Akhir tahun ini banyak sekali hari libur. Banyak sekali hari kejepit. Masuk kerja sehari diapit hari libur sesudah dan sebelumnya. Bahkan, kemarin setelah aku cek kalender tahun 2008 ada tiga hari kejepit pada tiga bulan pertamanya. Wuih… bejo banget! Apalagi buat sejenis aku yang mengandalkan hari libur dari cuti dan tanggal merah. Rencana pertama pasti menyempatkan mudik…
Seperti libur Idul Adha kemarin yang lumayan lama, aku dan Shinfa juga mudik. Karena ada perbolehan dari tempat nguli untuk cuti bersama. Biar pada bisa refreshing untuk membuat pikiran siap berpusing-pusing lagi di tahun 2008. Yah, apa pun alasannya. Yang penting aku bisa mudik, melihat keadaan abak-simak pasca kecelakaan syawal kemarin. Selain karena aku memang selalu rindu rumah… Entah, meskipun aku sudah berganti kewarga-kependudukan Sleman Yogyakarta, aku tetap saja menamakan kunjunganku ke rumah pertamaku itu dengan mudik. Seolah ke Yogya itu sama dengan merantau, bukan mudik ke rumah sendiri. Jadi, sama saja dengan merantau ke rumah mertua ya…
Aku bersyukur, kondisi abah dan simak sudah membaik. Abah sudah ke sawah, sementara simak sudah beraktivitas seperti biasa meskipun harus banyak mengistirahatkan diri karena kondisi lengannya yang patah belum sepenuhnya bisa difungsikan. Tapi, tetap saja simak tak pernah benar2 bisa istirahat. Apalagi yang namanya lima adik-adik perempuanku yang usia ABG itu, kadang masih harus dikomando untuk sekadar menyapu atau mencuci piring. Karena semua pekerjaan rumah tangga di rumah memang dibagi dan dikerjakan bersama, kecuali ada Bulik yang diminta untuk mencuci baju.
Paling seneng memperhatikan perkembangan Shinfa selama di Pekalongan. “Bocah cilik kok kemenyis,” begitu komentar Lik Mis tetangga sebelah rumah heran. Maklum, Shinfa kalau dah kenal dan merasa nyaman bakalan ceriwis bertanya ini atau menyapa itu. “Mas Wildan mana?” atau “Ini huluf apa, Mbak Dina?” Mungkin karena sudah kenal itu, Shinfa juga jadi seneng main sama Dina, Wildan, Abin, atau bulik-bulik kecilnya. Aku jadi gampang nyambi2, dan nggak dibuntuti Shinfa terus. Good girl!
Tapi, lain halnya kalau Shinfa belum ngenal sama calon teman mainnya. Dijamin bakal takut, ketus, pelit, dan gak bersuara. Seperti pas Zahid dan ayah-ibunya main ke rumah di Jogja. Walah, pegang mainan aja ditangisi. Baru setelah beberapa jam berlalu, setelah ia mau menyebut nama Zahid, bibit-bibit kedekatan pun mulai bersemai *alah* Mereka saling berbagi snack macaroni pedes, bertukar mainan, melempar bola, atau naik sepeda roda tiga bergantian. Akur sekali.
Naning, Sahe, dan Zahid tiba sehari setelah aku dan Shinfa balik dari Pekalongan hari Minggu. Pikirku sih mereka jadi tiba hari Minggu siang, jadi hari Senen masih bisa buat jalan bersama. Eh, ternyata salah komunikasi. Mereka sampai Jogja hari Senen siang. Jadi maaf banget kalau kemudian gada acara jalan-jalan keluarga. Yang ada mereka muter2 sendiri pakai motor keliling Jogja. Karena Selasa aku harus nguli lagi.
Tapi, diinapi dua malam aku sudah seneng banget. Terima kasih buanyak. Bersyukur kalian mau singgah ke rumah yang ndeso itu. Ah, tapi bukankah memang suasana ndeso seperti Kedungbanteng itu yang kalian cari. Untuk sedikit menghirup udara segar dan melihat yang hijau-hijau. Sebagai ganti udara penuh polusi dan bising di Jakarta. Iya kan? Ayo ngaku. Makanya, besok lagi jangan sungkan untuk reservasi ya, Zahid. Dan, kita bisa benar2 jalan keluarga deh… Besok lagi ya, amiin.
harus memilih
-
ceritanya aku apply dua peluang setelah wisuda dari leiden. peluang pertama
adalah postdoctoral yang infonya dishare sama bu barbara. yang kedua,
peluang...
1 year ago
7 comments:
Sama Is, walau di Batam sudah 14tahun, kalau pulang Pekalongan ya kubilang mudik juga...wong memang kampungnya di sana.
hihi... aku juga nih, meski udah ber-ktp jogja, tetep aja bilang kampung halamanku di Malang :D
btw, ada yg abis mudik to? asekk2, besok dapet oleh2 deh :">
wah mudik ke pekalongan ya is...asyik ya suasananya, kayaknya damai banget gituh....aku sih ga mudik kemana2 ni, wong semarang itu kampung halamanku je...hehehe
duuhh asyiknya yg mudik, saya trakhir mudik kapan ya?? lupa saking lamanya kali yaa :D
cepet semubuh shinfa..:)
Mudik lagi? Wah keenakan mudik terus nih, Is. Sengaja ya mau buat aku iri!
Met Taon Baru ya, Is.
Makasih Ismah, sudah mau menerima kami. Kapan-kapan gantian deh ke rumah kami kalau sedang di Jakarta. Ini cerita liburan kami: http://serunai.blogspot.com/2008/01/liburan-akhir-tahun.html
Post a Comment