31 October, 2007

21 comments 10/31/2007 12:15:00 PM

Speechless...

Posted by isma - Filed under
Sebenarnya minggu kemarin ada banyak cerita. Dari syawalan, arisan, sampe balik mudiknya Mbak Tami. Cuma… lagi speechless nih. Bawaan hujan kali ya. Secara aku agak tidak suka dengan suasana hujan. Sepi, dingin, beku, dan basah. Jadinya terbangunlah suasana sedih, sendiri, dan air mata. Hiks. Apa-apa jadi terasa berat. Semua-mua berubah melo. Yang sebenarnya biasa-biasa saja menjadi sukses aku dramatiskan. Hiks.

Sudah semingguan ini Jogja diguyur hujan. Pagi sudah dimulai dengan mendung, siang gelap, dan sore turunlah hujan. Lama nggak hujan juga jadi masalah. Buat para petani seperti abah yang butuh pengairan untuk sawahnya. Kemarin sempat juga mengalami kekeringan. Tapi, sering-sering hujan juga jadi masalah. Buat hutan-hutan yang gundul, sungai-sungai yang dangkal dan banyak sampah, selokan air yang nggak lancar, lalu terjadilah longsor dan banjir. Malah kemarin ada temen yang mengingatkan, katanya siap-siap lihat tayangan bencana banjir. Hiks lagi deh!

Buat aku yang alhamdulillah tinggal di dataran rendah dan irigasi persawahan yang lancar, musim kemarau atau musim penghujan relatif tidak menjadi masalah. Meski kalau musim hujan, tiap sampai di rumah, pasti aku sudah basah kuyup. Baju mantel plastik tidak cukup sempurna melindungi tubuhku dari cipratan air. Belum lagi kecipakan kendaraan beroda empat yang melindas kubangan, dengan sukses menyembur ke wajahku. Piuh! Yah, nasib orang marjinal kali ya. Belum bisa beli mobil. Hehe.

Waduh, bilangnya speechless kok dah tiga alenia ya. Hihi jadi malu. Ya udah deh. Speechlessnya diganti aja sama tingkah Shinfa ini ya. Secara aku dijamin nggak bakalan speechless kalau lihat Shinfa lagi bertingkah. Ada-adaaaa saja...

Dandan?
Yuuuk yak yuuuk!
Continue reading...

25 October, 2007

21 comments 10/25/2007 11:45:00 AM

Tersesat di Kampus Tercinta

Posted by isma - Filed under



Setelah lulus tahun 2002, aku jarang banget ke kampus. Paling legalisir ijazah sama transkrip nilai. Apalagi sejak kampus dibubrah, dipoles, dan berganti status. Praktis aku belum pernah menginjakkan kaki lagi di tempat sekolahku itu. Makanya ketika kemarin aku ‘terharuskan’ sambang lagi ke ITS, karena ada keperluan dengan Bu TU, bener-bener deh… seperti orang linglung! Lha piye, wong semua dah berubah. Masjid yang dulunya megah di atas itu, sudah nggak terlihat, dan dalam proses pembongkaran.


Malamnya aku dah tanya-tanya ke ayah. Secara dia dah biasa ngampus sejak ambil sertifikasi. “Kalo pintu utama dibuka, masuk aja lewat situ. Atau lewat Sapen,” gitu jelasnya. Waktu itu aku belum tahu kalau pintu sebelah timur, depan Menwa, ternyata sudah dibongkar. Pikirku sih, masuknya lewat pintu timur aja.

Dan ternyata aku memang tersesat. Hehe. Harus memutar, melewati pintu timur yang ternyata dah dibongkar, melewati pintu utama yang juga ditutup, bablas sampe batas kota, belok kiri ke gang sempit, melewati lagi jalan Sapen yang sebelumnya sudah aku lewati, dan sampailah di pintu utama bagian belakang yang tadinya aku cuekin. *sok pede banget deh!*

Dweeeh! Bener-bener, harus membangun semangat mahasiswa lagi! Gimana berjalan kaki di sepanjang jalan dalam kampus yang rame, naik turun tangga, sendirian lagi… ples menghadapi wajah-wajah para TU yang ternyata, teteeeeep ajah… tidak lebih manis dan ramah dari aku. Hehe. Kenapa ya? Bedaaa banget kalo aku masuk hotel atau restoran. Belum makan aja rasanya dah kenyang sama keramahan mas dan mbak pelayannya. Hm… mungkin karena yang dihadepi itu para mahasiswa kali ya, jadi tampangnya harus dibikin seintelektual mungkin… no smile… xixixixi.

Mau nggak mau aku pun menekan tombol penyelamat, sms ke dosen kenalan. “Gimana ini?” Secara setelah aku nanya baik-baik ke TU, malah salah maksud. Mungkin karena si ibu nggak bisa mencerna omonganku yang sudah linglung kali ya. Hehe.

Bersyukur, pak dosen tidak sedang sibuk, dan berkenan memberikan hidayah, jalan yang lurus buat aku melanjutkan langkah. Bersyukur juga masih dikenal sama bapak dosen yang lain dan memberikan senyum penyemangat buat aku. Meskipun ternyata ujian dan perjuangan tidak berhenti sampai di sini. Aku masih harus bergaya seperti mahasiswa yang dah mau DO yang ribut ples sibuuuk sama revisian skripsinya, yang pagi-pagi belum makan, sudah jalan naik turun tangga, cari rentalan, ngeprint, motokopi, balik lagi jalan kaki, naik tangga lagi, ketemu wajah jutek itu lagi. Waduuuuh! Capek deh!

Tapi lumayan juga. Aku jadi tahu nih, ternyata wajahku masih oke untuk dipasang
sebagai wajah mahasiswa. Hehe, GR. Bukan wajah ibu-ibu. Gubrak! Apa pasal? Pas lagi motokopi, eh ada mas mahasiwa yang nyapa:
“Mbak mau legalisir ya?”
“Iya.”
“Oh, sama. Kakak saya juga. Fakultas apa?”
“Adab.” Tersenyum. “Mari, duluan.” Tersenyum lebih manis lagi. Berasa jadi mahasiwa lagi. *pletak*

Sumber foto klik and klik.
Continue reading...

22 October, 2007

24 comments 10/22/2007 03:56:00 PM

Pernak-Pernik Lebaran 1428 H.

Posted by isma - Filed under


lebaran nggak lengkap tanpa mudik.
Alhamdulillah kami bisa pulang kampung,
berkumpul bersama keluarga besar di Pekalongan.
Aku dan Shinfa naik travel, ayah pakai motor.
Untuk menambah jumlah kendaraan di rumah.
Maklumlah, keluarga besar.



kalo dah ngumpul, paling seru glelengan di depan rumah.
kebetulan mbak is, mbakyuku ples suami nginep
bareng 4 anaknya: luqman, adawiyah, zabil, nala.
ditambah 7 adik-adikku, kebayang deh penuhnya!
palagi kalau shinfa, abhin, dan zabil (24blnan) pada berantem.
nangisnya bo' dah kayak posyandu hehe.




shinfa akurnya sama abhinaya (15blnan),
jagoannya om isom, adikku. meski suka rebutan mainan,
kalo dah disuruh berpelukan, langsung deh nyosor.
dan, krn abhin suka nggigit sama nyubit, skrg shinfa jadi ketularan!



oleh-oleh khusus buat mbak ani...
di rumah kebetulan nanem barteh, mbak.
jadi tiap hari kita bikin es barteh.
pake sirup sama susu. segeeeeer!



hari lebaran... abis shalat ied, keliling tetangga.
jalan kampung dijamin penuh deh! trus ke rumah nenek
dan sodara-sodara yang lain. naik motor, berbondong-bondong.
kan deket, cuma tetangga desa.



menu di hari lebaran. lontong sayur. pake ayam atau bebek atau
entok goreng. kalo megono sih, nggak harus.
ditayangin karena ayah doyan banget sama megono.



ini simakku, lagi ngudang nala yang mbluwer nggemesin.
kalo abah tuh, di belakang, lagi pake sarung.
ini sebelum kecelakaan motor, hari minggu.
pas mau silaturrahim ke blado, batang.
sekarang sudah di rumah kok, sudah membaik.
jahitan sudah dilepas, lengan simak juga
sudah gak digendong.
makasih ya, buat doa teman-teman...
dan karena musibah ini juga, aku batal mampir
ke bune, kopdar sama temen-temen di jogja...
semoga ya pada kesempatan yang lain :)



karena jahitan dan memar di wajah,
shinfa jadi takut sama abah.
katanya, "mbah uzel medeni."
tapi kalo diajak berdoa, shinfa mau juga tuh
ikut berdoa: "ya Allah, belilah kesembuhan
untuk mbah uzel dan mbah idah. amiin."



tapi, alhamdulillah juga. shinfa bisa kopdar sama aulia.
sebelum lebaran kami berkunjung ke legokalong karanganyar,
kampung halaman ayah aulia. trus, habis lebaran
giliran aulia main ke rumah shinfa. secara ya,
ketemuan di gorontalo kan jauh... lebaran taon depan...
semoga bisa ketemu lagi ya.



ini perjalanan pulang. kami motoran lho...
melewati gugusan cemara, bendungan ancol...
ternyata lebih nyenengin. brangkat jam 8.30, mpe jogja 13.30.
berhenti 2 kali. shinfa molor terus. jadi gak berasa capek.



dan, selamat mpe di jogja,
ketemu mbak tami lagi deh...
Continue reading...

08 October, 2007

23 comments 10/08/2007 12:26:00 PM

Jelang Idul Fitri 1428 H...

Posted by isma - Filed under


Sabtu-Minggu kemarin bener-bener jadi hari yang sempit buat aku. Dari nganterin Shinfa nonton tayangan anti-MSG di SALAM menjelang liburan, sampe beliin oleh-oleh buat ponakan dan sodara yang ternyata belum tuntas juga. Hari minggu aku “terkapar” di depan mixer dan oven bikin kuker, hampir seharian. Udah gitu bakda asar didaulat yunes buat masak bersama dalam rangka bukber di rumahnya… *maklum pengantin baru gitu loh!* Belum setrikaan yang numpuk dan packing buat mudik…hiks.

nonton tayangan
anti-MSG di SALAM

Yah, nggak terasa kita sudah di penghujung Ramadhan ya. Dan, nggak tahu kenapa, semakin ke ujung, waktu Ramadhan jadi berasa cepat aja. Kalau aku merasa sekarang masih di pertengahan. Eh, tadi pagi Uwik bilang puasa sudah 26 hari. Duuh gusti! Cepet banget ya.

Sekarang, setiap orang punya dua jenis kesibukan, mengisi hari-hari terakhir Ramadhan, juga mempersiapkan hari bahagia untuk berlebaran. Tentu saja kita nggak ingin berbahagia seorang diri. Kita juga ingin berbagi kebahagiaan dengan ortu, kakak-adik, saudara, tetangga… dalam bentuknya masing-masing. Dan, mungkin salah satu bentuk kita membahagiakan orang tua adalah mudik, hadir ke hadapan mereka.

Aku, ayah, dan Shinfa hari Rabu mau mudik ke Pekalongan. Memenuhi formasi 9 bersaudara yang sudah ngumpul di rumah. Kami mohon pamit ya, mohon doa restu juga, semoga selamat lahir batin, sampai bisa kembali ke Jogja lagi. Selamat mudik juga buat temans yang mudik. Semoga kita selalu dalam lindungan Allah yang Maha Menjaga. Amiin.



Saatnya Berlebaran

Temans,
kami bagikan senyum paling manis
karena tak ada benci pada hari ini
kami berikan pelukan paling hangat
karena tak ada kata sendiri untuk hari ini
kami tuluskan semua khilaf dan salah
karena hanya itu yang kami punya
kami mintakan sebaran maaf dan doa
karena dengan itu jiwa bisa kembali fitrah

Temans,
dengan penuh rasa cinta
kami ucapkan
Selamat Hari Raya Idul Fitri
mohon maaf lahir dan batin
benci, kesendirian, khilaf, dan salah
kita gantikan dengan senyum, pelukan,
dan sebaran maaf juga doa
tentu saja
agar kita bisa tersenyum bersama
dan berpelukan dalam kesucian


smile,
keluarga Topi Bundar

Continue reading...

04 October, 2007

14 comments 10/04/2007 12:25:00 PM

Ramadhan Penuh Kenangan

Posted by isma - Filed under



Buat aku Ramadhan emang penuh kenangan. Karena setiap Ramadhan pada tiap tahunnya selalu menyimpan kenangan yang unik dan khas. Tergantung di mana, kapan, dan bagaimana aku waktu itu. Dan, Ramadhan tahun ini juga akan menambah kenangan Ramadhan untuk tahun berikutnya.

Kenangan pertama tentu saja Ramadhan waktu aku masih di kampung halaman. Pas aku masih belajar puasa. Belum mens tentunya, kelas 3 SD-lah. *Mensku kan kelas III SMP hehe*. Aku langganan marah-marah gara-gara nggak bangun pas sahur.
”Kok nggak dibangunin sih?!” aku protes, rasane nggonduuuuk banget, secara cuma aku yang nggak sahur.
”Sudah dibangunin kok. Tapi, tetep aja merem, udah duduk malah ndlosor lagi,” Simakku menjelaskan. Hm... Ternyata dasar akunya yang susah dibangunin to. Kok malah protes nggak karuan. Soalnya, kalau nggak sahur, mana kuat aku belajar puasa seharian. Siang harinya dijamin aku bakalan merengek-rengek ke simak untuk batal puasa. ”Mokah wae, timbang ribut gitu,” Simak jadi nglulu, sebel kali ya hehe.

Sama seperti kejadiannya waktu itu, aku sama temen-temenku, setelah jama’ah subuh janjian mau jalan-jalan, muter-muter pakai sepeda. Aku tidak memperhitungkan sama sekali kalau habis kegiatan yang menguras keringat itu aku bakalan kehausan bukan main. Sampai kayak dehidrasi deh! Hasilnya, aku pun merengek-rengek sama Simak minta batal puasa. Hehe. Gak malu ih...

Tapi gara-gara itu, aku kapok jalan-jalan pagi. Mending tidur, atau ikut Simak ngaji-tadarus di masjid bareng ibu-ibu. Jadi, kita menyimak bacaan Al-Quran oleh Pak Sachowi *almarhum, Allah rengkuhlah beliau dalam jubah kasih sayang-Mu ya, amiin* dari bakda subuh sampai jam enam. Dilanjutkan shalat dhuha berjamaah, trus pulang. Sehari membaca satu setengah juz. Jadi, sebelum lebaran dah bisa khatam. Cuma aku suka dengat-dengut, ngantuknya bukan main. Jadi, kadang agak malas gitu deh. Kalau tidak karena Bapak *almarhum, Allah manjakan beliau dalam istana kasih sayang-Mu ya, amiin* yang selalu mengingatkan, aku lebih suka ngumpet tidur deh!

Ramadhan di kampungku akan semakin terasa pada malam hari. Karena kebetulan di kampungku ada 2 masjid besar dan 7 mushala yang memakai pengeras suara. Dari azan, pujian, iqamat, seruan tarawih, shalawat, doa, sampai tadarus disebarkan dengan pengeras itu. Mungkin bagi yang tidak biasa akan menganggap sesuatu yang aneh dan mengganggu. Tapi, buat aku justru lantunan itulah yang membantu aku menikmati suasana Ramadhan yang khas di kampungku. Apalagi di kampungku memang ada Pesantren Hafalan Al-Qur’an. Jadi, setiap sore aku juga akan mendengar suara para santri yang menghafalkan Al-Qur’an atau pengajian kitab kuning lewat pengeras itu. Rasanya, duuuh maknyuuus banget. Suasana yang bener-bener membuat aku rindu untuk mudik cepet-cepet.

Setiap bakda tarawih, aku juga ikut tadarus bareng temen-temen. Bergiliran membaca Al-Qur’an lewat pengeras. Waktu itu masih pakai mike yang bunder itu lho hehe. Ditaruh di atas besi penyangga diletakkan di depan meja kecil, tempat kami meletakkan Al-Qur’an yang akan kami baca. Sampai kira-kira tanggal 20-an Ramadhan, siapa yang sudah selesai 30 juz bakal ikut khataman. Atau biasa disebut dengan tutupan. Pada acara tutupan itu, siapa yang bisa khatam, putera-puteri, duduk di tengah-tengah hadirin. Membaca Juz ’Amma bergiliran dari an-Nas sampai adh-Dhuha. Buat aku, cara seperti ini bisa melecut ghirah anak-anak untuk rutin bertadarus. Seneng deh pokoknya kalau bisa ikut khataman gitu.

Sampai ketika sudah kelas 5 SD, pas aku sudah ikut pengajian kitab setiap sore. Sambil menunggu maghrib, aku dan temen-temen belajar sama Pak Barori *almarhum, Allah lapangkan kuburnya dengan kasih sayang-Mu amiin*. Sementara untuk ta’jilan bukanya, kita ada piket membawa teh dan kue untuk dinikmati bersama. Dwueh, pokoknya suasana Ramadhannya berasaaaaa banget.

Sama berasanya kalau pas sahur aku selalu dibangunkan oleh musik tabuhan tutup panci, botol, sama jirigen. Suer! Baguuus banget didengarnya. Bukan suara gedombrengan yang gak karuan gitu. Melainkan suara yang diatur nada dan ketukannya. Kayak drum band gitu deh. Dimainkan kira-kira enam orang, sambil jalan-jalan berkeliling kampung pada jam sahur. Kuno banget ya? Mang nggak ada jem beker atau alarm gitu? Hehe. Maklum ajah, kan namanya di kampung. Tapi justru karena unik itu, aku kangeeeen banget sama musik khas itu. Dan alhamdulillah, puasa dua tahun lalu, aku masih bisa menikmatinya. Nggak tahu apakah tahun ini masih dilestarikan apa nggak. Semoga mudik puasa besok aku masih bisa mendengarkannya.

Dan, Ramadhan akan dipungkasi dengan membayar zakat fitrah. Dulu, aku dan temen-temen selalu bareng-bareng kalau mengeluarkan fitrah. Biasanya dikumpulkan lewat guru ngaji. Serunya pas aku sudah kelas 6 SD, dan aku dah pindah guru ngaji. Aku suka berharap-harap cemas tiap mau zakat. Bukan soal zakatnya sih. Melainkan, siapa yang bertugas menerima zakat. Karena kalau yang bertugas itu putera guru ngajiku, masya Allah... bener-bener deh! Aku bakalan berhenti bernapas saking girangnya! Pasti, dan ini pasti, tanganku bakal dingin gemetar, dan dada berdetak tak beraturan. *hehehe... semoga petugas zakatnya nggak baca postingan ini ya, repot kalau dia CLBK... pletak!*

Yah, inilah bagian kecil dari kenangan Ramadhan di kampungku... yang bisa jadi tidak seindah itu jika aku ber-Ramadhan kembali di kampungku yang sekarang. Maklum, generasi anak-anak di kampungku sekarang sudah lebih modern dan hedonis. Apalagi kebanyakan lulus SD sudah merantau ke Jakarta. Kalau simakan Al-Qur’an bakda subuh sih masih ada, juga lantunan hafalan Al-Qur’an para santri. Cuma pengajian kitab kuning seperti yang dulu diasuh Pak Barori sepertinya tinggal kenangan deh. Suara tadarus di mushala yang terdengar juga bukan suara lucu dan cementeng anak-anak, melainkan para bapak yang pesertanya juga cuma itu-itu saja. Sayang banget yak!

Tapi, memang setiap waktu menyimpan kenangan masing-masing. Dan kenangan Ramadhan pas aku masih di kampung halaman, bener-bener akan jadi kenangan yang tak terlupakan.
Continue reading...

02 October, 2007

18 comments 10/02/2007 12:06:00 PM

Pada Suatu Pagi,
Di Bulan Puasa...

Posted by isma - Filed under


kenalin, aku shinfa, shinfa labieq.
bisa dipanggil shinfa, abiq,
atau abit seperti aku panggil diriku.
aku mau cerita tentang pagi indah ini...
ssst, jangan bilang-bilang ya
kalo aku blm cuci muka abis bobo
palagi mandi n ganti baju hehe.


lagi banyak orang pagi ini.
uti lagi nyapu, budhe lagi sakit gigi hihi..
mbak uwik lagi liatin aku...ye GR...


ayah, bulek teti...
mbak uyung, dan...


ini bulik yuni. minta dipoto,
nyalurin bakat narsis hehe.


mas hilmi juga ada, main sama ayahnya.
aku didorong-dorong suruh foto bareng mas hilmi.
aku emoh, kan malu... hihi.


tapi, aku mau juga akhirnya.
risiko jadi seleb ya gini, *halah!*
eh, nih aku mbil maem donat lho
aku kalo ditanya, "puasa nggak, abiq?"
aku jawabnya, "aku puasa manuk."
jadi kalo pagi cari makan hehe...
kata pakdhe gentung gitu...


abis foto, aku main bola sama mas hilmi.
aku pinter nendang lho,
soalnya aku biasa liat bola di tv
kalo gol, aku suka teriak, "dooool!"


eh, ternyata bolanya ada dua.
warna putih sama ijo yang kecil itu lho.
kita nendangnya gantian, sakkarep.
yah, namanya juga cah ngawur..eh salah
cah cilik gitu loh! hehe.


dan, mungkin karena dah capek
mas hilmi brenti main bola deh
ya udah. aku iya-iya ajah.
lagian aku juga dah capek.
wis dulu ya ceritanya...
sampe jumpa lagi di ceritaku berikutnya.
bye... ummmuah!
Continue reading...

01 October, 2007

15 comments 10/01/2007 12:00:00 AM

BukBer...Bukber...

Posted by isma - Filed under


Salah satu kegiatan khas bulan Ramadhan adalah BukBer alias Buka Bersama. Cuma karena aku bukan pejabat, alah! Jadi tidak perlu dikait-kaitkan sama urusan konsolidasi ataw kemungkinan koalisi untuk Pemilu taon depan… hehe ngawur! Buka Bersama yang ini murni buka bersama untuk mempererat ikatan persaudaraan dan tali silaturrahmi…













Pertama, bukber bareng temen-temen satu ruangan megawe. Tempatnya di Numani Resto Jln. Parangtritis, km berapa aku gak tahu. Pokoknya dari perempatan ringrud lurus aja, mpe melewati kampus ISI Yogya. Posisinya di sebelah kiri jalan. Menunya spesial ikan-ikanan, meskipun ada juga menu sop buntut *buntut ikan kali ya hehe…*

Menunya lumayan *ngenyangin mpe teler bo'!*, tempatnya juga ijo royo-royo, asriii banget. Direkomendasikanlah! Apalagi kalau acara makan-makannya dibiayai sponsor, kayak kita kemarin *special thanks deh buat ainur!* Meskipun, pas pulangnya aku harus berjuang keras… menempuh gelapnya malam… membelah ramainya lalin kendaraan… maklum, rumahku kan ndeso hehe.

Yang kedua, bukber dalam rangka arisan. Bertempat di Popeyes depan stasiun Tugu. Lokasinya strategis dan mudah ditemukan. Buktinya aku yang belum pernah sekali pun ke tempat itu, langsung klik, nggak pake nyasar. Ini rekomendasinya si pemegang sampur. Cuma karena Lulu, Nana, Ndah, Anna, berhalangan hadir, ditambah Hilda yang ketinggalan info hehe, yang bisa datang cuma aku, Unai, Wiedy, Diana, Fa, Isna, dan new member *alah!* Istantina, bunda penyiar kita.

thanks buat sponsor bajunya... ummuah!

Tapi, tetep. Seru! Karena ada pasukan kolak, es kelamud, peyek belut, muffin kotak, gorengan, lutis buah... Shinfa yang 'jago kandang'*yang kata Fa, kok lebih seru cerita blognya hehe*, bisa terpesona gitu ngelihatin kereta lewat, bisa jingkrak-jingkrak di play ground-nya Pepeyes, juga bisa latihan berakrab-akrab sama adik kecil, Keyna. Maksudnya kalo dah punya ndiri, nggak kaget ya Shin…

Seru lagi, si pakar web and html bisa ikutan. Arisan pun jadi ajang tanya jawab gitu deh. Aku sih cuma jadi pendengar setia. Abis gelap! kalao soal begituan. Dan, kayaknya kalau bulan depan diperdalam dalam kursus singkat, boleh juga tuh. Ayo-ayo, sapa mau ikutan hehe. Bunda Ical nih yang keluar sebagai penerima sampur arisan bulan depan. Sekalian On-Air juga mau kok kita hehe… *ngarep!*

hai dik keyna..


Jadi, apakah arisan bulan depan jadi on air apa enggak? *gubrak!* Tunggu aja ya cerita arisan berikutnya...xixixi.
Continue reading...