Bisa jadi badanku lebih berat untuk diajak mobiling, tapi tuntutan pekerjaan ternyata lebih banyak pada Ramadhan tahun ini. Alhamdulillah, sejauh ini belum bolong puasaku. Perasaan lebih enakan daripada ketika hamil Shinfa. Waktu itu, Ramadhan 2004, sama-sama hamil 7 bulan juga. Dalam satu minggu pasti ada yang bolong karena perut mual dan dehidrasi.
Jarang buka di rumah. Ini dia tantangannya. Itu pun ta'jilan doang, trus dilanjut makanan berat di rumah. Memang sih, setiap hari kerja aku selalu terima jadi untuk menu buka. Tapi, kadang kalau sampai rumah masih sore, ada sedikit waktu untuk bikin menu kesukaan. Alhasil, harus menunggu weekend. Itu pun kalau pas sabtu minggu tidak ada kegiatan sore yang berujung pada buka bersama bareng teman-teman. Menu andalan dan juga request ayah biasanya kolak biji salak, es blewah, jamur, mie godok, dan kemarin yang lumayan laris ketoprak minimalis karena isinya cuma tahu goreng sama tokolan tok hehehe.
Pada awal-awal puasa, peserta buka di rumah cuma aku dan ayah, bapak dan ibu, ditambah uyut. Karena Shinfa, Tami, dan mbak-mbaknya pada ta'jilan di masjid. "Sepi yo nek gak ono bocah-bocah," begitu komentar Ato. Suasana kembali akan ramai setelah para krucil itu datang dan berceloteh tentang ta'jilan mereka. Lalu, akan kembali sepi saat tarawih karena mereka kembali ke masjid, ayah juga ikutan. Pada jam-jam ini biasanya aku terkapar, menata napas, dan begah perut. Tidak ikut jamaah tarawih bareng Ato di rumah. Aku lebih nyaman tarawih tengah malam, saat perut sudah terasa nyaman dan bisa tahan untuk berdiri lama. Shalat sendiri, atau jamaah sama ayah kalau ngepasi ayah nggak bisa tarawih di masjid.
Ramadhan tahun ini, Shinfa memang sudah rajin ikut ta'jilan dan tarawih di masjid. Hari pertama, sempat ada kekhawatiran dari orang rumah, dia bakal ngantuk kalau ikut tarawih. Tapi, asumsi itu terbatalkan pada malam kedua. Ternyata Shinfa betah, bahkan sampai pukul sembilanan malam karena usai tarawih ada kegiatan kelas. Yang pasti akan selalu terekam dalam ingatku, setiap kali dia datang dengan baju panjangnya, dengan tas cangklong berisi mukena dan snack, dan berucap nyaring, "Assalamualaikuuuuum..." Bener2 deh, sudah pantas jadi Mbak... hehehe. Lalu, bertiga dengan ayah akan rebutan nonton tv sambil leyeh-leyeh menunggu ngantuk. Biasanya aku dan Shinfa yang menang, karena dua lawan satu.
Sekarang Ramadhan sudah hampir habis. Tiket mudik sudah di tangan. Pas seminggu lagi aku dan Shinfa bakal mudik, dan ayah menyusul hari Sabtunya. Kami mau shalat ied di Pekalongan. Mbak Anik dan Mas Tanwir juga sudah datang dari Riau, berkumpul bersama anak-anak mereka di rumah, Tami dan mbak-mbaknya. Rumah Ato jadi tambah ramai. Menu buka dan sahur selalu penuh di meja makan.
Di minggu-minggu akhir ini aku berharap, bisa menyelesaikan puasa dengan penuh. Tarawih tetap terjaga, dan hati lebih bersih dan ikhlas. Semoga, Ramadhan tahun ini banyak berkah dan ampunan untukku, keluargaku, juga kita semua... amiiin.
harus memilih
-
ceritanya aku apply dua peluang setelah wisuda dari leiden. peluang pertama
adalah postdoctoral yang infonya dishare sama bu barbara. yang kedua,
peluang...
1 year ago
5 comments:
Ternyata lagi hamil toh... sama dong, tapi aku masih kecil...
semoga lancar sampe lahiran nanti ya... amin...
hebad deh masih puasa...
Amin amin amin Ya Robbal 'alamiin...
Wah banyak sobat blogger yang lagi hamil, apa janjian ya? hehehe
Hati hati ya jeng, moga semua lancar, amin.
aku kapan yah hamil lagiii..hiksss...anyway, met puasa n met lebaran...
aku kapan yah hamil lagiii..hiksss...anyway, met puasa n met lebaran...
syukur deh kalau puasanya belon ada yang bolong. shinfa siap2 nunggu adek lahir ya..
Post a Comment