Menuju Eropa!

Email yang dikirim oleh Mirjam dan David atas nama KITLV di Leiden menjadi surprise di pagi hari, 5 Juli 2014. “Thank you again for submitting an abstract for our conference. We liked it very much and are delighted to let you know that we would like to include it in the program,” bunyi email itu. Saya berteriak gembira dalam hati. Akhirnya abstract saya yang berjudul “Destabilizing Male Domination: Building Community Based Authority of Indonesian Female Ulama”, diterima untuk saya presentasikan.

Saya akan menulis paper presentasi berdasarkan qualitative research. Saya sudah melakukan interview pertama dengan Ibu Nyai Hajjah Umi Hanik di Demak. Masih ada beberapa nama lain yang harus saya datangi. Ahh, tapi belum juga ketemu waktu yang pas. Mereka adalah para kader ulama perempuan yang ikut program pendidikan Ulama Perempuan Rahima, satu LSM perempuan di Jakarta. Beberapa nama tersebut kebetulan profilnya sudah ditulis oleh tim Rahima, dan saya diminta untuk mengedit. Jadi, ‘field work’ saya lebih pada menambah data yang berkaitan dengan otoritas perempuan.

Duueh, kalau membayangkan bisa sampai di Leiden, dan berfoto-foto, haha pasti menyenangkan. Tapi, pas teringat tugas interview, transcribing, mengumpulkan referensi, dan menulis paper, rasanya … ah seperti loyang gosong yang teronggok di tumpukan cucian di dapur sana. Ogah, nggak menarik! Apalagi, pada waktu bersamaan saya harus melakukan interview lain untuk paper yang akan saya presentasikan di Forum Al-Jamiah UIN Jogja. Aaaah, au ah gelap! Tapi, sudahlah, kadang yang dibayangkan tak serumit jika sudah dilakukan. Apalagi kalau tinggal melanjutkan. Betul?

Lalu saya coba menikmati masa-masa menyiapkan dokumen untuk keberangkatan ke Belanda. Dari tiket, perpanjangan passport, asuransi, dan visa. Meskipun dibayari, tapi berhubung tidak dijelaskan berapa persen subsidinya sejak awal, supaya aman, saya cari tiket paling murah. Saya niatkan untuk backpackeran. Proses ini sempat membuat putus asa karena saya tidak punya kartu kredit, dan ketika mendapat bantuan pinjaman kartu kredit, transaksi ticket musti diulang dengan menggunakan website yang berbeda. Tapi akhirnya, berhasil terbeli juga. Tinggal meneruskan proses pengajuan visa, mungkin akhir bulan ini.

Ya Allah, semoga semua persiapan berjalan lancar. Termasuk proses penelitian dan penulisan laporan. Terus terang saya bersemangat sekali karena ini akan menjadi pengalaman pertama saya menjejakkan kaki di tanah Eropa!