Keseluruhan program terbagi menjadi dua kegiatan, pertama adalah cultural booth. Ini menjadi tanggung jawab panitia dari Indonesian student. Dimulai pukul 09.00 sampai 11.30 AM. Pesertanya lumayan banyak, ada 200 remaja. Mereka dibagi ke dalam beberapa grup, bergerak secara bergiliran dan berantai ke beberapa pemberhentian. Pemberhentian pertama adalah ballroom, untuk mendengar penjelasan tentang bagaimana sih Indonesia itu, lalu menuju ke pemberhentian kedua yaitu music gamelan di art bulding. Berlanjut ke East West Center gallery untuk melihat pameran kerajinan Indonesia, dan pemberhentian terakhir adalah cultural booth yang ditungguin sama mahasiswa Indonesia. Setiap grup, mereka dibagi ke dalam tiga kegiatan: bermain, memakai baju daerah, dan menari. Setelah grup pertama ini selesai, grus kedua datang menggantikan giliran, begitu seterusnya. Per grup mendapat jatah 15 menit doang. Singkat banget.
Sayangnya, mahasiswa Indonesia yang terlibat tak begitu banyak, kurang dari 10 orang kalau tak salah. Biasa, dengan alasan sibuk mengerjakan tugas atau alasan lain. Padahal, menurutku ini momen bagus untuk promote Indonesian culture, sasarannya remaja lagi. Mungkin karena pekerjaanku di rumah berhubungan juga dengan remaja, aku jadi tertarik dan suka sekali. Para ABG Hawaii itu juga tampak sangat menikmati. Bermain lompat tali dengan tali karet yang dianyam. Lucunya, ada seorang guru yang tampak antusias ingin belajar bagaimana menganyam karet untuk lompat tali. Roma yang kebagian tugas menjaga stand ini, tampak lihai melompati tali dan menantang teman-teman untuk melompat setinggi-tingginya. Dan berhasil, hehe. Anak-anak itu jadi tertantang untuk ikut juga jumpalitan.
Di bagian baju daerah, kami menyediakan seragam tari saman, kebaya, baju bodo, baju Bima, baju palembang dan baju Jawa. Tak banyak koleksinya, itu pun memakai baju koleksi pribadi. Tapi, tetap seru! "Do you wanna try this?" kami menawarkan. Dengan berbinar mereka menjawab, "Sure." Mulailah kami sibuk melayani hehe. Pasang ini dan itu, lalu dipotret. Mereka kelihatan cantik dan elegan. Komentarnya macam-macam, tapi rata-rata mereka mengatakan, "wow, it's hot." Hehe, maklum. Biasanya pakai tengtop, trus pakai kebaya dan jarik, jelas berbeda rasanya. Mereka juga bertanya, kapan kostum ini dipakai, untuk harian atau pada event tertentu. Atau bertanya, bagaimana cara membuatnya, terbuat dari apa dan lain sebagainya.
Booth yang ketiga adalah belajar menari poco-poco. Arum yang menjadi pengajarnya. Tadinya sempat bermasalah dengan sound system. Aku sampai naik ke kamar untuk ambil laptop gedeku supaya suara musiknya bisa lebih kenceng. Tapi, syukur bantuan alat-alat sound system segera datang. Seru dan ramai. Meskipun gerakannya sederhana, poco-poco lumayan menantang juga. Karena gerakannya ngebit juga musti ingat apakah bergerak ke kanan atau ke kiri. Aku suka sekali poco-poco, dan karena Arum sendirian, aku kadang bolak-balik, dari booth baju daerah ke booth tarian. Untuk info tentang poco-poco, kami sediakan pamflet yang bisa mereka baca.
Lalu, bagian kedua dari Fall Conference ini dimulai pukul 13.00 sampai 16.00 berupa Quiz contest tentang APEC dan di sela-sela menunggu pengumuman pemenang, kami menari Gandrung, tarian khas Lombok. Debut pertama grup Cinta Indonesia dengan tari Gandrung. Selesai acara, capekku luar biasa. Tapi senang dan puas, selain karena bisa memperkenalkan budaya Indonesia juga belajar tentang kemasan kegiatan menarik untuk remaja :))
5 comments:
bule pakai pakaian adat indonesia keren loh mbak :)
acaranya seru banget Mbak ...
eh, disana itu gak ada main lompat tali ya ?
serunyaaaa..
iya, sayang banget yah mbak, yang ikut cuman 10 an.
wah, ternyata promosi indonesia bisa dengan cara macem-macem.
seru acaranya jeng...
aiihh seruuu sekali sepertinya ya mbak...
btw yg baju ijo itu Amha kah?? Rahma Kadir maksdku :D
Post a Comment