Sebelumnya ibu minta maaf ya Nak. Ibu tidak bisa memberimu ASI genap 2 tahun seperti yang sudah ibu berikan untuk kakakmu, Shinfa. Pada usiamu yang genap 40 hari, ibu harus sudah pergi meninggalkanmu. Memutus paksa ASI yang justru sedang banyak-banyaknya. Ayah bilang, seminggu setelah perpisahan kita, Atha selalu menangis tiap malam sebelum tidur. Membuat seisi rumah juga ikut berlinang air mata. Anak sekecil itu sudah harus berpisah dengan ibunya...
Itulah kenapa kemudian pada mudikku yang pertama, seminggu di Jakarta, aku kembali menyusui Atha. Dua hari di rumah, Atha anteng dan tak banyak suara. Mungkin ayem ditungguin sama ibunya lengkap dengan ASI. Kangenku menyusui Atha juga terobati. Semula ayah bilang, sudah nggak usah disusui. Tapi, aku tetap menyusui. Toh Atha juga masih mau dan malah lebih anteng.
Tapi, ternyata pada malam aku harus kembali ke Jakarta, Atha kembali rewel. Sambil menggerak-gerakkan kepalanya ke samping, seperti mencari-cari ASI. Aku jadi merasa bersalah, dan mau tidak mau memang aku harus tega untuk tidakmenyusui Atha lagi. Ayah juga minta itu supaya dia terbiasa ketika aku tinggal dan tak ada ASI. Suer, ini hal paling berat yang harus aku lakukan selama menjadi ibu. Hamil dan melahirkan dengan segala kepayahan, memang berat tapi justru karena kepayahan itu adalah jalan mendapatkan Atha. Tapi, menyusui, aku harus merelakan moment-moment indah menyusui sebagai seorang ibu. Jauh lebih berat!
Ibu juga minta maaf, tak bisa lagi mengikuti setiap detik perubahanmu Nak, secara langsung seperti yang ibu lakukan untuk kakakmu, Shinfa. Di rumah cuma dua atau tiga hari, terlalu singkat untuk mengamati setiap detik perubahan dan perkembanganmu. Paling ayah akan bercerita, tentang suara-suaramu, kelucuan gerakmu, dan rewelmu pastinya.
Atha sudah dua bulan pada 23 Januari kemarin. Berat badannya 5kg 3ons. Aku berkesempatan menemaninya imunisasi DPT-Polio I pada 26 Januari kemarin. Waktu itu ia jadi agak demam karena reaksi imunisasi. Sekarang, Atha sudah bersuara dan tersenyum jika diajak bicara. Suaranya semakin jelas. Matanya sudah bisa menatap ke satu perhatian. Tidur juga sudah tak lagi menetap, pasti akan bergeser. Jika tidak sedang ngantuk atau haus, Atha akan diam berbaring di kasur, nggak menangis atau rewel. Menggemaskan!
Kalau menurut teori, sekarang adalah saatnya untuk merangsang supaya bisa tengkurap. Lagi-lagi, aku tidak bisa intens melakukannya karena jarak. Sekali lagi maafkan ibu ya Nak. Ibu sebenarnya juga sedih dan sakit. Tapi, ibu yakin kamu adalah pejuang, seperti juga ayah dan kakakmu, yang akan berjuang untuk kemenangan kita. Suatu saat nanti.
Sehat selalu ya Atha, cepat besar. Ibu love u so much... ummmuah!
4 comments:
postingane cuma poto ga ada tulisannya jeng?
wuih atha ndut dewh, ampe belon sempat nengokin deh daku..., maap ya atha
tuh sdh ada ceritanya hehhe.
nyantai wae buk, didoakan dr rumah sdh matur nuwun. salam bwt ihsan ya...
baca postingan ini kok jd ga tega juga ya mbak...hiks hiks...bisa mbayangin deh ninggalin bayi apalagi wkt msh ASI spt itu....
semoga atha tumbuh jd anak sehat dan kuat ya spt ibunya!
happy birthday buat kak Shinfa, dan Atha mudah2an selalu sehat walau jauh dari Ibu....
Post a Comment