Menurut orang Pekalongan, toh itu artinya tanda lahir. Biasanya berupa bercak di kulit, bisa berwarna kebiruan atau kemerahan. Kata orang, kalau berwarna kebiruan akan menghilang seiring pertumbuhan si bayi, sementara yang berwarna kemerahan biasanya permanen.
Shinfa dulu punya toh di pantat, berwarna kebiruan. Katanya, karena pas hamil aku biasa memakai bagian belakang bajuku sebagai lap. Hehe, entah bener entah enggak. Kadang memang aku suka begitu, tapi kadang juga tidak. Dan, karena berwarna kebiruan, lambat laun toh Shinfa memudar.
Kalau Atha, lain lagi. Tohnya ada di pergelangan kaki sebelah kanan, melingkar seperti gelang kaki. Kata mbak yang biasa memijat Atha, “Pas hamil Ibu sering capek dan jalan.” Hmm, kalau diingat-ingat ada benernya juga sih hihi. Hamil Atha aku justru lebih sering mobiling ke luar kota, naik motor sendiri, malah sampai HPL kurang dua hari.
Foto ini aku ambil ketika Atha berumur 3 bulan. Sekarang sudah 5 bulan, dan aku belum memperhatikan apakah tohnya sudah semakin memudar atau belum. Jadi, update fotonya besok-besok ya… hehe.
harus memilih
-
ceritanya aku apply dua peluang setelah wisuda dari leiden. peluang pertama
adalah postdoctoral yang infonya dishare sama bu barbara. yang kedua,
peluang...
1 year ago
4 comments:
ikhsan malah ga punya toh, punyanya andeng-andeng deket pantat. Tapi-lama-lama ternyata tambah kliatan.
Mungkin toh-nya atha juga masih kliatan ampe gede besok :)
kalo andeng-andeng biasanya makin gede makin kentara, malah bisa bikin manis kalo letaknya di dagu. iya kan ihsan... hehe
Anakku yg gedhe-Aliya punya toh di punggung,persis banget ama bapaknya! malah ketauan,ini bener2 anak papanya! hahahaha....
kalo toh itu karena sebab2 lain sptyg dibilang org,menurutku sih cuma mitos Bund....
iya bun, malah bisa buat penanda atau tetenger. setuju bun, menurutku juga mitos ajah ;)
Post a Comment