21 August, 2009

5 comments 8/21/2009 02:58:00 PM

New Days...

Posted by isma - Filed under
sumber klik


Sabtu, 21 Maret 2009. Mendapati dua garis merah pertanda positif pada testpack. So, welcome to your new day, Isma. Hei, untuk kedua kalinya, melewati masa-masa before being a mom. Hamil. Menjalani hari-hari menjadi calon ibu. Hari-hari berkaos kaki, berminyak kayu putih, dan selalu ingin terlelap. Perut mual dan kembung. Mulut pahit dan malas untuk menelan. Lemes, lungkrah, dan selalu ingin tidur, bebas kerja. Nikmat dunia!

Ini memang bukan yang pertama. Tapi, tetap saja menjalani masa-masa baru. Syukur, mual muntah tidak seheboh yang pertama. Anti bumbu masakan, iya. Jadi praktis absen dari perdapuran. Sensi dan hobi marah juga nangis, tetep. Rasanya pengen selalu teriak, plis bikin aku biar selalu nyaman dong. Doyan tidur, banget. Jadi ada tambahan jam tidur tiap pagi. Shinfa jadi kesenengan. Dapat teman untuk berlama-lama molor. Ayah? Meski ini pengalaman kedua, kadang masih tidak rela melihat aku ongkang2 tidur di pagi hari. “Hai, mau gantiin hamil po?” hehe.

Menikmati. Itu yang selalu aku ingin lakukan. Apalagi Shinfa tak pernah absen bercengkerama dengan bakal adiknya. “Adik ki lucu e,” padahal wujudnya saja belum lihat. Suka nyerobot pengen cium, sampai kadang berasa nyeruduk. Walah, Nak. Senengnya dirimu! Tapi, Shinfa masih belum terbiasa dengan panggilan Mbak, tetap saja dengan panggilan Dik Abik.

Tambah minggu, tambah juga keluhanku. Mengeluh karena mendapati perubahan. Susah BAB, semakin berat, boyoken, sesak napas, kram, dan semakin pemalas. Masuk 7 bulan. Berat badan yang semula 44kg sudah melar 54kg. Gampang capek, sudah pasti. Tapi, nikmati saja. Ini masa-masa yang spesial dan tak setiap perempuan bisa dengan gampang mengalaminya.

“Shinfa mau adik cowok apa cewek?”
Maka dengan lantang dia akan menjawab, “Cewek.”
Lets see ya Nak, besok pas udah lahir. Diperkirakan tanggal 19 November 2009. Adikmu cewek atau cowok. Semoga lahir selamat, sehat, sempurna, normal, dan gampang. Amiin.
Continue reading...

19 August, 2009

5 comments 8/19/2009 12:59:00 PM

Antara FS, Blog, dan FB

Posted by isma - Filed under

Semingguan terakhir ini aku jadi suka ngeklik arsip2 di sidebar blogku. Membaca beberapa catatan moment tentang Shinfa. Lucu-lucu dan asyik. Malah ada beberapa yang aku sebenarnya sudah lupa kejadian dan dialognya, tapi karena tertuliskan jadi ada rekam prosesnya. Apalagi kalau blog ini bisa bertahan sampai Shinfa besar dan dibaca langsung olehnya, pasti akan kemekelen sendiri melihat bagaimana seru dan lucunya masa kecil dirinya dulu.

Selain itu, aku juga mengklik beberapa blog yang ada di link topibundar. Tapi, sayang. Rata-rata sudah tidak bisa dijumpai lagi link blognya mungkin karena sudah hangus, atau banyak juga yang sudah tidak di up-date lagi atau pembacanya dibuat terbatas. Yang bisa terbuka, aku sapa dan aku tinggalin komentar, meskipun postingannya sudah berbulan2 lewat. Sekadar mengenang masa-masa ramainya perblogeran.

Aku mengenal blog pada pertengahan 2006, setelah membuka blog pribadi Salman Aristo, dan setelah di kantor dipasang internet terutama. Aku lalu coba-coba membuat akun dan belajar mengganti template dari blogskins secara otodidak. Waktu itu teman-teman di kantor justru sibuk dengan FS atau chat dengan YM. Aku sudah punya FS, sebelumnya. Meskipun ada fasilitas blog FS untuk posting tulisan panjang, menurutku agak ribet dan malah jarang dimanfaatkan.

Mulailah aku rajin posting tulisan. Topibundar memang narsis, tentang cerita remeh kehidupan sehari-hari yang jauh dari ilmiah hehe, apalagi bermutu. Tapi, jujur aku terinspirasi oleh blog Salman yang juga narsis dan "gue banget". Toh, tak ada yang salah. Blog memang bersifat personal, meskipun kemudian bisa dibaca publik.

Masa jaya perblogeran masih bertahan sampai pertengahan 2008-an. Artinya, masih banyak teman-teman di link-ku yang up date tulisan, blog walking, atau kopdar. Isi southbox juga selalu berganti tiap harinya. Sampai kemudian aku kenal dengan Goodread, Pulrk, lalu Facebook.

Sebenarnya, setelah bikin blog dan ngeblog aku sempat menemukan sebuah tulisan tentang Facebook. Bahkan, tak sedikit cerita yang menjelaskan bagaimana orang-orang, terutama di luar Indonesia, kecanduan sama FB itu. Lalu, aku iseng-iseng membuat akun FB, tapi karena tidak tahu bagaimana memenejnya, akun itu hanya dibuat saja. Tapi, awal 2009 kemarin, seorang temen bilang, "Heh, sana bikin FB. Sekarang jamannya FB." Dan, dimulailah masa2 booming FB and bye bye ngeblog.

Beberapa teman memang mengakui salah satu sebab terbengkalainya blog karena lebih tertarik ngefesbuk. Tentu tidak bisa dipukul rata, bisa jadi juga karena kesibukan kerja dan lain-lain, seperti aku (gubrak!). Karena mungkin FB lebih simpel dan tak perlu banyak menulis. Cukup dengan mengganti status, lalu teman-teman memberikan komentar. Meskipun di FB ada note, tapi tak banyak yang memanfaatkannya. Selain itu, model searching FB teman-teman lama kita juga mudah. Sehingga tak jarang kita menemukan banyak teman lama lewat FB, dan semakin banyaklah link dan jaringan kita.

Menurutku, FB memang asyik. Tapi, ngeblog menurutku juga tak kalah asyik. Apalagi, kalau untuk menyalurkan bakat narsis dan berbuah kata. Ngeblog juga membiasakanku untuk menulis, membuat cerita menjadi sistematika yang enak dibaca. Meskipun di FB juga bisa, tapi blog berasa lebih personal. Template bisa diganti semau kita, juga diotak-atik sebisa kita.

Anyway, setelah blog dan FB, kira-kira boming apalagi ya yang akan menggantikan?
Continue reading...

13 August, 2009

4 comments 8/13/2009 02:43:00 PM

Iri sama Ibu

Posted by isma - Filed under
Shinfa kenal istilah make up dari mana, aku juga tidak tahu pasti. Yang jelas, beberapa hari yang lalu, bangun tidur, dia langsung nyicuit, "Ibu, Dik Abik dibeliin make up ya. Sama lipstik." Aku yang baru aja shalat subuh kontan tertawa.
"Dik Abik ki ngimpi po?"
"Iya. Dik Abik ngimpi Ibu punya kalung, trus punya make up. Dik Abik nggak dibeliin," protesnya.
"Hehehe kan cuma mimpi. Lagian mana ada Ibu punya kalung. Dik Abik kan juga masih kecil, nggak bagus pakai make up. Ntar kulitnya rusak lho..."
"Ya udah kalau Dik Abik sudah besar ya, Dik Abik dibeliin make up."
"Iya," jawabku asal.

Hehe, lucu deh. Memang sudah menjadi kebiasaan, setiap bangun tidur aku memulai dialog kecil sama Shinfa dengan bertanya, "Semalam mimpi enggak?" Kadang Shinfa akan menjawab, enggak. Tapi, sering juga menjawab iya dan lalu dia akan bercerita. Namanya juga mimpi, kadang aneh, lucu dan nggak jelas gitu. Tapi, paling tidak, ini membiasakan dia untuk bercerita dan membuat cerita berdasar apa yang ia rasakan dan lihat dalam mimpinya. Kalau pas menakutkan Shinfa akan berekspresi takut gitu sambil bilang, "Dik Abit takuuut banget. Soalnya gelap."

Salah satunya ya mimpi soal make up itu. Tapi, kalau yang ini sepertinya lebih dilatarbelakangi oleh kebiasaan Shinfa yang suka marah kalau ibunya beli apa-apa sementara ia tidak dibelikan, dalam waktu bersamaan. Kadang, dia sudah punya pun kalau tahu ibunya beli sesuatu yang baru atau melihat hal baru pada ibunya, dia akan protes iri, "Dik Abik kok nggak dibeliin?" Dari potong rambut, jilbab, sepatu, apalagi perhiasan. Hal kecil seperti ketika Shinfa melihat fotoku yang dimake upi untuk syuting JAK-TV aja dia protes nggak terima. "Ibu kok dimakeupi, Dik Abik enggak?" Hehe.

Malah cincin nikahku harus aku relakan menggelinding dengan sukses masuk ke blumbang, dilempar sama Shinfa. Kejadiannya cepat saja. Kupikir dia cuma mau main-main di dalam kamar, pas aku lagi nulis sesuatu, dia minta aku melepas cincin yang aku pakai. Lengah aja dan begitu sadar Shinfa sudah berlari ke luar kamar. Aku segera menyusul, dan kudapati Shinfa sudah dalam keadaan tangan usai melempar sesuatu. Aku malah sempat mendengar bunyi gemerincing kecil seperti benda kecil yang membentur bebatuan.

"Kenapa dilempar, Dik?"
Bukannya dijawab Shinfa malah nangis. Mau marah tapi ya anak, enggak marah kok yang dilempar barang mahal. Tapi, mau gimana lagi. Alhamdulillah, aku masih bisa mendapat ganti cincin itu sama persis meskipun yang tersedia bobotnya berkurang dari sebelumnya.

Weleh, apa karena kita sama-sama perempuan ya, jadi apa-apa kudu sama. Soalnya nasib dibuang-buang ini tidak menimpa barang-barang baru milik ayah. Meskipun Shinfa tahu, sepatu ayah baru, misalnya. Ya, bisa jadi...
Continue reading...

01 August, 2009

1 comments 8/01/2009 08:54:00 AM

Shinfa dan Para Sepupu

Posted by isma - Filed under
sama Mbak Tami, di bis pas mau mantenan ke Jakarta


sama Mbak Isti, di asrama haji pondok gede, t4 mantenan


sama Mbak Tami dan Mbak Isti, di aula t4 resepsi


sama Mbak Tami lagi deh


sama Dik Abhin, nemui Shinfa pas mau balik Jogja



sama Mbak Uyung, mbakyune Mbak Tami



Shinfa di bis mo balik ke Jogja
Continue reading...