beberapa orang juga sudah mulai mengenakan baju hangat masing-masing. Perjalanan dilanjutkan. Ketika melewati semacam gate menuju ketinggian, aku sudah mulai memastikan pandangan untuk menemukan salju. Karena beberapa hari sebelumnya instruktur nari hulaku sempat menunjukkan foto-foto hasil perjalanannya ke Mauna Kea yang hampir seluruh permukaannya tertutup salju. Tapi sekarang, tersisa tanah merah. Aku sedikit kecewa.

Sebelum benar-benar sampai puncak, kami sempat berhenti sekali untuk melihat semacam alat pemantau astronomi yang seperti raksasa robot milik NASA. Lima menit berhenti sudah membuat pipiku seperti tertimpuk es. Tapi, tetap saja aku belum melihat salju. Baru ketika van kembali berjalan, tiba-tiba mataku menggeliat riang. Ada warna putih memanjang antara warna merah tanah gunung. Yup, itu salju. Sayang, terlalu jauh untuk disentuh. Sama saja seperti melihatnya di foto atau televisi. Kecewa lagi. Meskipun kami sempat berfoto-foto, sebelum melanjutkan perjalanan menuju puncak yang sebenarnya.


Tiba di puncak, sebelum semua berpencar, guide membagi jaket tambahan untuk melawan dingin. Aku yang berhasil menangkap warna putih-putih, segera berhambur untuk memastikan saljukah itu. Yeee, ternyata benar. Aku bersorak girang, lupa dengan tamparan dingin di wajah. Aha, ada salju, yang mengeras seperti es di dalam kulkas. Tapi, ada juga yang bisa dikeruk seperti es gosrok jajanan masa SD. Tak menyisakan banyak, tapi lumayan untuk membuktikan bahwa di Hawaii juga ada salju. Di puncak itu ada empat bangunan untuk memantau astronomi juga, tapi tidak dibuka untuk umum. Kami lalu mencari posisi masing-masing untuk mengantar matahari tenggelam. Menatap kejauhan, awan putih bergerombol indah membuat aku seperti terbang di angkasa. Aku bisa menangkap keagungan semesta raya. Menelusup, menyatu, dan tunduk. Perlahan, matahari bergerak turun, warna senja terpendar menabuh gegap rasa kagum. Indah luar biasa.

Seluruh penumpang van sudah bergerak kembali ke mobil, sementara kami harus menunggu klakson dari guide barulah mau beranjak. Enggan meninggalkan keindahan Mauna Kea, meskipun dinginnya sudah tidak tertahankan. Napasku sudah sesak, seperti ada tekanan di dada. Aku harus berhenti berkali-kali dan menarik napas dalam. Baru kali ini aku merasakan dingin dan kehabisan napas. Aku sudah berpikir kalau aku akan jatuh pingsan, sesak bukan main. Bersyukur aku bisa sampai di dalam mobil dan mendapat segelas coklat panas, membuat dadaku kembali terasa lega.

Tak menunggu lama, mobil beranjak turun. Guide sempat mengajak kami berhenti dan berdiri melingkar di sebuah tanah lapang untuk melihat bintang-bintang di langit. Sangat jernih, seperti di planetarium. Ia menjelaskan tentang sistem perbintangan Hawaiian, sementara aku sudah menggigil kedinginan. Malam itu, aku menyudahi hari pertama di Big Island dengan klimaks yang terkatakan. Salju, dingin, awan, senja, dan bintang. Wonderful Mauna Kea ...

Continue reading...