Cerita berawal dari mantenan adikku di Pekalongan. Biarpun anak kedua, aku tidak memegang peranan penting dalam persiapan mantenan ini. Selain karena persiapan untuk mempelai putera memang tidak serepot mempelai puteri, juga posisiku yang di Jogja yang tidak di Pekalongan. Alhamdulilah, prosesi lamaran pada hari Minggu, berjalan dengan lancar. Sampai ijab qabul hari Rabu dan resepsi pada malam harinya, semua berjalan dengan baik tanpa kendala. Dan, sekarang buleknya Shinfa nambah satu, Bulek Devi namanya.... tinggal nunggu nambahnya sepupu niiih amiiin.
Berlanjut ke persiapan acara Liburan Sastra di Pesantren yang akan digelar 10-12 Juli 2008. Di tengah kesibukan persiapan ini, tanggal 24-27 Juni, aku dan Mahbub diajak PSF untuk belajar nulis bersama teman-teman di PP Roudhotut Tholibin Rembang. Pesantrennya Gus Mus. Kalau aku ditanya apa yang paling berkesan dari pelatihan ini, maka jawabku adalah alun-alun Rembang. Lho kok? Hihi secara aku doyan banget sama yang namanya cumi, dan di alun-alun ini aku bisa makan sepuas-puasnya. Selain, malam-malam aku harus melewati alun-alun Rembang demi berburu balon untuk ber-game ria bareng temen-temen peserta esok harinya....
Memasuki bulan Juli, tanggal 9 tepatnya, kembali ada mantenan. Kali ini giliran adik iparku alias adik bungsunya ayah, Bulek Teti. Aku sempat dibikin bingung juga membagi perhatian dan pikiran. Mengingat yang punya hajat adalah keluarga besar di Jogja, di mana aku tinggal, sementara di sisi lain aku juga harus mengawal persiapan acara Liburan Sastra by Komunitas Matapena. Sempat bikin tuwing-tuwing juga, bertanduk lima... Sampai migrain akutku kumat segala. Saat-saat seperti ini yang aku butuhkan adalah pengertian dari semua pihak... ceileee....sok banget yak!
Tapi, alhamdulillah. Biarpun cawe-caweku cuma alakadarnya, semampu tenaga dan pikiranku, mantenan yang kedua berjalan dengan lancar. Semua saudara Ibu berdatangan, menginap beberapa malam, wa alamatuhu jadi pecahlah seisi kamar dan rumah. Ramai dan berantakan hehe. Maklum juga, ini kan mantu penghabisan.
Shinfa juga ikutan seneng tentunya. Karena dia punya banyak teman main, terutama Mbak Tami. Dua saudara sepupu ini makin akur aja. Sama ceriwis dan ngeyelnya. Klop. Eh, tapi Shinfa juga klop sama sepupunya yang lain. Namanya Dik Torik. Biasanya Torik agak menjaga jarak sama Shinfa. Tapi, pas acara gelaran resepsi, dia akur dan akrab gitu sama Shinfa. Hehe.
Kata Pakdhe Wasul, foto terpanas hari ini hehe...
Usai mantenan yang kedua, esok harinya aku langsung meluncur untuk acara Liburan Sastra. Bertempat di Pesantren Kaliopak Piyungan Bantul. Agak nggak enak juga sebenarnya meninggalkan keluarga besar yang lagi pada ngumpul. Tapi, bagaimana lagi, tugas yang lain sudah memanggil. Semoga ya, pada ngerti dan memahami. Hiks..hiks.
Biarpun persiapannya mepet, alhamdulillah acara berjalan dengan lancar. Diikuti 70 peserta dari kota-kota sepanjang Madura sampai Cirebon, dan Jogja sendiri tentunya. Kalau aku ditanya bagian mana yang berkesan, aku akan menjawab ketika menelusuri Kaliopak. Suara gemericik airnya sangat mengundang. Selain karena waktu itu ada salah seorang dari anggota kelompokku yang terpeleset dan kakinya memar. Nah loh. Tapi, tenang. Ternyata tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Hanik Amaria dari SMAN 13 Surabaya tak mengalami gangguan yang berarti. Malah pas pentas peserta di malam penutupan dia tampil bersama teman-temannya membacakan puisi. Mengucap syukur deh aku...
Hmmmh, tarik napas dulu aaaahhh... alhamdulillah. Bisa posting lagi di bulan Juli. Meskipun perlahan semakin beranjak ke ujung bulan, siap memasuki bulan Agustus. Semangat...!!!
Continue reading...
Berlanjut ke persiapan acara Liburan Sastra di Pesantren yang akan digelar 10-12 Juli 2008. Di tengah kesibukan persiapan ini, tanggal 24-27 Juni, aku dan Mahbub diajak PSF untuk belajar nulis bersama teman-teman di PP Roudhotut Tholibin Rembang. Pesantrennya Gus Mus. Kalau aku ditanya apa yang paling berkesan dari pelatihan ini, maka jawabku adalah alun-alun Rembang. Lho kok? Hihi secara aku doyan banget sama yang namanya cumi, dan di alun-alun ini aku bisa makan sepuas-puasnya. Selain, malam-malam aku harus melewati alun-alun Rembang demi berburu balon untuk ber-game ria bareng temen-temen peserta esok harinya....
Memasuki bulan Juli, tanggal 9 tepatnya, kembali ada mantenan. Kali ini giliran adik iparku alias adik bungsunya ayah, Bulek Teti. Aku sempat dibikin bingung juga membagi perhatian dan pikiran. Mengingat yang punya hajat adalah keluarga besar di Jogja, di mana aku tinggal, sementara di sisi lain aku juga harus mengawal persiapan acara Liburan Sastra by Komunitas Matapena. Sempat bikin tuwing-tuwing juga, bertanduk lima... Sampai migrain akutku kumat segala. Saat-saat seperti ini yang aku butuhkan adalah pengertian dari semua pihak... ceileee....sok banget yak!
Tapi, alhamdulillah. Biarpun cawe-caweku cuma alakadarnya, semampu tenaga dan pikiranku, mantenan yang kedua berjalan dengan lancar. Semua saudara Ibu berdatangan, menginap beberapa malam, wa alamatuhu jadi pecahlah seisi kamar dan rumah. Ramai dan berantakan hehe. Maklum juga, ini kan mantu penghabisan.
Shinfa juga ikutan seneng tentunya. Karena dia punya banyak teman main, terutama Mbak Tami. Dua saudara sepupu ini makin akur aja. Sama ceriwis dan ngeyelnya. Klop. Eh, tapi Shinfa juga klop sama sepupunya yang lain. Namanya Dik Torik. Biasanya Torik agak menjaga jarak sama Shinfa. Tapi, pas acara gelaran resepsi, dia akur dan akrab gitu sama Shinfa. Hehe.
Usai mantenan yang kedua, esok harinya aku langsung meluncur untuk acara Liburan Sastra. Bertempat di Pesantren Kaliopak Piyungan Bantul. Agak nggak enak juga sebenarnya meninggalkan keluarga besar yang lagi pada ngumpul. Tapi, bagaimana lagi, tugas yang lain sudah memanggil. Semoga ya, pada ngerti dan memahami. Hiks..hiks.
Biarpun persiapannya mepet, alhamdulillah acara berjalan dengan lancar. Diikuti 70 peserta dari kota-kota sepanjang Madura sampai Cirebon, dan Jogja sendiri tentunya. Kalau aku ditanya bagian mana yang berkesan, aku akan menjawab ketika menelusuri Kaliopak. Suara gemericik airnya sangat mengundang. Selain karena waktu itu ada salah seorang dari anggota kelompokku yang terpeleset dan kakinya memar. Nah loh. Tapi, tenang. Ternyata tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Hanik Amaria dari SMAN 13 Surabaya tak mengalami gangguan yang berarti. Malah pas pentas peserta di malam penutupan dia tampil bersama teman-temannya membacakan puisi. Mengucap syukur deh aku...
Hmmmh, tarik napas dulu aaaahhh... alhamdulillah. Bisa posting lagi di bulan Juli. Meskipun perlahan semakin beranjak ke ujung bulan, siap memasuki bulan Agustus. Semangat...!!!
