31 October, 2009

13 comments 10/31/2009 06:56:00 AM

Menunggu Hari...

Posted by isma - Filed under
Beban perut semakin berat nih. Buat jalan makin susah, gampang capek. Kaki bengkak dan kencang rasanya. Last kontrol kemarin BB 62kg, dan kata dokter so far so good. Posisi bayi sudah mapan, biasanya sudah tak akan berubah. Kepalanya sudah turun, dan tinggal tunggu tanggal main.

Naik motor sudah makin repot. Apalagi berbonceng bertiga sama Shinfa. "Ayah, sempit," katanya pas dia duduk di tengah, karena kepepet badanku dan ayah yang gemuk hehe. Jawab ayah, "Besok deh beli trontong." Tahu trontong kan? Itu mobil pick up hehe.

Soal popok dan baju bayi, sudah siap. Punya Shinfa masih bagus2, dan minggu lalu sudah aku cuci semua. Cuma nambahin beberapa baju, kain gedong, sama kasur bayi berkelambu. Untuk barang yang terakhir, aku suka banget. Lucu. Warnanya biru tua, kombinasi kotak2 kecil, kayak dasterku.

Si mbak yang mau momong adiknya Shinfa juga sudah mau dan setuju. Namanya Ratih, dari Pekalongan. Dulu pernah juga bantu2 di rumah ibuku. Masih saudara, jadi lebih berasa nyaman dan aman saja. Nitipin si kecil sama Ratih.

Support dan perhatian teman juga tak henti menyapaku. Apalagi semakin ke sini bawaannya memang gelisah dan was-was. Tak jarang mimpi buruk, sampai ayah juga ikut2an. Kemarin ayah mimpi ada keranda di depan rumah, hiiii aku jadi takut. Tapi seorang teman bilang, kalau itu karena tekanan psikologis dan bentuk reaksinya adalah mimpi buruk. Semoga, hanya bunga tidur ya.

Aku bisa membayangkan nasib ibu2 hamil yang "sendirian". Maksudku, hamil tanpa perhatian dan support dari suami, terutama. Seperti tetanggaku di Pekalongan. Suami durhaka, tak berperasaan, dan egois karena meninggalkan istrinya yang sedang hamil padahal justru sedang butuh perhatian. Bahkan sampai melahirkan dan anaknya tumbuh besar. Pasti nelongso. Meski tidak menutup kemungkinan, bawaan mereka berbeda. Bisa jadi ada yang tegar, kuat, dan tak butuh berkeluh kesah. Tapi, seringan-ringannya hamil, akan lebih berasa nyaman jika suami dan orang2 terdekat ikut memberikan perhatian lebih. Dan, aku sangat bersyukur, tak hanya ayah dan Shinfa, ada banyak teman baik yang memperhatikanku.

Sekarang tinggal menunggu hari. Merelakskan fisik juga pikir. Facial, creambath, pijit... Jadi nyonya besar bebas dari kerjaan Inem hehe. Menikmati perhatian dan kasih sayang dari ayah, Shinfa, juga keluarga. Tiap hari Shinfa tak pernah absen untuk ciumi adik juga ibunya. Aku seneng banget. Membebaskan rasa, melupakan sakit hati dan dendam pada sesiapa pun. Karena siapa tahu juga ada yang tengah membenciku dengan segenap kebencian?

Aku minta doa teman-teman semua, semoga aku dan bayiku selamat ya, sehat dan sempurna. Lahir lancar dan normal. Maafkan semua salah khilafku juga ya. Semoga ampunan dan maaf kalian bisa memperlancar proses persalinan nanti, amiiin.
Continue reading...

24 October, 2009

7 comments 10/24/2009 01:30:00 PM

Hobi Baru

Posted by isma - Filed under
Sejak aku hamil, ayah punya hobi baru nih. Punya hewan peliharaan, burung. Awalnya beli burung Poci. Belum terlatih kayaknya, jadi jarang bersuara. Maklum harganya aja cuma 50rb hehe. Lalu, beli burung yang kedua, Kenari. Berwarna kuning. Yang ini, lumayan bersuara. Kemrecek. Asyik juga buat didengerin. Yang ketiga, burung Pentet, dikasih sama Pakde Iim. Suaranya lantang. Jadi makin ramai deh halaman rumah. Apalagi setelah Poci ditukar sama Pentet punya temen ayah. Mungkin karena sudah betah tinggal di rumah, ketiga-tiganya jadi rajin bersuara. Silih berganti.

“Kok brenti, beli apa yah?” awalnya agak heran juga tiba-tiba ayah berhenti di depan penjual kandang burung dan pakan ternak. “Jangkrik.” Hehehe, aku ngekek. Gara-gara hobi baru neh. Atau, tak jarang aku lihat ayah mengupas apel, kirain buat Shinfa, ternyata buat hewan peliharaannya. Kalau pas aku di rumah, trus hujan, yang ditanya pertama bukannya Shinfa di mana, tapi, “Manuke wis dilebokke durung?” hehe dasar!

Tapi, nggak cuma ayah yang menikmati suaranya. Ato dan Uti juga ikut menikmati. Paling enggak kalau ayah tanya ke mereka, “Muni ora?” pasti akan ada jawaban, entah burung2 itu bersuara atau tidak. Pernah juga ayah sms, cuma untuk nanya, “Muni ora?” halah! Kali kalo aku sudah babaran, hobi ayah bakal luntur hehe, kan jarene ini bawaan hamilku. Wait and see aja deh hehe...

Continue reading...

08 October, 2009

8 comments 10/08/2009 03:07:00 PM

Mengenali Huruf dan Angka

Posted by isma - Filed under
Shinfa lagi seneng2nya belajar huruf. Setiap melihat tulisan, dia akan membaca huruf-huruf itu satu per satu. Dia juga sudah mengenali angka 1 sampai 10. Lancar dan hafal. Teti yang sudah lama nggak nyanding saja heran, "Weleh, kok wis apal kabeh." Tapi giliran ditanya, "Bacanya apa Dik?" Spontan dia akan menjawab, "Enggak tahu." Hehe.

Tapi, baru huruf besar yang dia kenal. Untuk yang kecil dia belum begitu baik mengingat. Dia juga gemar menuliskan huruf2 besar dan angka-angka itu. Kata pertama adalah ABIK. Kadang masih kebalik jadi ABKI hehe. Lalu nama ibu dan ayah. Mulai deh, pintu, tembok, jadi sasaran empuk buat coret2. Biarpun sudah disediakan kertas dan sekotak pensil, juga whiteboard sama spidol. Yang dipilih tetep tempat-tempat yang tidak semestinya. Alah!

Nih dia penampakan aksi coret-coret Shinfa...

Continue reading...

01 October, 2009

5 comments 10/01/2009 08:29:00 AM

SMS Mars dan Venus

Posted by isma - Filed under ,
Namanya juga sms, wajar kalo singkat. Tapi, aku nggak suka kalau ayah replay sms apa perlunya aja. Misalnya dengan jawaban 'yo' pas aku sms, 'pulange jangan malam-malam ya'. Hehe sebenarnya sudah menjawab. Tapi, terbaca nggak asyik deh. Kayak aras2en mbales.

Curhat, alias komplen, alias berbagi apa yang aku mau. "Mbales sms kok le ngirit," kataku by sms juga. Jawabe, "Ho o po bu karang singkat padat. Iki akeh sing do kecelek jebul jumat ngarep. Iki do ne bu yul jagongan." Hihi, tuh kan replay panjang buktinya juga bisa.

Bersyukur ayah tidak menganggapku sebagai yang rewellah, suka komplenlah, nyalah2inlah, dan lah lah yang lain. Frame ayah, kalau memang bisa menuhin request, why not.

Dan, sore di tengah ngobrol sama teman-teman, aku sms: 'Yah, jemput jam setengah 5 ya'. Jawabannya akan seperti apakah, setelah komplenku soal jawaban ngirit. Beberapa menit hapeku berbunyi, dan aku membaca replay: 'Jemput stngh 5? Yo tk jmp stngh 5'.

Hahaha, aku ngakak. Karena muatannya sama dengan jawaban 'yo' tapi dengan kalimat yang panjang. Hehe ayah pinter juga lucu.

Mahbub, Ndari, dan teman-teman jadi pada heran, kenapa ngakak. Setelah cerita, tak ada seorang pun yang nggak ikut tertawa. Mahbub berkomentar: "Iya. Aku juga biasa jawab singkat gitu, dan diprotes Baroroh." Ndari di sela tawa bilang, "Itulah Mars and Venus. Kayak yang di radio itu lho. Lanang wedok karepe mang bedo."

Yup. Laki-laki maunya opo perlune, sementara perempuan ingin mendapat banyak. Bersyukurlah kalau kemudian ada komunikasi dan saling memahami di antara Mars dan Venus. Aku biasa ungkapkan apa inginku, dan alhamdulillah ayah mau dengarkan itu. Dan, begitu pun sebaliknya.
Continue reading...