18 February, 2008

18 comments 2/18/2008 03:41:00 PM

“Percayakan Shinfa sama Ayah ya…”

Posted by isma - Filed under ,
Hampir setengah bulan aku absen menulis blog. Berarti aku telah melewatkan banyak momen tanpa sempat aku catatkan di sini. Entah tentang Shinfa, tentang temuan-temuan kecil dalam hidup, atau apa sajalah, termasuk tentang our fourth anniversary! Kangen juga ternyata. Mungkin karena sudah terbiasa. Tapi, berhubung aku nggak lagi bisa mencuri waktu, jadilah absen dulu sejenak.

Minggu lalu aku berkesempatan jalan-jalan di pelosokan Demak. Masih dekat-dekat Semarang sebenarnya, hanya 30-an menit perjalanan. Yang kemudian membawaku ketemuan sama Bune... (sesok giliranku yang bercerita bune! hehe). Kalau dihitung-hitung ini pengalaman pertamaku ninggalin Shinfa, setelah sekian bulan tidak keluar-keluar. Syukurnya, Shinfa sudah biasa ber-dada ke ibunya alias sudah tidak klayu lagi. Tapi, biarpun begitu, aku nggak bilang akan pergi beberapa hari. Soalnya bisa bener-bener klayu dia. Shinfa cuma sempat bertanya malam harinya sama ayah, “Ibu mana?” Trus dijawab, “Ibu kerja.” Sudah, dan Shinfa tidak lagi bertanya-tanya.

Kata Uti, selama tidak ada aku, Shinfa bisa mandiri. Tiap pagi dia bangun sendiri, turun dari tempat tidur, dan langsung ke dapur atau ke kamar Mbak atau Buleknya. “Nek ono Ibune dadi manja,” gitu kata Uti. Yah, aku sih maklum. Apalagi kemarin sepulangku dari Demak, Shinfa seperti nggak mau lepas dari aku. Dweeh, kangen pastinya.

Pinternya lagi, Shinfa sudah mau ngomong banyak lewat telpon. Tidak seperti ketika aku keluar kota beberapa bulan yang lalu. Tiap aku telpon dan mendengar suaraku, dia bakal nangis. Tapi kemarin, dia mau bilang, “Ibu lagi ngapain?” atau “Dik Abit kangen…” Atau kalau aku bilang, “Ummmuah!” Dia juga niruin bilang, “Ummmuah!” Lucuuu deh!

Yah, tentu saja semua itu membuat aku seneng, bangga, sekaligus bersemangat. Lihat saja, ayah, Shinfa, juga keluarga besar di Jogja begitu mendukung aku. Mereka memberi aku kesempatan untuk juga melakukan sesuatu yang lain. Berbagi ilmu dan pengalaman untuk teman-teman kecil di pelosok pesantren. Meskipun, bagi beberapa orang, terlihat aneh dan ngoyo karena aku harus meninggalkan suami dan anak.

“Mbak, kalo Mbak pergi kayak gini apa nggak dapat komplen dari suami?” seorang mas ketua organisasi pemuda di Mranggen bertanya ke aku.
“Alhamdulillah nggak. Dia selalu kasih support malah,” jawabku bangga. Detik itu aku jadi teringat semua-mua tentang ayah… Si mas itu tersenyum sambil mengangguk-angguk. Aku nggak tahu apakah dia ikut sependapat dengan suamiku, atau malah punya pilihan, pokoknya besok istriku harus selalu ada di rumah hehe. Yang jelas, aku balas tersenyum.

Tapi, yang bertanya soal “aku meninggalkan suami-anak” ternyata tidak cuma si mas panitia itu. Ketika aku mampir ke tempat teman lamaku, aku kembali ditanya oleh temenku itu, juga oleh abah-ibunya, “Kalo ditinggal gini, anaknya sama siapa di rumah?” Bahkan oleh salah seorang Pengasuh yang aku sowani, “Anaknya di rumah sama siapa?”
Lalu dengan senyum terkembang aku menjawab, “Anakku pinter. Dia tidak klayu kalau ditinggal ibunya. Di rumah dia bersama banyak orang. Ada ayah, Uti, Ato, Mbak Uyung, Mbak Uwik, Bulek Teti, Uyut, Pakde Gentur, Mama Watik, Papa Iim...”

Hm, nggak ada yang salah memang dengan pertanyan itu. Meskipun di telingaku jadi terdengar menjustifikasi kalau aku telah tega meninggalkan anakku di rumah. Kalau seolah-oleh ayah juga anggota keluarga besarku tidak sebaik ibunya dalam merawat anakku. Padahal, dengan kepergianku, aku mengajak Shinfa untuk tidak tergantung hanya pada ibunya. Belajarlah berdiri dengan dua kakimu, Anakku…

Mungkin seandainya yang bepergian itu ayahnya Shinfa, apakah iya dia akan mendapat pertanyaan yang sama seperti yang ditanyakan ke aku? Hehe, besar kemungkinan sih tidak. Karena sudah biasa bagi bapak untuk berkegiatan apa pun di luar rumah meninggalkan anak dan istri. Sudah lumrah dan wajar. Sementara ibu atau perempuan, ke mana pun ia berkegiatan, kakinya harus selalu berpijak di dalam rumah. Dia boleh berkegiatan apa pun asalkan tetap mengontrol apakah anaknya sudah makan atau belum. Apakah anaknya sudah mengerjakan PR atau belum. Dan, inilah stereotype buat perempuan!

Alhamdulillah aku dipertemukan dengan ayah. Semua kesempatan, peran, dan pekerjaan rumah tangga termasuk yang berkaitan dengan Shinfa, selalu bisa kami bagi dan kompromikan. Jika memang aku harus keluar rumah, bahkan dalam beberapa hari, maka ayah akan berkata, “Percayakan Shinfa sama Ayah ya…” Atau ketika aku pulang telat maka ayah yang memang bisa pulang lebih cepat akan dengan cekatan menyuapi atau mendiin puteri manisku itu. Siapa yang ada di rumah, maka dia bertanggung jawab penuh atas Shinfa.

Dan pada 11 Februari 2008 yang lalu, aku sms ayah,
“Yah, ingat nggak hari ini tanggal berapa dan ada apa?”
Lamaaa tidak dibalas. Lalu ada telpon, dia tertawa. “Iya ingat aku.”
“Apa coba?”
“Tanggal married kan?”
“Hehe.”
“Selamat ya…”
Maaak! Cuma itu! Dasar ayah! But… I love him.

18 comments:

semuasayanganna said...

foto nikahan mbak hilda manaa? dipasang yaaa:D

Anonymous said...

Selamat ya untuk Isma & suami atas ultah pernikahannya,semoga langgeng dan rukun sampai tua.
Soal perempuan tugas keluar ya begitulah Isma, kita mengalami hal yang sama, banyak pertanyaan. Alhamdulillah kita dianugerahi suami yang baik hati ya (hi..hi..jadi ikut muji suami sendiri).

El van said...

Hepi 4th wed ann ya say moga langgeng mpe kesurga. Shinfa makin bsr tambah pinter n mandiri ya.. Gud girl

Anonymous said...

selamat anniversary yang ke 4 ya jeng, smoga rukuuun terus sampai dipisahkan secara fisik oleh ajal..
muach2!

Anonymous said...

Happy aniversarry ya jeng...semoga pernikahannya awet, jd keluarga sakinah mawadah waromah, dikaruniai anak2 yg sholeh sholehah..amiinn...

hihi..biasalah..para suami suka jaim..jaim pdaal ya inget hihi....makan2 dong mba...sesekali ngedate bedua sana...Shinfa biar sm mbahnya yaa...

Nia said...

Wah, baru anniversary tgl 11 kemaren ya say. Semoga langgeng dan bahagia selalu, amin.

Seneng ya punya suami yg mendukung kegiatan istrinya. Shinfa jg anak baik, ga rewel walaupun ditinggal ibu.

mutia and rayga said...

happy eniperserih yg ke 4.moga langgeng sampe surga.wah baik bgt jengk suami dikau.sama siy suamiku jg kurleb gitu,tp teuteup aja dimataku pasti kurang terus*istri yg bnyk nuntut*..wis aku add jg ya ym mu:-)

Anonymous said...

Shinfa wis gede lan wis pinter kok ya... gak perlu khawatir ditinggal ibu.

Happy annyversary ya wuk...
Moga langgeng & panjang jodoh.

primaningrum said...

happy anniversary ya... Insya Allah menjadi rumah tangga samara.

dek abit makin pinter ya dah gag rewel kalo ditinggal ibu.

tp is... bener juga kok terkadang kalo emang kepaksa gak ada emboke.. anak-anak malah bisa mandiri dan gak ngerepotin yg ngasuh!!

entik said...

hepi eniverseri ya mba..moga langgeng terus..

shinfa dah sering ditinggal ibu ya?wih kalo aku belum berani ninggal ikhsan lebih dari sehari,kalo ada tawaran dinas luar dari kantor masih ta tolak. Aku ga kuat nahan kangen sama ikhsan he2x..
suami sih dukung aja..,"terserah jeng," gitu katanya. Yang penting ikhsan sehat..

mamoy said...

happy anniversary ya.... moga langgeng terussssssssss

Shinfa hebad banget deh, udah mandiri

nila said...

happy belated anniversary ya Mbak..semoga selalu diberkahi dunia akherat.
Senengnya ya..suami makin sayang, Shinfa makin pinter.
Semoga Bahagia Selalu ya Mbak

BuNd4 N4jW4 said...

Happy Anipersary yah mba....Moga Jadi Kel SAMARA dan cepet ngasih dede wat shinfa :)Soalnya kk shinfa dah mandiri dan pinter :)

Ryuta Ando said...

Beruntung banget nih punya suami dan bapak seperti ayah Shinfa.

Selamat wedding anniversary ya semoga langgeng selalu, dan tugasnya semoga bermanfaat bagi banyak orang. Amin..

Anonymous said...

Isma heppy eniversary ya jeng, swiittt romantice yeeh,

Ayah gimana gag dong ya, malemnya sunah rosul jeng wekekeke

bundAzkaFaqih said...

hepi eniperseri yaaaaa jeng..

moga sll mjd keluarga samara , amiennn..

Anonymous said...

Hepi wedding enipersih ya jeng. Semoga awet ampe kakek nenek dan jadi keluarga samara.

Si ayah hebat juga nih bisa ngemong Shinfa. Senangnya kalo bisa berbagi tugas kayak gitu ya..

Anonymous said...

Mba Isma *peluk* met ulang tahun pernikahan ya semoga langgeng dan bahagia selalu, selalu rukun, sakinah , mawadah , warohmah...amin ...adeknya Shinfa jadi to??? *kedip-kedip*