Shinfaku tambah gede saja. So, kupikir ia sudah harus belajar banyak hal, di antaranya tentang mengerti dan mengalah. Kemarin dia nangis bombay gara-gara Mbak Tami dibeliin tas pink yang ada rodanya buat sekolah, sedangkan dirinya tidak.
“Ibu, Dik Abit dibeliin tas juga yang ada stroberynya,”
ia merengek sambil berkaca-kaca.
“Iya. Tapi tidak sekarang. Ibu belum punya uang,” aku beralasan. Karena memang kantongku lagi mepet. Hehe.
“Lihat dompetnya Ibu!”
Weks! Hihi aku ngikik. Pinter juga dia, takut dibohongi jadi butuh bukti. Lalu aku keluarkan dompet panjangku yang memang nggak ada duit sama sekali. Cuma berisi dua kartu, KTP, dan beberapa kertas kecil. Shinfa menerima dompet itu dengan mulut manyun, lalu membuka setiap kantong2nya dengan teliti.
“Tuuh kan, uangnya habis. Besok ya nunggu Ibu dapat uang,” jelasku. “Atau sana minta sama ayah,” usulku iseng. Eh, ternyata Shinfa mengiyakan. Dia langsung berteriak,
“Ayaaaaah, minta uang buat beli tas.”
Lalu, masuklah ayah dengan senyum dikulum, dan menjawab, “Kan ayah belum gajian. Besok ya kalau sudah gajian.” Oooh, wajah Shinfa langsung kuyu, tak ada harapan untuk bisa punya tas strobery dalam waktu dekat.
Tidak tega sih sebenarnya membuat Shinfa kecewa. Tapi, itu bagian dari persoalan yang harus Shinfa pelajari dan sikapi dengan bijak. Tidak semua keinginan bisa ia dapatkan dalam waktu seketika. Sekali waktu ia musti dikenalkan sama yang namanya nggak punya cukup uang (hehe). Ia harus belajar mengerti, mengalah, dan berkompromi. Ini yang paling penting. Karena setua aku, sering kali masih susah untuk membiasakan ketiganya itu. Apalagi kalau sudah merasa "harusnya" begitu karena berbagai justifikasi. Tapi, tentu saja semua harus dimulai dengan komunikasi dan penjelasan tentang alasan yang bisa diterima. Nggak mungkin kan, aku tak ada penjelasan apa-apa, diam seribu bahasa, dan lalu tiba-tiba meminta Shinfa untuk mengerti, mengalah, dan berkompromi kalau ayah-ibunya belum punya uang cukup. Ini namanya kekerasan (hehehehe), kekerasan psikis terhadap anak.
“Besok ya Dek, kalau ayah ibu dah gajian kita beli tas. Mau ke mana? Ke kerfur ya?” Kupikir Shinfa akan menjawab, iya.
Eeeh, dia menjawab, “Enggak. Ke Godean.” Hihi… tibakno cuma Godean to Shin, pasar kecamatan hehehe…
3 comments:
he-eh shinfa pengen dibeliin tas di godean ya?
hai...shinfa pakabar...makin pinter aja deh...kalah deh bunda ma shinfa
hahaha... godean pasti lebih asyik daripada kerfur ya shin?
eh tapi klo ke kerfur bisa sekalian mampir ke rumah tante fa lho :D
Post a Comment