25 October, 2005

0 comments 10/25/2005 12:29:00 PM

Nah Shinfa...

Posted by isma - Filed under


Aku Alina, Alina Zada. Merasa cinta, dan masih menyimpan cinta padamu, Gus. Ini kusadari ketika malam itu aku terjaga. Kilasan cerita masih terputar dalam memoriku. Kita bertemu, entah di mana. Kamu banyak bicara, entah tentang apa. Aku mengamatimu, entah dari mana. Yang pasti kuingat, ada sepasang kaca melingkari dua matamu. Dan, ada cincin melingkar di jari manismu, seperti yang juga melingkar di jariku.

Aku Alina, Alina Zada. Merasa rindu, dan masih merindu padamu, Gus. Apalagi ketika tak sengaja kubuka-buka agenda kerjamu, benar? (Maaf jika aku salah menyebutkannya, dan lancang telah membukanya). Aku jadi tersadar. Tidak hanya aku, kamu pun masih menyimpan cinta dan masih merindu padaku.

Aku Alina, Alina Zada. Jelas aku baca cinta itu, juga rindu itu dari goresanmu, Gus. Menyisakan percikan-percikan kecil di hatiku akan bayangmu. Menyentak-nyentak pikirku untuk bertanya, apakah ini? Menggerak-gerakkan mataku untuk mencari-cari sosokmu. Sementara aku telah kehilangan, dan kamu, Gus, juga telah menghilang.

Aku Alina, Alina Zada. Tertunduk, dan harus mengakui cinta dan masih menyimpan cinta padamu, Gus. Karena masih ada mimpi. Tentangmu. Semalam.

Nah Shinfa, kamu bisa melanjutkan ide cerita ini kan? ;))
Continue reading...

21 October, 2005

0 comments 10/21/2005 11:47:00 AM

Soal Nyeplos ...

Posted by isma - Filed under


“Ben ngerti njobo, ora neng kamar terus!”
Hegh! Sorry, itu kalimat buat siapa ya? Buat aku atau buat Shinfa? Trus, maksudnya apa ya? Entahlah. Kalau ini bagian dari sebuah cerita. Aku akan menuliskannya begini:

Kata-kata itu kudengar begitu menusuk ulu hatiku. Sambil berlalu dari hadapku, ia masuk ke kamar, mengambil kain batik untuk menggendong anakku. Aku melongo. Merasakan sisa perih kiriman telingaku. Singkat. Cepat. Tandas. Meski aku nggak tahu apa motif di balik kata-kata itu. Cukuplah membuat hatiku kembali tercabik, dan berujar, “Tidak tahukah, kalau kata-kata itu membuat aku sakit?”

Yah, paling tidak aku jadi tahu, untuk "nyeplos" memang perlu keahlian, biar tidak membuat pendengarnya tersinggung. Termasuk penampilan waktu nyeplos. Misalnya jika dengan muka bersengut, mata tajam, dan intonasi yang tinggi, wajar kalau pendengar selalu saja, dan selalu saja menanggapinya sebagai sebuah ekspresi kemarahan. Atau, protes.

Nah, kalau sudah begini, bagaimana tidak malah membuat aku jadi seperti momok yang pantes untuk ditakuti? Bagaimana bisa aku terlihat tulus dan penuh kasih sayang pada orang yang aku ceplosi?

Shinfa, jagain ibu ya, biar ndak gampang nyeplos yang nyakitin...seperti mendengar ceplosan yang itu...
Continue reading...

20 October, 2005

0 comments 10/20/2005 12:04:00 PM

Jurus ASI ...

Posted by isma - Filed under


Shinfa, malam itu kamu nangis. Entah karena apa. Bisa jadi karena habis mimpi, telat mimik... tapi adatnya setelah mimik asi kamu lambat laun akan kembali terlelap. Itu yang ibu hafal dari kamu.

Tapi, tiba-tiba ada yang menggedor pintu kamar hanya untuk menegaskan kalo malam itu kamu nangis gara-gara lapar! dan harus dikasih makan!

Ibu diam saja, sayang. Sampai semua nyerah, karena kamu tidak juga bisa terlelap. Ibu bawa kamu ke kamar dan ibu susui. See... beberapa menit kemudian terbukti kamu diam terlelap dalam buai air susu ibu. :P
Continue reading...