27 January, 2009

6 comments 1/27/2009 01:29:00 PM

Liburan Murah Muriah...

Posted by isma - Filed under
Long wiken, tidak biasanya aku dan keluarga jalan-jalan. Biasanya ngendon di rumah, atau sekalian aja mudik ke Pekalongan. Inisiatornya adalah ayah, ngajakin lihat sepeda gembira di kecamatan dalam rangka tahun baru muharrom. Berangkatlah, pada hari Minggu, 25 Januari 2009, motoran keliling desa melihat sepeda gembira. Bersama Tami dan Shinfa. Seru aja sih melihat ribuan peserta bergerombol menggenjot sepeda, kayak kawanan burung.


Iseng punya iseng, selesai nonton karnaval sepeda, ayah ngajakin berburu durian. Ajib ajib. Secara kami berempat, doyan banget sama buah sedap itu. "Ke Kalibawang aja ya," katanya. "Trus pulangnya lewat Ancol." Bermotoran bareng dua bocah jadi berasa sudah punya dua anak deh. Hehe. Tami yang besar duduk di depan, sementara Shinfa duduk di tengah di antara aku dan ayah. Terbukti di tengah jalan menuju Kalibawang, ada teman ayah yang menyapa, "Nggonmu wis loro po?" Maksudnya, anakmu sudah duakah? Hehe... gubrak!


Perjalanan menuju Kalibawang Kulonprogo memakan waktu kurang lebih 30 menit. Melewati "irung petruk", istilah untuk jalan menanjak dan berliku. "Dik Abit pernah lewat sini dua kali," celoteh Shinfa. "Ohya?" timpalku. "Sama Pakde Gentur sama Pakde Iim." Jalannya emang berliku seperti irung petruk. Di sepanjang jalan memasuki desa Kalibawang, banyak gubuk-gubuk yang menggelar deretan durian. Dan, di salah satu gubuk itu kami berhenti. Tawar-menawar dimulai. Kisaran harga duriannya antara 10rb sampai 35rb.

Sebuah durian tanggung, harganya 20rb, disajikan di depan kami. Dagingnya legit dan manis deh. Nggak salah pilih. Hmm... bikin ketagihan, sumprit. Shinfa dan Tami jadi belepotan.


Selesai kenyang durian, perjalanan dilanjutkan ke Ancol. Beberapa kali sempat berpapasan dengan sepasang muda-mudi (alah!) yang memadu kasih. Weleh, padahal Tami duduk di depan sendiri. Soalnya tempatnya memang mirip hutan, luas, dan sepi. Ramai hanya oleh suara embusan angin dan gemrujuk air di pintu. Sayang, karena musim hujan, airnya jadi coklat kotor. "Kayak susu," kata Shinfa.


Hari berikutnya, dalam rangka memenuhi ketagihan oleh durian, kami berburu lagi. Kali ini ke Kaligesing, Purworejo. "Sambil melihat Yogya dari atas," kata ayah. Yang surprise itu ketika melintasi jalan menanjak, Shinfa mendongak ke langit. "Ibu, itu cahaya," teriaknya. Lalu dia berteriak seperti tengah membaca puisi: "Cahaya, di atas langit..." Weleh... baru nyadar aku. Jangan-jangan Shinfa berbakat jadi penyair???? Hehehe...


Perjalanan menuju Kaligesing lumayan panjang, sampai Shinfa tertidur. Jalannya menanjak dan sesekali berlubang dan sempit. Tapi, begitu Sampai di Kaligesing, wiuuuh bener-bener negeri durian. Semua berlomba menghabiskan oval-ovalan manis itu. Sampai pada kekenyangan dan mentok rasanya. Apalagi duriannya masih seger-seger, habis dipetik, dan harganya juga lebih murah. Jadi bener-bener liburan yang murah meriah deh.

Continue reading...
5 comments 1/27/2009 01:07:00 PM

Ulang Tahun Shinfa yang Ke-4

Posted by isma - Filed under


"Emang iya, hari ultahmu sebagai hari terakhir posting di blog ini...," tanya Sahe-Naning. Walah, aku langsung griyap2 membuka mata, dan buru-buru menjawab, "Ooooh tentu tidaaak, Sobat!" Tapi, jawaban itu belum menyata tentunya kalau aku tak benar-benar memposting tulisan. Iya kan, Sahe? hihi.

Genap satu bulan lebih tiga hari nih, finally aku mulai bergeliat di blog ini. Setelah ibunya ulang tahun, satu bulan kemudian Shinfa menyusul tepatnya 24 Januari 2005 yang berarti dia sekarang genap 4 tahun. Pas banget, Sabtu malam Minggu di rumah ngunduh pengajian malam mingguan anak-anak.

"Mbak Mi, besok Dik Abit mau ulang tahun, buatin nasi kuning ya?" ini request Shinfa ke Mbak Mi beberapa hari sebelumnya pas dia papasan sama ahli masak di kampungku itu. Padahal nggak ada yang ngandani atau minta dia omong ke Mbak Mi, hehe.

Request kedua, ditujukan ke ibunya. "Dik Abit pingin kue tart yang ada lilinnya." Hehe, dan sebagai ibu yang baik, aku minta adik iparku untuk pesan kue itu ke ahli kue di kampungku. Murah meriah.

Tapi, alhasil karena Shinfa begitu ngimpi-ngimpi pengen niup lilin, sepanjang pengajian dia bolak-balik menemuiku dan mengeluh, "Kok tiup lilinnya masih lama sih?" dengan wajah memelas. "Hehe, kan ngaji dulu, Dik. Baru deh tiup lilin," hiburku. Hihi, lucu yak.

Dan, begitu pengajian selesai, Shinfa langsung berbinar semangat mengikuti acara ulang tahunnya. Banyak doa buat Shinfa, di usianya yang genap 4 tahun, semoga banyak berkah dan kebaikan menyertai setiap langkah dalam kehidupannya amiiin.
Continue reading...