30 April, 2008

9 comments 4/30/2008 07:34:00 AM

Dan, Aku pun Terharu…

Posted by isma - Filed under
Beberapa hari terakhir ini aku makin dibuat terharu dan nambah sayang aja sama puteri cantikku yang bernama Shinfa Labieq. Terenyuh dan ngrentes gitu deh rasanya, dan lalu jadi pingin nangis oleh sebab kejutan sikap dan pekembangan yang aku amati dari puteriku yang baru 3 tahun 3 bulan ini.

Terutama ketika mau berangkat nguli. Selesai makan dan mandi, dia sudah dengan sendirinya mengulurkan tangan ke aku. “Ibu, salim dulu.” Trus abis salim, dia akan melambaikan tangan sambil berucap, “Da…daa. Ati-ati ya, Bu.” Hm, rasane maknyuuus gitu, terharu banget melihat Shinfa sudah bisa berbagi pengertian seperti itu. Dia sudah paham kalau setiap pagi ibu akan pergi untuk kerja, dan akan pulang sore harinya. Dia sudah hafal kebiasaan itu, dan tak lagi risau, takut kehilangan, dan lalu menangis, misalnya, tiap kali aku pamitan. Dia percaya kalau ibunya pasti akan kembali untuknya.

Tentu saja perubahan sikap Shinfa ini sangat memudahkan aku setiap kali harus pergi di luar jam kerja. Misalnya, hari Sabtu yang jadwal biasanya adalah mengantar Shinfa ke SALAM, tiba-tiba ada launching buku misalnya. Aku cukup bilang, “Ibu harus kerja, Dik. Nggak papa ya.”
“Ibu mau tindak,” ia menegaskan.
“Iya. Tapi, besok Ibu libur. Ibu nganter Dik Abit PAUD.”
Dan, Shinfa pun lalu mengangguk, mengerti.

Atau ketika aku harus keluar kota untuk beberapa hari, meskipun pada awalnya Shinfa suka nggak mau menerima telponku, pada hari berikutnya celoteh lucunya akan menyapa manis telingaku. ”Tadi itu kan Dik Abit jatuh, telus nangis.” Atau dia akan bertanya, ”Ibu tuh di mana sih?” ”Ibu tuh ngapain sih?”

Dalam posisiku di luar kota, aku sukaaa banget setiap mendengar jawaban kalau Shinfa nggak rewel. Dan, seringnya memang begitu. Shinfa benar-benar bisa diandalkan deh pokoknya.
”Abik nangis ra, Yah,” aku bertanya sama Ayah.
”Ora.”
”Nekokke aku ra?”
”Blas...”
Hwaaa.... kasiaaaan deh! Lupa dia sama ibunya. Hehe.

Yang lucu dan masih segar dalam ingatan adalah ketika aku ke Jakarta kemarin. Dengan semangatnya dia merequest, “Beliin katok gendut ya, Bu.” Hihi. Katok gendut itu istilah khasnya Shinfa untuk celana jeans.
”Berapa?”
”Dua.”
”Mang sekarang Dik Abit pakai katok jeans ya?”
”Iya.”
”Waduh, dah berapa hari itu nggak dicuci?”
“Setahun.”
Hehe. Kontan aku ngakak. Ada-ada aja tuh Shinfa. Tapi, mang begitulah dia. Kalau sudah menemukan celana jeans, dijamin bakalan betah sampai berhari-hari, nggak mau pakai yang lain. Istilahnya Ringgo, garing dinggo.

Tapi, sengerti-ngertinya Shinfa, yang namanya kangen pasti tetap ada. Tanda-tandanya, Shinfa bakalan nggelibeti aku begitu aku sampai di rumah. Biasanya kalau bakda maghrib aku nyalain komputer, dia bakalan ngeriwuhi dengan minta pangkulah, minta kertaslah, minta digambarinlah, atau dia akan bilang, ”Ibu, ke depan tivi yuk!” Atau dia akan bertanya, ”Ibu itu ngetik apa sih?” ”Ngetik tulisan,” jawabku. ”Aku ki yo arep ngetik je,” katanya nggak mau kalah. Atau kalau pagi hari, pas jamnya aku masak, dia akan merengek, ”Ibu, bobok. Nggak boleh masak.”

Kamerin waktu di World Book Day ’08 dengan sukses Shinfa merengek di akhir telponnya, ”Ibuuu...ibuuu, pulang to.” Trus pas aku telp hari Minggu sore, dia nanya, ”Ibu jadi pulang sekalang?” ”Iya. Ini lagi nunggu Pak Sopir.” ”Ibu emoh nunggu. Ibu pulang sekalang...” Hehe, antara pingin ketawa sama terharu, bercampur jadi satu. Mungkin saking kangennya juga, pas ayah mau jemput aku, Shinfa merengek minta ikut. Seperti dulu pas menjemput aku sepulang dari Madura. Setelah itu, Shinfa bakalan memeluk aku erat-erat sambil terisak. Waduuuh... terenyuh banget deh.

Sesampai di rumah, baru aku akan bercengkerama lagi dengan puteriku. ”Adik, sini dong,” aku menarik Shinfa supaya mendekat. ”Ibu kok belum disayang,” tagihku. Lalu, Shinfa akan mendekat dan mendaratkan ciuman komplitnya. Dari pipi kanan, pipi kiri, kening, dan bibir. Yang bikin aku terharu, dia akan mencium ibunya penuh perasaan. Sampai terdengar tarikan napasnya gitu. Aku sukaaa banget!

Aku belum bisa membayangkan seandainya, suatu saat nanti aku harus meninggalkan Shinfa untuk hitungan bulan atau bahkan tahun. Kalau menahan rasa kangenku, mungkin aku masih bisa. Tapi, bagaimana dengan kangen Shinfa sama aku? Aku paling sedih kalau dikangeni. Karena aku bisa merasakan bagaimana semlengerennya, nelongsone perasaan kalau lagi kangen. Apalagi anak kecil, di mana dia harus belajar untuk mengekspresikan rasa kangen itu entah dalam bentuk seperti apa.

”Dik, kalau besok-besok ibu pergi lagi, berhari-hari, boleh nggak?” tanyaku dua malam yang lalu.
”Ibu mau tindak?”
”Iya.”
”Dik Abit ikuuuut.”
”Ibu kan kerja. Boleh nggak?”
”Ooh, boleh,” jawabnya pelan. Hm, dia nggak tahu kalau kata ’kerja’ di sini bermakna lain. Tapi, aku yakin Shinfa, Srikandiku, tetap bisa diandalkan.

Hal senada juga dijawabkan oleh ayah, ketika malam itu aku bertanya hal yang sama. ”Sebulan sekali pulangnya. Gimana?”
”Ya nggak apa-apa. Memang risikonya seperti itu. Yang penting sabar.”

Hm... aku jadi nggak bisa ngomong apa-apa lagi nih. Karena terharu juga terenyuh, begitu pengertiannya mereka sama aku... terima kasih Rabb. Love u, Shinfa and Ayah...

Continue reading...

27 April, 2008

10 comments 4/27/2008 02:40:00 PM

Dari World Book Day 2008...

Posted by isma - Filed under , ,
Mumpung ada koneksi gratisan nih, up date ah...
Jadi, hampir seminggu aku menghirup kota Jakarta. Untuk acara world book day di Museum Bank Mandiri. Kalau dibanding world book day 2007 lalu, memang tidak lebih ramai. Mungkin karena lokasinya yang berada di pusat niaga kali ya. Meskipun aksesnya terbilang gampang, karena di depan stasiun kota dan halte busway.

Tapi, tetap ada yang seru dan selalu menyenangkan dalam setiap even. Dikunjungi oleh Mbak Prima sama Shella yang baik hati di stand, dweeh merupakan kebahagiaan tersendiri. Makasih banyak ya, mau jauh-jauh nemenin aku. Lain waktu deh Shel, doakan aku bisa menagih janjimu untuk minta diantar jalan-jalan ngemall kelling Jakarta hehe. Sebenarnya pingin juga gabung di Semanggi, ketemu blogger yang lain hari Jumat esoknya, tapi... waktunya kepontal-pontal. Jadi ya, nggak bisa ikutan deh.

Di WBD 2008 juga ketemu nih sama Mbak Indah Juli yang njagain stand Blogfam. Jadi berasa nggak clingak-clinguk. Kalau pas boring, ada tempat nonggo yang seblogger hehe.

bareng Mbak Prima and Shella...

bareng Mbak Indah Juli.

Hari Jumat, 25 April 2008, aku jadi narator untuk dramaticreading naskah Laskar Hizib, bertiga bareng Ruslan dan Shacree. Rasanya puas dan melegakan deh. Siangnya aku diajak mampir ke Sampoerna Foundation, rekanan pelatihan waktu di Madura kemarin. Semoga bisa berlanjut untuk pelatihan-pelatihan berikutnya ya.

Sampai jam tiga siang, aku terus diculik sama Angky dan Indhy ke Senayan City yang liftnya bikin aku mabuk udara hehe. Maklum, di rumah nggak ada buk... biar ajah kalian pada ngikik... puas-puasin deh ya hehe... Ternyata Bu Kayra lagi ultahan, sudah kelewat sih tapi masih di bulan yang sama. Met ultah ya Buk, semoga panjang umur dan banyak berkah. Amiin. Soal nginep, besok insyaallah kalau ada kesempatan... jangan lupa doakan aku ya...

3 diva blogger, huehuehue...

Selain kunjung-berkunjung dan kopdar-kopdar... ada nih sesi artis ketemu artis... gubrak! Nggak tahu nih, kok kepoto juga. Kali karena ada Ikmal dan Kres dari FLP yang juga hunting foto sama artis hehe... Look at this!

bareng Mailafayza, duta buku...

bareng Butet, guru Orang Rimba...

bareng Ayu Jenar...

nih dia.. artisnya...gubrak!


Sebenarnya masih ada rencana ketemuan sama Ninie, Evan, dan teman yang lain. Tapi, apa daya karena kepontal-pontal, jadi dipending dulu. Kecuali sama Naning, temen kelasku dulu yang bela-belain nemenin aku di hari terakhir WBD, hari Minggu. Makasih ya Ning. Dan, aku pun kembali berjanji akan menginap di rumahmu suatu saat nanti. Amiin.

Nah, kalo yang ini bonus aja deh dari WBD... Makanan enak dan gratis :D Silakan dinikmati ya...

Continue reading...

21 April, 2008

7 comments 4/21/2008 12:05:00 PM

Rapelan PR dan Info World Book Day 2008

Posted by isma - Filed under ,
Ada tiga PR sekaligus yang bakal aku jlentrehkan dalam postingan kali ini. Maka dari itu, judul postingannya adalah rapelan PR hihi. Yuk, mulai...

Pertama, PR dari Nila, tentang beberapa hal yang aku sukai dari suamiku alias ayah Shinfa. Dan, ini dia... jawabannya.

Paling tidak, yang aku sukai dari ayah adalah sebagai berikut:

Nggak merokok
Wuiiih, suka banget aku sama yang satu ini. Secara aku bisa mendadak migrain dan flu gara-gara asep rokok. Dulu sih perokok, tapi berhasil mandek setelah nikah. Makasih ya Yah...

Nggak sombong dan nggak banyak omong
Pertama kali ketemu, kesan ini yang aku dapet. Ayah nggak menunjukkan kebisaannya dengan omongan, atau bercerita sudah melakukan ini atau itu. Yang kemudian bisa tertangkap oleh orang lain sebagai sok, wah, hebat, dan berjasa. Atau istilahnya, ayah itu diam, tapi kelakon. Meneng tapi rampung.

Mau diajak berbagi tugas RT
Sejak awal nikah, aku mang sudah wanti-wanti soal yang satu ini. Karena, suami-istri pada dasarnya punya potensi dan tenaga yang bisa dipadukan untuk bekerja dan juga mengerjakan tugas RT bersama-sama. Pas awal nikah, pekerjaan nyuci dan njemur, misalnya, kita lakukan seminggu sekali bareng-bareng. Sampai kemudian Shinfa lahir, maka kesepakatannya siapa yang bisa, ya lakukan. Jadi semua pekerjaan RT buat aku dan ayah jadi terasa ringan karena dipikul bareng-bareng.

Nggak bozzy
Artinya, nggak banyak nuntut minta dilayani, misalnya, mau makan minta diambilin. mau minum minta dibuatin. Hihi... Teope begete deh ayah. Hanya sesekali saja, ketika aku selo alias nggak lagi mengerjakan sesuatu. Paling banter ya minta buatin mie, itu pun aku ikutan makan. Bersukur juga keluarga mertua pada ngerti dan memahami model kerja sama dalam rumah tangga kami.

Suka ngalah
Untungnya punya suami yang lebih dewasa umurnya ya point keempat ini. Apalagi modelku memang nggak mau kalah. Gubrak! Tapi, nggak juga ding. Bagaimanapun, aku tetap tidak bisa memaksakan kehendak dong. Yang aku lakukan hanya menjelaskan apa yang aku maksud dengan sebaik-baiknya sehingga ayah bisa mengerti dan memahami, lalu sepakat deh dengan jalan pikiranku. Hihi... Intine yo mekso.alus.com.

Usil dan jail
Di antara sodara-sodara, ayah memang dikenal suka usil dan jail. Atau kadang suka nyeletuk yang kemudian bikin suasana rumah jadi seger dan penuh tawa. Atau biasa juga ngerjain mbah uyut, ngerjain adik atau keponakan. Ya buat lucu-lucuan bareng aja...

Supel
Untuk point ini, udah deh aku mengaku kalah dibanding ayah. Aku yang paling males berbasa-basi, berbeda banget sama ayah yang bisaaa aja membuat bahan obrolan. Sekali waktu ayah memang suka mengkritik modelku yang nggak banyak omong. Tapi, maaf deh yah, aku paling nggak bisa untuk yang satu ini. Jadi, peran supelku, tolong digantiin ya...

Membebaskan
Untuk sampai pada point ketujuh ini memang butuh proses. Tapi, seiring waktu ayah sudah membuktikan bahwa ia bisa memberikan suport buat aku untuk meraih banyak peluang dan kesempatan. Meskipun sekali waktu, masih muncul juga ngotot khas laki-laki patriarkhisnya hehe. Yang bias gender, dan memandang perempuan itu tak pernah bisa dewasa dan bisa melakukan sesuatu dengan diri dan pilihannya. Kadang sedih juga kalau sudah mentok dengan soal yang satu ini. Tapi, tetap, ada banyak penjelasan yang bisa membuat ayah paham dan bisa menerima dan lalu berkenan membebaskan... Thanks ayah.


Berlanjut ke PR kedua dari Vera, pasang award dan menjawab pertanyaan sebagai berikut:

Satu, apa panggilan sayangku untuk suami.
Jawaban: pa’e dan ayah. Sementara kalau ayah panggil aku dengan Nduk.

Dua, bagaimana menjaga cinta kasih dengan suami
Jawaban: dijalani aja dengan baik. Mengalir sealiran air, mili. Kalau perlu ngomong ya ngomong. Kalau lagi masanya berantem ya berantem. Kalau tiba saatnya akur ya akur. Apa adanya saja. Karena, meminjam nasihat dari senior, rasa kalau diatur-atur apalagi didefinisikan bakal bikin pusing dan bisa menimbulkan salah paham. Tul kan?

Tiga, kapan terakhir jatuh cinta
Jawaban: mmm... kalau sama ayah aku sudah nggak jatuh cinta lagi karena aku sudah melampaui masa-masa itu. Sekarang sudah sampai pada tahap, aku tak bisa meninggalkan atau ditinggalkan ayah... ceile...

PR ketiga dari Jeng Widi... Soal seluk-beluk berjilbab.

Aku terbiasa pakai jilbab sejak kelas II Madrasah Ibtidaiyyah karena sekolahnya mang harus pakai jilbab meskipun roknya sebatas lutut dan kalau mengaji sore juga pakai kerudung. Dan, kebiasaan ini berlanjut sampai di pesantren. Jadilah setiap keluar rumah, jilbab menjadi kostum yang harus aku pakai. Jadi, kalau ditanya kenapa berjilbab, memang karena sudah terbiasa.

Soal kewajiban berjilbab, memang banyak orang menyebutkan ayat surat an-Nuur: 31 dan al-Ahzab: 59 sebagai dasar. Tapi, banyak juga tafsir dan pemahaman yang beragam dari ayat itu. Ada yang menyimpulkan bahwa jilbab adalah kewajiban, ada juga yang mengatakan bahwa jilbab adalah produk budaya disebabkan suatu ayat tidak mungkin lepas dari sosio-kultur masyarakat pada saat ayat itu turun..

Aku cuma jadi teringat dengan para ibu nyai waktu pertama kali aku mesantren. Mereka tidak memakai jilbab, melainkan kerudung panjang dan ketu. Dan, itu sudah pantas dan etis. Atau pas aku masih menjadi santri baru, memakai kerudung transparan bukan suatu pelanggaran dalam setiap mengikuti kegiatan. Dan, itu dipandang pantas dan etis.

Jadi, kalau menurutku, bukan persoalan memakai jilbab atau tidak, melainkan bagaimana supaya kita dengan apa yang kita pakai bisa dipandang pantas dan etis menurut nilai yang berlaku dalam suatu masyarakat. Kalaupun tidak berjilbab, tapi pakaiannya sopan dan rapi mungkin akan lebih baik dibanding memakai jilbab dengan pakaian ketat, seksi, dan bisa untuk ”nyelengi” *minjam istilahe bune hehehe...*

Terakhir, dari Mama ay... Tag bergiliran, makasih ya Mam...

Dear Friends and co-bloggers lets play-game-tag to tag- “pass it to the front”

Heres the Rules :* First copy and paste it.* Do not remove any content.* Just add One word related to your blogs.* If you don’t like the concept Pls! say no?* Our main goal is we are going to circulate our number of friends.* The more people join the “pass it to the front” the more links we generate.* Lastly write only one word “short” for your blogs…* Keep it simple and short,i know some of you have more than one blogs.* The color is only black, gray, or white plssss avoid using any color okies.

Let me show you:
1.-Filipina, 2.-Stories, 3.-Abroad, 4.-Husband, 5.Gagiers, 6. Life 7. Everything, 8. Offer, 9. Moments, 10. Journey, 11. Simple 12. ABaLe 13. Eucalyptus 14. Greiche (Gege) 15. Wilda 16. Ryu`s Mom 17. Isma

******

Rapelan Prnya sudah, tinggal info terbaru yang sayang kalau dilewatkan.
Jadi, mengulang kegiatan hari buku dunia tahun-tahun yang lalu, tahun ini kembali akan digelar peringatan world book day 2008 di Museum Bank Mandiri Jl. Lapangan Stasiun Kota No.1 Jakarta Barat. Dari tanggal 23-27 April 2008.
Acaranya yang akan digelar antara lain: lomba berburu buku untuk anak-anak, Story Telling dan Lomba Menggambar di Dinding bertema buku "Dunia Adin", Launching Buku oleh beberapa penerbit, Jakarta Trail bersama Komunitas Historia Indonesia, off Air Kick Andi dan lain-lain. Kalau mau jelas klik ajah!

Aku dan teman-teman penulis Matapena juga mau mentasin:
"Opera Pesantren: Laskar Hizib"
Hari: Jum'at, 25 April 2008
Pukul: 10.00--11.00 WIB
Tempat: Beranda Komunitas World Book Day 2008

Hihi... berasa jadi artis kan. Buat temen-temen yang berkunjung, jangan lupa ya mampir di stand No.36, stand Komunitas Matapena, biar bisa ketemu sama artis cantik, alah! Huehuehue...

Wis segitu aja infonya. Sekalian pamitan lagi, off bw.. CU alias sampai jumpa ya...
Continue reading...

15 April, 2008

16 comments 4/15/2008 12:01:00 PM

Seminggu Berdua-Duaan…

Posted by isma - Filed under
Uhuy, judulnya nggak kuku booo…
Tapi, emang bener kok seminggu kemarin aku berdua-duaan terus. Yah, sama siapa lagi kalau nggak sama Shinfa. Karena seperti biasa, setiap ada kesempatan libur dan cuti, ayah selalu tidak pernah bisa mengawal aku dan Shinfa, kecuali kalau lebaran. Maklum jadwal liburnya berbeda. Dan kalaupun menunggu hari libur yang sama, dijamin bakalan kelamaan ngitungnya. Belum lagi kalau harus mengorbankan kesempatan libur panjang seperti seminggu kemarin itu. Karena, aku sekalian ngurusi acara pentas komunitas Matapena di panggung pameran buku nasional 2008 di Pekalongan.

Yap. Mengikuti latihan terakhir teman-teman komunitas rayon pelajar Pekalongan menjadi kegiatan pertama. Sebelum kemudian tampil Senin sore, 7 April 2008. Menurut salah seorang pengunjung yang juga ikut mendokumentasikan pentas itu, katanya, ”Pentasnya bagus ya, Mbak. Paling tidak ini bagus buat ajang anak sekolah berkreasi. Di Pekalongan kan masih belum tergarap dengan baik.” Semoga ya, rayon ini tetap eksis dan jalan terus!

Pentas selesai, saatnya refreshing. Ngajakin Shinfa menjelajah wahana permainan dalam ruangan Sri Ratu Megacenter Pekalongan. Salah satu mall yang bisa dibilang sebagai andalan warga Pekalongan. Yah, namanya juga kota kecil. Meskipun gedungnya tidak semegah Amplaz di Jogja, mall ini jadi incaran tempat jalan-jalan atau belanja.

Jaraknya tidak terlalu jauh dari rumah, lewat jalan pintas cuma butuh waktu 20an menit. Tapi, orang rumah terbilang jarang juga sih jalan-jalan ke megacenter. Paling banter dua bulan sekali. Karena kalau untuk beli kebutuhan bulanan misalnya, katanya lebih murah di toko grosirnya Kaji Yasin hehe. Yah, terserahlah. Yang penting aku kemarin keturutan juga ngajak Shinfa main-main di wahana permainannya, bareng simak dan adikku, Dewi.


Selain ke megacenter, rencanaku untuk ngajakin Shinfa ke kolam renang Karanganyar juga keturutan. Lokasinya dekat nih sama rumah ayah Aulia, yang lebaran kemarin sempat kopdaran juga. Masuknya cuma bayar 3000 per kepala. Alat mainnya lumayanlah. Ada seluncurannya juga. Apalagi untuk ukuran letaknya yang di kota kecamatan, di Yogya aja belum ada kok wahana permainan air seperti itu.

Serunya lagi, untuk menuju pemandian itu Shinfa jadi bisa naik dokar dan kol tuyul. Hihi. Pengalaman yang jarang-jarang dia dapatkan di Jogja. Aku bisa membaca tuh pancaran gembira dari matanya... weleh! Karena biasanya kalau pas papasan mau berangkat ke SALAM, Shinfa cuma bisa bilang. ”Bu, ada dokal.” Atau, ”Itu mobil apa’e?” ”Mobil tuyul, Dik,” jawabku. ”Dik Abit mau naik mobil tuyul.” Dan, sekarang sudah keturutan ya, Shin.


Selain acara jalan-jalan itu, yang pasti dan nggak boleh ketinggalan setiap kali mudik adalah anjang sana ke simbah uyut, mbakyuku, dan sodara yang lain. Kata temenku, ”Kayak lebaran yah.” Hehe. Yah maklum, kan mumpung ada kesempatan mudik gitu, sekalian mohon doa restu, kan bagus juga tuh. Hal lain yang juga tak pernah luput aku temui adalah sapaan dan pertanyaan tetangga, ”Bali kapan ge...” Dan, karena aku paling susah menghitung, aku jawab aja, ”Wingi...” untuk semua pertanyaan sejenis dari hari pertama sampai hari di mana aku mau balik ke Yogya. Hehe. Ya maaf. Tapi, nggak ada yang protes tuh sama jawaban andalanku itu. Hehe.

Sebelum cabut dari Pekalongan, aku sempat juga mampir ke Buaran, nyari batik. Suer, seumur-umur baru kali ini aku sengaja nyari batik. Dan, ternyata mang bagus-bagus dan murah. Nyesel deh pokoknya kalau besok mudik lagi dan nggak sempat nyari batik. Kayaknya harus jadi program kerja mudik nih. Hehe.

Tadinya ada tawaran dari adikku untuk bablas ke Jakarta, biar sekalian jalan-jalannya. Ah, tapi rasa-rasanya sudah capek banget. Aku kasihan juga sama Shinfa. Biarpun dia pingin banget naik kereta, semoga suatu saat yang akan datang ya, Shin. Kalau ibunya sih, selain karena minggu depan kalau tidak ada halangan juga mau ke ibukota. Ada pameran komunitas untuk World Book Day 23-27 April. Lumayan lama tuh...

Belum jadi ke Jakarta, bukan berarti membatalkan rencana mampir ke Semarang. Ke rumah Bune dan Salma yang berwajah ningrat itu. Aku dan Shinfa juga dibolehin nginep. Makasih banyak ya, Bune. Senengnya lagi, Shinfa bisa temenan sama Salma. Crigisnya keluar, dan nggak malu-malu atau takut. Sun deh buat Shinfa...


Aku dan Shinfa sampai rumah Bune hari Sabtu pukul empat sore. Leyeh-leyeh sejenak, sebelum kemudian bermalam mingguan di simpang lima. Jalan-jalan di Ciputra Mall sama mengecap enaknya roti bakar simpang lima dan antri pesan kerak telor khas Betawi. Waktu itu pas ada pentas musik rock. Walah, bener-bener jadi lautan manusia deh. Ramaiiii, bener!


Esok harinya, giliran berjemur di pantai Maroon. Agak heran juga aku, pengunjungnya itu lho... buanyaaaak banget. Padahal lokasi dan sarana jalan belum dibenahi dengan bagus dan layak. Menuju ke pantai Maroon seperti baik perahu di tengah gelombang, gitu kata Bune. Dan, Shinfa pun dengan sukses berkulit gelap hihi. Tapi, dapat bonus dia. Melihat pesawat take off, secara lokasinya mang deket bandara.


Dan endingnya... balik ke Jogja lagi deh. Kembali ngerjain PR yang terbengkalai deh. Ngantor lagi deh. Absen lagi deh. Dan, deh-deh yang lain. Tapi, kata temen kantorku, ”Is, kamu cuti berapa hari sih, kok lama banget?” Padahal cuma tiga hari cuti, tapi nggak tahu ya benar-benar berasa dan semua rencana bisa kesampaian. Dan, berduaan bareng Shinfa pun jadi benar-benar bermakna... Sampai jumpa deh di edisi mudik berikutnya :D
Continue reading...

04 April, 2008

17 comments 4/04/2008 12:40:00 PM

Banyak Oleh-Oleh

Posted by isma - Filed under
Ngomong soal oleh-oleh, barangkali hanya oleh-oleh buat Shinfa yang nggak merepotkan. Karena setiap aku mau pergi dan bertanya, “Minta oleh-oleh apa, Dik?” Jawabnya pasti, “Pelmen sama Yes.” Makanya sepulang dari Madura kemarin, aku yang kebetulan dijemput sama ayah dan Shinfa, langsung ngabur aja buat beli pelmen sama yes. Murah meriah to.

Berbeda sekali dengan limpahan oleh-oleh yang dikirim langsung dari negeri si pengirimnya ini. Aku menerimanya beberapa hari sebelum ke Madura. Mama yang satu ini mang baik banget. “Sebagai ganti karena Isma belum kebagian oleh-oleh pas mudik kemarin,” gitu katanya. Semuanya ada. Dari hiasan dinding bergambar geisha, kaos, snack, sampai cumi kering yang enaaak pisan. Pokoknya kalau dipoto satu-satu bakalan ngabisin tempat postingan deh hehe. Makasih ya, Mama Ay n Ryu. Semoga suatu saat aku bisa membalas dengan yang lebih baik ya, amiiin.

oleh-oleh dari Mama Ay, makasiiiih....

Tapi, ada nih oleh-oleh dari Jepun juga, dibawain sama calon adik ipar. Benda kotak di dalamnya ada patung gadis jepang berbaju kimono yang lagi duduk, kepalanya bisa mengangguk-angguk. Orang satu rumah nggak ada satu pun yang tahu, apakah benda ini fungsinya cuma sebagai cinderamata atau punya fungsi yang lain. Jam weker misalnya. Ada sih keterangan dalam label dan di belakang kotak itu, Cuma pakai huruf kanji. Boro-boro huruf kanji, huruf honocoroko aja nggak hafal hehe. Nah, oleh karena itu, aku posting aja deh. Siapa tahu ada yang bisa menerjemahkan fungsi benda ini, tul nggak?

souvenir yang sampe skrg gak tahu,
adakah fungsinya yg lain?

Lalu, sepulang dari Madura, adakah oleh-oleh yang lain?
Kalau berupa makanan terus terang tidak ada. Karena begini ceritanya. Malam itu pas di Pamekasan mas driver sempat berhenti di sebuah toko penjual makanan khas madura. Ia langsung saja turun, untuk cari info. Tapi, tak lama ia sudah kembali dengan wajah tak sumringah. ”Kenapa, Mas?” tanya temanku yang kebetulan tidak tidur. ”Lha piye, wong makanan khasnya cuma ada marning? Kalo marning sih di kampungku banyak.” Hehe. Jadi, malam itu kami belum jadi beli oleh-oleh, dan ternyata keterusan sampai Jogja.

menuju negeri atas air...

Tapi, kalau oleh-oleh berupa nambah teman dan jalinan persudaraan sih pastinya. Ada Izzah, Mas Amir, Nyi Ulfa, Adik Nana yang lutu... D’bror yang lama tak pernah jumpa. Ples ditambah oleh-oleh khas blogger, apalagi kalau bukan foto hehe. Kalau mau cerita selengkapnya, klik sini aja yah.

bareng fina dan izzah yang masih
kelas 2 SMU Qaryah Thayyibah.
But, gak kyk ibu sama anak kan?
Gubrak!

Sayangnya, abis dari Madura, aku belum bisa lama-lama mengudara dulu teman. Karena ibune Shinfa ini mau mudik dan cuti. Sekalian ada bisnis sama anak-anak SMA di Pekalongan, sekalian aja ngelibur. Biar puas... satu minggu. Oke, CU and doakan selamat sampai bisa mengudara lagi. Amiin.
Continue reading...