Aku dan Polisi

Mumpung masih anget. Ini kejadian tadi pagi. Aku keluar dari rumah sekitar pukul 09.00. Untuk ukuran kantorku ya sudah telat, dan jam jeglek yang tercetak akan bertinta merah hehe. Dan jam segitu sebenarnya tidak aman buat aku yang notabene belum ber-SIM. Karena biasanya pak polisi sudah siap-siap di jalanan kalau tiba waktunya operasi alias razia. Daerah ringroad memang lumayan sering cegatan. Terutama di dekat-dekat jalan Parangtritis.

Setelah mengisi bensin 1 liter aku memacu motorku, biasa saja. Secara bukan pembalap hehe. Sampai di Pertigaan Gamping, weleh kok banyak Pak Polisi yak. Ah, tapi kupikir mereka lagi mengamankan jalan karena mau kelewatan pejabat. Aku mampir counter untuk beli kartu perdana untuk ngenet. Sambil aktivasi, si mas penjual bilang, "Itu ada cegatan, Mbak. Punya SIM STNK nggak?" Aku menggeleng sambil mbatin alhamdulillah, jadi pas aku lewat tadi acara razia belum dimulai. Dan, aku tidak kecegat. Hehe.

Seingatku, udah tiga kali aku kecegatan razia, dan ketiga-tiganya berhasil ngabur. Jurusnya, jalan pelan-pelan, pede aja, pas yang depan lagi ditanya, agak menepi, pas petugas lengah, jalan deh pelan-pelan, dan wuuuush. Sama jangan lupa baca shalawat. Hehe. Tapi, ini tidak menjamin juga ding. Yang lebih menjamin adalah, jangan berangkat ke kantor kesiangan dan pulang lebih cepat dari jam 5. Itu yang pasti.

Btw, kenapa sih nggak segera bikin SIM aja. Jawabannya malas ngurus. Secara Polres Sleman jauh pisan dari rumah. Mana ayah full sampe Sabtu, jadi nggak ada yang nganterin. Jurusnya ya nembak. What nembak? Hihi. Bukan warga negara yang baik deh ujung-ujungnya yak!

keseringan mejengin poto Shinfa,
giliran emaknya yak
yg nampang hehe...